Nama : Aagus Muharam
Kelas : 4E
NIM : 2119090009
Prodi : biologi
Uts : Seminar Pendidikan biologi
JAWABAN
1.
a. PENGARUH SUHU TERHADAP
WAKTU PENETASAN TELUR AYAM
b. PENERAPAN METODE PROBLEM POSSING DENGAN
TEKNIK BERKELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI POKOK
BAHASAN SISTEM PEREDARAN DARAH SISWA KELAS XI MA
c.PENGARUH METODE PENUGASAN TIPE SCRAMBLE PADA SUB KONSEP SISTEM EKSRESI PADA MANUSIA TERHADAP PENINGKATAN
HASIL BELAJAR SISWA
2. a. PENGARUH SUHU TERHADAP (variabel bebas)
WAKTU PENETASAN TELUR AYAM (variabel terikat)
HASIL BELAJAR BIOLOGI POKOK BAHASAN SISTEM PEREDARAN DARAH SISWA KELAS
XI MA (variabel terikat)
c. Variabel Terikat (Y)
Yang Menjadi Variabel Terikat Dalam Penelitian Ini Adalah Hasil Belajar.
Variabel Bebas (X)
Yang Menjadi Variabel Bebas Dalam Penelitian Ini Adalah Metode Penugasan
Tipe Scramble.
PENGARUH METODE PENUGASAN TIPE SCRAMBLE PADA SUB KONSEP SISTEM EKSRESI
PADA MANUSIA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII C SMP Negeri 1Kawali)
A.
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting
dalam hidup dan kehidupan. Oleh sebab itu pendidikan sangat berpengaruh dalam
menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan
wahana dalam meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM).
Pendidikan di Indonesia sejauh ini masih didominasi oleh pandangan bahwa
pengetahuan merupakan perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih
berfokus pada guru sebagai sumber pengetahuan (teacher centered), ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar
yang berakibat kurangnya pengalaman belajar siswa selama proses kegiatan
belajar mengajar, pembelajaran menjadi sesuatu yang bersifat rutinitas sehingga
cenderung monoton.
Di sisi lain berdasarkan hasil evaluasi dengan
kurikulum 1994 yang berbasis kompetensi (Karim, 2000), diketahui bahwa siswa
belum mencapai kemampuan optimalnya. Siswa hanya tahu banyak fakta tetapi
kurang mampu memanfaatkannya secara efektif. sementara itu pemerintah dan
masyarakat berharap agar lulusan dapat menjadi pemimpin, manajer, innovator
yang efektif yang mampu beradaptasi dengan perubahan. Menurut pendapat Anderson (dalam Lie,
Anita, 2002: 5) “siswa membangun pengetahuan secara aktif. Belajar adalah suatu
kegiatan yang dilakukan siswa, bukan sesuatu yang dilakukan terhadap siswa.”
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi
Biologi kelas VIII SMP Negeri 2 Langkaplancar, bahwa hasil belajar siswa pada
sub konsep sistem eksresi pada manusia menunjukkan hasil belajar yang kurang
memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata skornya 60 sedangkan kriteria
ketuntasan minimal (KKM) 64. Hal ini dikarenakan materi sub konsep eksresi pada
manusia sulit dipahami oleh siswa serta dikarenakan penggunaan metode pengajaran
yang kurang sesuai dalam penyampaian informasinya.
Oleh karena itu guru harus mengupayakan dengan
berbagai cara agar proses belajar mengajar dapat diterima siswa dengan baik.
penggunaan model pembelajaran kooperatif merupakan satu upaya untuk memperlancar
perbaikan proses belajar mengajar. Model pembelajaran yang dibutuhkan dalam
pembelajaran harus tepat sesuai dengan karakteristik pembelajarannya.
Berdasarkan uraian di atas, maka beberapa masalah yang
dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :
1)
Apakah keterbatasan kemampuan guru dapat
mempengaruhi hasil belajar?
2)
Apakah motivasi dan kesiapan siswa dalam
menerima pelajaran mempengaruhi hasil belajar?
3)
Apakah peningkatan hasil belajar Biologi di SMP
Negeri 1 Kawali dapat diupayakan melaui perbaikan metode, strategi, teknik
pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar?
4)
Apakah sarana dan prasarana yang menunjang akan
mempengaruhi hasil belajar?
Karena keterbatasan yang dimiliki oleh penulis, maka penulis memberikan
batasan masalah sebagai berikut :
1)
Penelitian dilakukan di kelas VIII C SMP Negeri
2 Langkaplancar.
2)
Hasil belajar diperoleh dari tes ulangan harian
mata pelajaran Biologi pada sub konsep sistem eksresi pada manusia.
3)
Metode yang digunakan dalam pembelajaran Biologi
adalah metode penugasan scramble.
4)
Pengukuran hasil belajar diambil dari tes tulis
dengan bentuk soal pilihan ganda yang diukur dari ranah kognitif saja dan
dibatasi hanya pada jenjang pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan aplikasi
(C3).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik
untuk mengadakan penelitian dengan judul “Upaya
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Penugasan Tipe Scramble pada Sub
Konsep Sistem Eksresi pada Manusia (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII C
SMP Negeri 1 Kawali)”
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
Apakah metode
penugasan tipe scramble dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa pada sub konsep sistem eksresi pada manusia di
kelas VIII C SMP Negeri 1 Kawali?
C. Kerangka Berfikir
Metode penugasan adalah cara penyajian bahan pelajaran
dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar
mengajar. Metode penugasan tipe scramble merupakan
metode pembelajaran dimana guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan
soal yang diacak susunan hurufnya. Metode pembelajaran ini bertujuan untuk
merangsang siswa agar lebih kreatif dalam mencari informasi tentang konsep
Biologi serta mengembangkan kemandirian siswa dan menuntut siswa
bertanggungjawab dengan tugas yang dikerjakannya.
Berdasarkan uraian teori di atas, maka diduga
“Penerapan metode penugasan tope Scramble
pada sub konsep sistem eksresi pada manusia dapat meningkatkan hasil belajar
siswa”
D. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
“Penerapan metode penugasan tipe scramble
pada sub konsep sistem eksresi pada manusia dapat meningkatkan hasil belajar
siswa”
E.
Metode
Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), karena mengacu pada pelaksanaan kegiatan guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran sebagai upaya meningkatkan hasil dari
proses belajar mengajar. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Surahman, Endang
(2005: 2), penelitian yang dilakukan oleh guru sebaiknya berupa tindakan
perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran saat ini dan di kelasnya sendiri,
“kini dan disini” peningkatan itu terjadi secara terus menerus dan
berkesinambungan karena tuntutan kebutuhan “dari dalam” diri guru itu sendiri
bukan diinstruksikan dari luar. Metode penelitian yang terdapat dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah metode deskriptif. Metode ini digunakan
karena berusaha menggambarkan permasalahan yang terjadi pada saat penelitian
dilaksanakan.
Sukardi (2003: 210) mengemukakan beberapa keunggulan
dari penelitian tindakan, yaitu (1) mereka tidak harus meninggalkan tempat
kerjanya, (2) mereka dapat merasakan hasil dari tindakan yang telah
direncanakan, (3) bila treatment (perlakuan)
dilakukan pada responden, maka responden dapat merasakan hasil treatment (perlakuan) dari penelitian
tindakan tersebut.
F.
Instrumen
Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan
kelas ini adalah sebagai berikut:
1.
Tes Objektif Bentuk Pilihan Ganda
Aspek yang diukur hanya domain kognitif dan dibatasi
hanya pada jenjang pengetahuan (C1), pemahaman (C2) dan penerapan (C3).
Tabel 1
Kisi-kisi Pre-test dan Post-test Hasil Belajar Siswa
Sistem Eksresi pada Manusia
Materi
|
Aspek
|
S
|
||
C1
|
C2
|
C3
|
||
Siklus I
|
|
|
|
|
Eksresi pada manusia
|
1
|
|
|
1
|
Ginjal
|
4,5,13
|
2,3,10,11
|
8,9,14,15
|
11
|
Paru-paru
|
6.7
|
12
|
|
4
|
Jumlah
|
6
|
5
|
4
|
15
|
Siklus II
|
|
|
|
|
Eksresi pada manusia
|
1
|
|
|
1
|
Kulit
|
2,4,9
|
8,10,15
|
6,7,12
|
9
|
Hati
|
3,5
|
11,13
|
14
|
5
|
Jumlah
|
6
|
5
|
4
|
15
|
Untuk mempermudah dalam mengukur peningkatan hasil
belajar siswa, maka dirancang suatu instrumen yang dapat mengumpulkan data
secara tepat dan akurat. Dalam hal ini peneliti menggambarkan instrumen tes
berupa pilihan.
2.
Lembar Observasi
Instrumen non tes ini berupa lembar observasi untuk mengetahui kegiatan
belajar siswa dari siklus ke siklus berikutnya. Selain kegiatan siswa, kegiatan
guru juga diobservasi guna melihat gambaran mengajar guru ke siklus berikutnya.
Tabel 2.
Pedoman Observasi kepada Guru
No.
|
Indikator
|
Komentar
|
1.
|
Menyiapkan
ruang, alat bantu belajar, dan sumber belajar
|
|
2.
|
Memulai
pembelajaran
|
|
3.
|
Melaksanakan
jenis kegiatan sesuai dengan tujuan siswa, situasi, dan lingkungan
|
|
4.
|
Menggunakan
alat bantu (media) pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, siswa, situasi,
dan lingkungan
|
|
5.
|
Melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan urutan yang logis
|
|
6.
|
Melaksanakan
kegiatan pembelajaran secara individual, kelompok, atau klasikal
|
|
7.
|
Mengelola
waktu pembelajaran secara efisien
|
|
8.
|
Memberi
petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pembelajaran
|
|
9.
|
Menangani
pertanyaan dan respon siswa
|
|
10.
|
Memicu dan
memelihara keterlibatan siswa
|
|
11.
|
Memantapkan
penguasaan materi pembelajaran
|
|
3.
Wawancara
Wawancara
dilakukan terhadap siswa secara terbuka untuk mengetahui respon atau tanggapan
siswa mengenai proses belajar mengajar dengan metode penugasan tipe scramble.
No.
|
Indikator
|
1.
|
Konsepsi sub
konsep sistem eksresi pada manusia
|
2.
|
Daya tangkap
mengenai sub konsep eksresi pada manusia dengan menggunakan metode penugasan
tipe scramble.
|
3.
|
Kekurangan
dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode penugasan tipe scramble.
|
4.
|
Kelebihan
dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode penugasan tipe scramble.
|
G.
Disain
Penelitian
Disain pelaksanaan penelitian ini adalah (1)
perencanaan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi; (4) refleksi dalam setiap
siklus. (Depdiknas, 2003).
Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari 2 siklus,
setiap siklus disesuaikan dengan perubahan yang diinginkan.
a.
Perencanaan
Berdasarkan pada pengalaman, pengamatan, dan
identifikasi masalah yang dilakukan, pada tahap ini peneliti memilih metode
pembelajaran yang dianggap cocok untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil
belajar pada konsep Sistem eksresi pada manusia.
b.
Tindakan
Tahapan ini merupakan implementasi (pelaksanaan) dari
tahap perencanaan yang telah disusun sebagai upaya meningkatkan hasil belajar
pada konsep Sistem eksresi pada manusia. Langkah-langkah yang dilakukan selama
tahap ini peneliti melibatkan orang lain dalam hal ini rekan sejawat sebagai
observer guna membantu mempertajam refleksi dan evaluasi.
|
c.
Observasi
Kegiatan tahap observasi dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan tahap tindakan yang dilakukan oleh observer. Data yang dikumpulkan
pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tahap perencanaan dan tindakan yang
telah disusun dengan maksud untuk mengetahui apakah pelaksanaan proses yang
telah disusun tersebut sudah tercapai atau belum pada sasaran atau tujuan.
d.
Refleksi
Hasil yang diperoleh dalam tahap observasi dikumpulkan
dan dianalisis berdasarkan hasil analisis tersebut peneliti dapat melihat
hasilnya dan menyimpulkan apakah tujuan sudah tercapai atau belum. Jika tujuan
belum tercapai, maka berdasarkan hasil tersebut peneliti kemudian merefleksikan
dengan cara menyusun kembali perencanaan untuk perbaikan selanjutnya yang
dilaksanakan pada siklus berikutnya.
H.
Teknik
Analisis Data
Setelah data-data yang diperoleh, maka selanjutnya
dilakukan analisis data untuk mengetahui keberhasilan penelitian. Adapun teknik
analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
rata-rata menggunakan rumus:
= ∑X
N
Keterangan:
= rata-rata (mean)
∑X = jumlah seluruh skor
N =
banyaknya subjek
Uji hepotesis:
1.
Pengujian
hipotesis
Sebelum pengujian hipotesis harus dicari dulu
nilai z dengan menggunakan rumus:
Keterangan :
x = banyak data yang termasuk kategori hipotesa
n = banyak data
p = proporsi pada hipotesa
Catatan :
1.
Jika
nilai z ≤ -z0,49 maka hipotesis ditolak.
2.
Jika
nilai z > -z0,49 maka hipotesis diterima.
0 komentar:
Posting Komentar