Proposal Skripsi: Pengaruh Cara Belajar
|
JUDUL:
Pengaruh Cara Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Kelas 1 Jurusan Administrasi Perkantoran Pada Mata Diklat Melakukan Prosedur
Administrasi Di SMK PGRI 2 Malang Tahun Pelajaran 2005/2006
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis
dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan
cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemerintah merumuskan dalam Undang-Undang
Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
menjelaskan bahwa pendidikan dilakukan agar mendapatkan tujuan yang
diharapkan bersama yaitu:
“Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab” (Pasal 3 UU RI No 20/ 2003).
Jadi jelaslah pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja
agar anak didik memiliki sikap dan kepribadian yang baik, sehingga penerapan
pendidikan harus diselengggarakan sesuai dengan Sistem Pendidikan Nasional
berdasarkan UU No 20/ 2003. Menurut UU RI No 20/ 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional jenis dari pendidikan menengah salah satunya adalah sekolah
menengah kejuruan (SMK). Penjelasan pasal 15 menjelaskan bahwa “ Pendidikan
kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta diklat
terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu”.
Pemberlakuan
kurikulum 2004 dilaksanakan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan pada
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan upaya antisipatif untuk mencegah
kesenjangan antara hasil pendidikan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat yang
akan selalu berkembang.
Kesenjangan antara hasil pendidikan kejuruan dengan
tuntutan kebutuhan masyarakat terlihat dari tingkat pengetahuan dan
penguasaan ketrampilan lulusan SMK yang masih belum sepadan dengan tuntutan
dunia kerja, serta belum sesuainya bidang keahlian mereka dengan
bidang-bidang pekerjaan yang dibutuhkan dunia kerja. Masalah tersebut menjadi
sebab meningkatnya jumlah lulusan SMK yang mengganggur dan mengalami
kesulitan mendapatkan pekerjaan sesuai dengan ijasah kejuruannya.
Sejalan dengan pemberlakuan kurikulum SMK edisi 2004
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan kejuruan, masalah yang harus
mendapat perhatian adalah masalah cara belajar siswa. Mengingat keberhasilan
pencapaian tujuan belajar tidak hanya semata-mata ditentukan faktor kurikulum
melainkan factor cara belajar yang juga sangat menentukan berhasil
tidaknya kegiatan pendidikan. Thabrany(1993) mengemukakan bahwa cara belajar
merupakan faktor kunci yang menentukan berhasil tidaknya belajar. Hal ini
sangat penting mengingat siswa SMK disiapkan sebagai tenaga kerja terampil
guna memasuki dunia kerja. Dalam hal ini agar tujuan tersebut tercapai maka
tingkat penguasaan dan keterampilan serta bidang keahlian lulusan SMK harus
sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia kerja.
Cara belajar merupakan suatu cara bagaimana siswa melaksanakan kegiatan
belajar misalnya bagaimana mereka mempersiapkan belajar, mengikuti pelajaran,
aktivitas belajar mandiri yang dilakukan, pola belajar mereka, cara mengikuti
ujian. Kualitas cara belajar akan menentukan kualitas hasil belajar yang
diperoleh. Cara belajar yang baik akan menyebabkan berhasilnya belajar,
sebaliknya cara belajar yang buruk akan menyebabkan kurang berhasil atau
gagalnya belajar [The Liang Gie (1984)].
Masalah cara belajar dewasa ini perlu mendapat
perhatian karena kualitas cara belajar siswa SMK cukup memprihatinkan. Dari
hasil pengamatan dan wawancara peneliti kepada siswa SMK PGRI 2 Malang
khususnya kelas 1 Jurusan Administrasi Perkantoran umumnya mereka kurang
memiliki kemauan bekerja keras untuk meraih keberhasilan/ prestasi
belajar. Mereka umumnya hanya belajar saat menghadapi ujian, jarang
sekali melakukan studi atau belajar secara rutin. Sukir (1995) mengemukan
bahwa masih cukup banyak siswa yang mempunyai cara belajar kurang baik
seperti belajar dengan waktu yang tidak teratur (tidak memiliki jadwal),
belajar sambil menontonTV atau mendengarkan radio, melakukan belajar dengan
berpindah-pindah, sering terlambat masuk sekolah, dan hanya belajar pada
waktu menghadapi ujian saja.
Buruknya cara belajar merupakan salah satu faktor
penyebab rendahnya hasil belajar sehingga menyebabkan menurunnya mutu
pendidikan. Slameto (2002) mengemukakan bahwa faktor cara belajar yang buruk
merupakan penyebab masih cukup banyaknya siswa yang sebenarnya pandai tetapi
hanya meraih prestasi yang tidak lebih baik dari siswa yang sebenarnya kurang
pandai tetapi mampu meraih prestasi yang tinggi karena mempunyai cara belajar
yang baik.
Aspek lain yang perlu mendapat perhatian berkaitan
dengan cara belajara siswa adalah karakteristik mata diklat yang dipelajari.
Setiap mata diklat memiliki sifat maupun ciri khusus yang berbeda dengan mata
diklat lainnya. Menurut Winkel (1996: 245) dilihat dari segi sasaran belajar
karakteristik mata diklat dibedakan menjadi 1) Menuntut kemampuan
pengetahuan, 2) Mengutamakan aspek sikap,
3) Mengutamakan aspek ketrampilan.
Dari
hasil observasi awal di SMK PGRI 2 Malang saat penulis menjalani Program
Praktek Lapangan (PPL) diperoleh data bahwa sebagian siswa mengalami
kesulitan dalam menerima dan mempelajari materi pelajaran Melakukan Prosedur
Administrasi. Kesulitan yang dihadapi siswa dalam materi tersebut mungkin
disebabkan oleh cara belajar yang kurang sesuai. Dimana pada akhirnya masalah
ini berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa dilihat dari nilai
Ulangan Harian siswa.
Cara
belajar bukanlah satu-satunya variabel yang berhubungan dengan prestasi
belajar yang dicapai oleh siswa. Masih banyak variabel lain yang mempengaruhi
antara lain motivasi dan minat belajar, lingkungan, sarana, prasarana, guru,
dan lain sebagainya. Jadi dalam penelitian ini hanya meneliti tentang cara
belajar siswa, sehubungan dengan masih rendahnya prestasi belajar yang
dicapai oleh siswa.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan
diatas maka penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Cara
Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas 1 Jurusan Administrasi
Perkantoran Pada Mata Diklat Melakukan Prosedur Administrasi Di SMK PGRI 2
Malang Tahun Pelajaran 2005/2006”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
dijelaskan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana
pola-pola cara belajar siswa kelas 1 dalam mempelajari mata diklat Melakukan
Prosedur Administrasi di SMK PGRI 2 Malang ?
2. Bagaimana
prestasi belajar siswa kelas 1 pada mata diklat Melakukan Prosedur
Administrasi di SMK PGRI 2 Malang ?
3. Adakah
pengaruh cara belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa kelas 1 pada mata
diklat Melakukan Prosedur Administrasi di SMK PGRI 2 Malang ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui
tujuan dari penelitian yaitu:
1. Mengetahui
tentang pola-pola cara belajar siswa kelas 1 dalam mempelajari mata diklat
Melakukan Prosedur Administrasi di SMK PGRI 2 Malang.
2. Mengetahui prestasi
belajar siswa kelas 1 pada mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi di SMK
PGRI 2 Malang.
3. Mengetahui
pengaruh cara belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa kelas 1 pada mata
diklat Melakukan Prosedur Administrasi di SMK PGRI 2 Malang.
D. Hipotesis Penelitian
Menurut PPKI (2000: 12) “hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis
diangggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya”. Sehubungan
dengan permasalahan penelitian ini yaitu mengenai ada tidaknya pengaruh
cara belajar terhadap prestasi belajar siswa
kelas 1 pada mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi SMK PGRI 2
Malang Tahun Pelajaran 2005/2006 hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah:
Ha :
Ada pengaruh yang signifikan antara cara belajar terhadap prestasi belajar
siswa kelas 1 pada mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi di SMK PGRI
2 Malang Tahun Pelajaran 2005/ 2006.
Ho :
Tidak ada pengaruh yang signifikan antara cara belajar terhadap prestasi
belajar siswa kelas 1 pada mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi di SMK
PGRI 2 Malang Tahun Pelajaran 2005/ 2006.
Hipotesis yang diajukan selanjutnya akan diuji
kebenarannya dengan bantuan statistik dengan data-data yang terkumpul.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Bagi
Universitas Negeri Malang.
Dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan untuk
penelitian selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan
pengetahuan tentang prestasi belajar yang ada hubungannya dengan cara
belajar yang dimiliki siswa.
2. Bagi Sekolah
Menengah Kejuruan PGRI 2
Dengan mengetahui pengaruh cara belajar terhadap
prestasi belajar maka diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan
dalam rangka pembinaan dan pengembangan sekolah yang bersangkutan.
3. Bagi Guru
Sebagai masukan dalam mengelola dan meningkatkan
strategi belajar mengajar serta mutu pengajaran. Dengan mengetahui pola-pola
cara belajar siswa maka guru dapat menyesuaikan proses belajar mengajar yang
diciptakan.
4. Bagi Siswa
Dengan mengetahui pengaruh cara belajar terhadap
prestasi belajar maka diharapkan dapat dipakai sebagai bahan
pertimbangan untuk menyesuaikan cara belajar sehingga dapat diperoleh
prestasi yang memuaskan.
5. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dengan
terjun langsung ke lapangan dan memberikan pengalaman belajar yang
menumbuhkan kemampuan dan ketrampilan meneliti serta pengetahuan yang lebih mendalam
terutama pada bidang yang dikaji.
F. Asumsi Penelitian
Menurut PPKI (2000: 13) “asumsi penelitian
adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan
berfikir dan dalam melakukan penelitian”.
Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan beberapa asumsi dasar
sebagai berikut:
1. Perbedaan
tingkat intelegensi dianggap tidak mempunyai pengaruh yang berarti.
2. Masing-masing
siswa belajar menurut caranya sendiri.
3. Semua siswa
memperoleh fasilitas dan kesempatan yang sama dalam menerima pelajaran mata
diklat Melakukan Prosedur Administrasi.
4. Sekolah telah
melaksanakan evaluasi belajar secara benar sehingga nilai-nilai hasil belajar
siswa pada mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi yang tercantum didalam
buku raport semester gasal merupakan pencerminan prestasi belajar siswa yang
sesungguhnya.
G. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
1. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup ini meliputi cara belajar dan prestasi
belajar mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi. Populasi dalam
penelitian ini yaitu semua siswa kelas 1 Jurusan Administrasi Perkantoran SMK
PGRI 2 Malang. Penjabaran variabel, sub variabel dan indikator pada tabel 1.
2. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian di SMK PGRI 2 Malang ini peneliti
hanya membatasi pada hal-hal tertentu saja yaitu:
1. Penelitian
ini hanya menggunakan sampel siswa kelas 1 jurusan Administrasi Perkantoran
di SMK PGRI 2 Malang tahun pelajaran 2005/2006.
2. Prestasi
belajar siswa pada mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah nilai raport semester gasal 2005/2006.
H. Definisi Operasional
Untuk menghindari persepsi dan kesamaan konsep dalam
mengartikan istilah maka perlu ditegaskan beberapa istilah sebagai berikut:
1. Pengaruh
adalah hubungan sebab-akibat yang ditimbulkan oleh dua variabel (variabel
bebas dan variabel terikat).
2. Cara belajar
siswa adalah cara atau strategi siswa dalam usahanya mencapai prestasi
belajar yang diharapkannya. Pada penelitian ini penulis membagi cara belajar
menjadi 5 yaitu persiapan belajar, cara mengikuti pelajaran, aktifitas
belajar, pola belajar dan cara mengikuti ujian.
3. Belajar
merupakan suatu proses usaha yang dilakukan sesorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya
4. Prestasi
belajar adalah hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk
simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah
dicapai oleh siswa dalam periode tertentu. Dalam hal ini prestasi belajar
siswa diukur berdasarkan nilai raport siswa kelas 1 jurusan Adminstrasi
Perkantoran semester gasal tahun pelajaran 2005/ 2006 dengan alasan data
mudah didapat serta obyek yang akan diteliti masih berada di sekolah tersebut
sehingga dapat mengisis angket yang disebarkan.
KAJIAN PUSTAKA
A. Temuan Penelitian yang Relevan
Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan
dengan dua penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Muhyono(2001)
dalam penelitiannya yang berjudul ” Hubungan Minat dan Cara Belajar Fisika
dengan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas 1 Cawu 2 SMU N 6 Malang Tahun
Pelajaran 2000/ 2001” dan Kholifah (2003) dalam penelitiaannya yang
berjudul ” Pengaruh Cara dan Kebiasaan Belajar terhadap Prestasi Belajar
siswa mata pelajaran Akuntansi di Madrasah Aliyah Al-Azhar Pasuruan ”.
Persamaan tersebut terdapat pada pengkajian topik yang sama tentang cara
belajar siswa terhadap prestasi belajar, metode pengumpulan datanya dengan
instrument angket dan dokumentasi , jenis penelitian ex post facto,
dalam teknik analisis datanya menggunakan analisis deskriptif korelasional.
Sedangkan perbedaannya terletak pada dua penelitiannya sebelumnya tidak hanya
meneliti cara belajar tetapi juga minat dan kebiasaan belajar, selain itu
lokasi penelitian, bidang studi, subyek serta hasil penelitian yang
disesuaikan dengan judul yang dibahas. Untuk lebih jelasnya persamaan dan
perbedaan penelitian ini dengan dua penelitian tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 2. Persamaan dan perbedaan penelitian dengan
dua penelitian yang relevan
(Sumber: Peneliti, 2005)
B. Pengertian Belajar
Belajar menurut Slameto (2003:2) secara psikologis
adalah”Suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya atau belajar
ialah suatu proses usaha yang dilakukan sesorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Skinner dalam Dimyati(2002:9) menyatakan “belajar
adalah suatu perilaku pada saat orang belajar maka responnya menjadi lebih
baik”. Sehingga dengan belajar maka orang akan mengalami perubahan tingkah
laku.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa belajar merupakan suatu proses dimana didalamnya terjadi suatu
interaksi antara seseorang (siswa) dengan lingkungannya yang mengakibatkan
adanya perubahan tingkah laku yang akan memberikan suatu pengalaman baik
bersifat kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik
(keterampilan).
C. Cara belajar
1. Pengertian
Cara Belajar
Cara belajar pada dasarnya merupakan satu cara atau
strategi belajar yang diterapkan siswa, hal ini sesuai dengan pendapat The
Liang Gie (1987:48) yang mengemukakan bahwa ”cara belajar adalah rangkaian kegiatan
yang dilaksanakan dalam usaha belajarnya”. Hamalik (1983: 38) secara lebih
jelas mengemukakan bahwa “cara belajar adalah kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan sesuai dengan situasi belajarnya, misalnya kegiatan-kegiatan
dalam mengikuti pelajaran, menghadapi ulangan/ ujian dan sebagainya”.
Dari pendapat-pendapat diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa cara belajar siswa adalah kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan siswa pada situasi belajar tertentu, kegiatan-kegiatan tersebut
merupakan pencerminan usaha belajar yang dilakukannya.
2. Aspek-aspek
Cara Belajar
Aspek-aspek yang diteliti dalam cara belajar
menurut Thabarany (1994: 43) adalah:
(1) Persiapan belajar Siswa
Pada
hakekatnya setiap pekerjaan yang akan dilakukan harus dipersiap
kan terlebih dahulu.Dengan persiapan sebaik-baiknya maka
kegiatan/pekerjaan akan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga akan
memperoleh keberhasilan. Demikian pula halnya dengan belajar, beberapa
persiapan yang perlu dilakukan dalam belajar menurut Thabrany (1994:49)
adalah:
a.
Persiapan
mental
Persiapan mental yang dimaksud adalah bahwa tekad
untuk belajar benar-benar sudah siap. Menurut Gie (1987:58) “persiapan mental
merupakan upaya menumbuhkan sikap mental yang diperlukan dalam belajar”.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa persiapan mental yang perlu dilakukan adalah:
b. Persiapan
sarana
Thabrany (1994: 48) mengemukakan”sarana
yang dibutuhkan dalam belajar yaitu ruang belajar dan perlengkapan belajar”
1. Ruang Belajar
Menurut Thabrany (1994: 48) “ Ruang
belajar mempunyai peranan yang cukup besar dalam menentukan hasil belajar
seseorang”. Persyaratan yang diperlukan untuk ruang belajar adalah: bebas
dari gangguan, sirkulasi dan suhu udara yang baik, penerangan yang memadai.
2. Perlengkapan belajar
Thabrany
(1994:53) menjelaskan “ perlengkapan belajar yang perlu disiapkan dalam
belajar adalah:
a. Perabot
belajar seperti meja, kursi, dan rak buku
b. Buku
pelajaran
c. Buku catatan
d. Alat-alat
tulis
(2) Cara mengikuti pelajaran
Langkah-langkah dalam mengikuti pelajaran yang perlu
dilakukan adalah melakukan persiapan-persiapan dengan mempelajari
materi-materi yang akan dibahas dan meninjau kembali materi sebelumnya,
bersikap afektif selama kegiatan belajar sampai KBM berakhir. Menurut Hamalik
(1983:50) langkah-langkah/cara mengikuti pelajaran yang baik adalah:
1. Persiapan,
yang harus dilakukan adalah mempelajari bahan pelajaran yang sebelumnya
diajarkan, mempelajari bahan yang akan dibahas dan merumuskan
pertanyaan tentang materi/ bahan pelajaran yang belum dipahami.
2. Aktivitas
selama mengikuti pelajaran, hal yang perlu diperhatikan selama mengikuti pelajaran
antara lain kehadiran, konsentrasi, catatan pelajaran, dan partisipasi
terhadap belajar.
3. Memantapkan
hasil belajar, Suryabrata (1989:37) mengemukakan bahwa “untuk memantapkan
hasil belajar maka harus membaca kembali catatan pelajaran”
(3) Aktivitas belajar mandiri
Bentuk aktivitas belajar mandiri yang dilakukan
siswa dapat berupa kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan sendiri
ataupun kegitan-kegiatan belajar yang dilakukan sendiri ataupun
kegiatan belajar yang dilakukan secara berkelompok.
1. Aktivitas
belajar sendiri
Yang dapat
dilakukan berupa, membaca bahan-bahan pelajaran dari berbagai sumber
informasi selain buku-buku pelajaran, membuat ringkasan bahn-bahan pelajaran
yang telah dipelajari, menghafalkan bahan-bahan pelajaran, mengerjakan
latihan soal dan lain sebagainya.
2. Aktivitas
belajar kelompok
Adapun yang dapat dilakukan dalam belajar antara
lain, mendiskusiakn bahan-bahan pelajaran yang belum dimengerti, membahas
penyelesaian soal-soal yang sulit dan saling bertanya jawab untuk memperdalam
penguasaan bahan-bahan pelajaran.
(4) Pola belajar Siswa
Pola
belajar adalah cara siswa melaksanakan suatu kegiatan belajar yaitu bagaimana
siswa mengatur dan melaksanakan kegiatan-kegiatan belajarnya. Pola belajar
siswa menunjukkan apakah siswa membuat perencanaan belajar, bagaimana mereka
melaksanakan dan menilai kegiatan belajarnya.
(5) Cara siswa mengikuti ujian
Agar mendapatkan hasil yang baik dalam ulangan
baik ulangan harian maupun ulangan semester sebagai modal utama adalah
penguasaan materi-materi pelajaran yang baik. Oleh karena itu sejak
awal siswa harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan agar
mendapatkan hasil baik dalam ulangan adalah:
a.
Persiapan
menghadapi ulangan; kegiatan belajar untuk menghadapi ulangan, dan
mempelajari/ mengauasai materi ulangan serta mempersiapkan perlengkapan
ulangan seperti alat-alat tulis.
b. Saat ulangan
berlangsung; harus benar-benar memahami soal, tenang, mengerjakan dari hal
yang termudah dan meneliti setelah selesai.
c.
Setelah
ulangan selesai; Hamalik (1983: 62) mengemukakan “yang perlu dilakukan
setelah ulangan berakhir adalah memeriksa kembali jawaban-jawaban yang dibuat
dalam ulangan”.
D. Prestasi Belajar
Menurut Djalal (1986: 4) bahwa “prestasi belajar
siswa adalah gambaran kemampuan siswa yang diperoleh dari hasil penilaian
proses belajar siswa dalam mencapai tujuan pengajaran ”. Sedangkan menurut
Kamus bahasa Indonesia Millenium (2002: 444)”prestasi belajar adalah hasil
yang telah dicapai atau dikerjakan”. Prestasi belajar menurut Hamalik (1994:
45) adalah prestasi belajar yang berupa adanya perubahan sikap dan tingkah
laku setelah menerima pelajaran atau setelah mempelajari sesuatu.
Berdasarkan pengertian diatas maka yang dimaksudkan
dengan prestasi belajar adalah hasil belajar/ nilai pelajaran sekolah
yang dicapai oleh siswa berdasarkan kemampuannya/usahanya dalam
belajar.
Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai
dari suatu proses belajar yang telah dilakukan, sehingga untuk mengetahui
sesuatu pekerjaan berhasil atau tidak diperlukan suatu pengukuran.
“Pengukuran adalah proses penentuan luas/ kuantitas sesuatu” (Nurkancana,
1986: 2). Dalam kegiatan pengukuran hasil belajar, siswa dihadapkan pada
tugas, pertanyaan atau persoalan yang harus dipecahkan/ dijawab. Hasil
pengukuran tersebut masih berupa skor mentah yang belum dapat memberikan
informasi kemampuan siswa. Agar dapat memberikan informasi yang diharapkan
tentang kemampuan siswa maka diadakan penilaian terhadap keseluruhan proses
belajar mengajar sehingga akan memperlihatkan banyak hal yang dicapai selama
proses belajar mengajar. Misalnya pencapaian aspek kognitif, aspek afektif
dan aspek psikomotorik. Prestasi belajar menurut Bloom meliputi 3 aspek yaitu
”kognitif, afektif dan psikomotorik”. Dalam penelitian ini yang ditinjau
adalah aspek kognitif yang meliputi: pengetahuan, pemahaman, dan penerapan.
Prestasi belajar ditunjukkan dengan skor atau angka
yang menunjukkan nilai-nilai dari sejumlah mata pelajaran yang menggambarkan
pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa, serta untuk dapat
memperoleh nilai digunakan tes terhadap mata pelajaran terlebih dahulu. Hasil
tes inilah yang menunjukkan keadaan tinggi rendahnya prestasi yang dicapai
oleh siswa.
Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa kelas 1 Jurusan
Administrasi Perkantoran SMK PGRI 2 Malang melalui nilai raport semester
gasal tahun ajaran 2005/2006 mata diklat melakukan prosedur administrasi.
E. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Cara Belajar
Belajar dan cara belajar memiliki faktor-faktor yang
dapat mempengaruhinya. Belajar sebagai proses atau aktivitas yang
diisyaratkan oleh banyak sekali hal-hal atau faktor-faktor. Faktor-faktor
tersebut dapat berasal dari dalam maupun luar siswa tersebut.
Menurut Suryabrata(2002:233) adapun faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap cara belajar adalah:
Faktor dari dalam diri siswa meliputi:
(1) Faktor
psikis yaitu: IQ, kemampuan belajar, motivasi belajar, sikap dan
perasaan , minat dan kondisi akibat keadaan sosiokultural.
(2) Faktor fisiologis dibedakan menjadi 2 yaitu: 1).
Keadaan tonus jasmani pada umumnya, hal tersebut melatarbelakangi aktivitas
belajar, keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan
jasmani yang kurang segar, 2). Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu.
Faktor dari luar diri siswa:
(1) Faktor
pengatur belajar mengajar di sekolah yaitu kurikulum pengajaran, disiplin
sekolah, fasilitas belajar, pengelompokan siswa
(2)
Faktor-faktor sosial di sekolah yaitu sistem sekolah, status sosial siswa,
interaksi guru dengan siswa.
(3) Faktor
situasional yaitu keadaan sosial ekonomi, keadaan waktu dan tempat, dan lingkungan.
F.
Mata Diklat Melakukan Prosedur Administrasi dalam Kurikulum SMK Berbasis
Kompetensi (KBK) 2004
Dalam KBK SMK 2004 mata diklat melakukan prosedur
administrasi merupakan mata diklat produktif .
1. Pengertian Mata Diklat Melakukan Prosedur
Administrasi
Melakukan prosedur administrasi merupakan kegiatan yang berhubungan
dengan surat menyurat atau korespodensi di dalam dunia kerja. Surat menyurat
memegang peranan yang penting di dalam dunia kerja sehingga surat harus
ditangani secara khusus dan profesional dan oleh orang yang betul-
betul mampu menangani secara baik dan terorganisir.
2. Fungsi dan Tujuan Mata Diklat Melakukan Prosedur
Administrasi
Fungsi Mata Diklat Melakukan Prosedur Administrasi adalah mengembangkan
kemampuan siswa secara kognitif, afektif dan psikomotorik tentang kegiatan
korespodensi yang sangat penting dikuasai oleh lulusan SMK dalam dunia kerja
juga kehidupan sehari-hari.
3. Ruang Lingkup Mata Diklat Melakukan Prosedur
Administrasi
(Sumber: KBK SMK 2004)
4. Sistem
Evaluasi Hasil Belajar
Menurut Ralph Tyler (dalam Arikunto, 2002:
3)”evaluasi merupakan sebuah prosentase pengumpulan data untuk menentukan
sejauh mana dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai”.
Menurut Dimyati (2002:200) yang dimaksud dengan evaluasi hasil belajar adalah
“proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian
dan/atau penguluran hasil belajar”. Berdasarkan pengertian evaluasi hasil
belajar kita dapat ketahui bahwa tujuan utamanya adalah untuk mengetahui
tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa
huruf atau kata atau simbol. Menurut Dimyati (2002:200) “hasil dari kegiatan
evaluasi hasil belajar pada akhirnya difungsikan dan ditujukan untuk
keperluan berikut ini: a) Untuk diagnostik dan pengembangan,
b) Untuk seleksi, c) Untuk kenaikan kelas, d) Untuk penempatan” .
Sistem
evaluasi hasil belajar yang digunakan di SMK PGRI 2 Malang yaitu
menggunakan tes formatif dan tes sumatif. Menurut Arikunto (2002:47-48) tes
sumatif adalah “tes yang memberikan tanda kepada siswa bahwa mereka telah
mengikuti program dan untuk menentukan posisi kemampuan siswa dibandingkan
dengan kawan atau kelompoknya, maka tidak diperlukan suatu tuntutan harus
berapa tingkat penguasaan yang dicapai”. Sedangkan tes formatif adalah
“penilaian yang dilaksanakan pada akhir program belajar mengajar(PBM) untuk
melihat tingkat keberhasilan PBM itu sendiri”
G.
Pengaruh Cara belajar Terhadap Prestasi Belajar
Cara
belajar pada dasarnya merupakan satu cara atau strategi belajar yang
diterapkan siswa sebagai usaha belajarnya dalam rangka mencapai prestasi yang
diinginkan. Penilaian baik buruknya usaha yang dilakukan akan tergambar dalam
bentuk prestasi. Usaha atau cara belajar seseorang akan terlihat dari
prestasi yang diperoleh oleh siswa tersebut. Sehingga prestasi belajar yang
baik juga dipengaruhi oleh cara belajar yang baik pula.Sedangkan Slameto
(2003: 73) berpendapat bahwa”Banyak siswa dan atau mahasiswa gagal atau tidak
mendapat hasil yang baik dalam belajar karena tidak mengetahui cara-cara
belajar yang efektif”. Semakin baik siswa dalam mengetahui cara belajar yang
baik maka kan baik pula prestasinya.
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Hamalik (1983:
1) yang mengemukakan “cara dan kebiasaan belajar yang tepat akan menentukan
hasil yang memuaskan, sebaliknya cara belajar yang buruk akan memberikan
hasil yang kurang memuaskan”.
Dengan memiliki cara belajar yang baik nanti akan
terasa bahwa setiap usaha belajar selalu memberikan hasil yang sangat
memuaskan, ilmu yang dipelajari dapat dikuasai sehingga ujian dapat dilakukan
dengan berhasil. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan secara teoritis
bahwa Ada Pengaruh Cara Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa.
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
“Rancangan penelitian adalah rencana dan sruktur
penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh
jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya” (Kerlinger, 1990: 483).
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka metode dan jenis penelitian ini
menggunakan penelitian Ex-Post Facto atau pengukuran sesudah kejadian dan
deskriptif korelasional.
Metode ini
dipergunakan karena penelitian ini berusaha untuk menemukan ada tidaknya
pengaruh antara cara belajar terhadap prestasi belajar melakukan prosedur
administrasi siswa kelas 1 jurusan ADP SMK PGRI 2 Malang. Deskriptif
korelasional dipandang sesuai dengan penelitian ini karena bertujuan untuk
memperoleh gambaran tentang variabel yang diteliti dan bersifat korelasi
karena penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan
apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan
itu.(Arikunto, 1993: 215). Pada penelitian ini berusaha untuk menemukan ada
tidaknya pengaruh antara cara belajar terhadap prestasi belajar mata diklat
melakukan prosedur administrasi siswa kelas 1 Jurusan ADP SMK PGRI 2 Malang.
Variabel dalam penelitian ini adalah cara belajar sebagai variabel bebas (X) terhadap
prestasi belajar sebagai variabel terikat (Y), hubungan tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut:
Cara Belajar (X) -----> Prestasi Belajar (Y)
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat
B. Populasi dan Sampel
Arikunto (1998: 115) berpendapat “ Populasi
merupakan subyek penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono (1997: 57)
menjelaskan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya”.
Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat
disimpulkan populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang memiliki
ciri-ciri yang akan diteliti. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas 1 jurusan Administrasi Perkantoran SMK PGRI 2 Malang semester
gasal tahun pelajaran 2005/ 2006 yang berjumlah 88 orang.
Menurut Arikunto (2002:10) sampel adalah sebagian
atau wakil populasi yang diteliti. Agar sampel yang diambil mewakili data
penelitian, maka perlu
adanya perhitungan besar kecilnya populasi. Arikunto (1998:112)
menyatakan bahwa:
Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya
kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya besar dapat diambil antara
10-15% atau 20-25% atau lebih”tergantung setidak-tidaknya dari
a. Kemampuan penelitian dilihat dari segi waktu, keuangan, dan dana
b. Sempit
luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data
c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti
Pada penelitian
ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah population sampling yang
teknik pelaksanaanya dilakukan dengan mengambil semua sampel yang ada di dalam
populasi, karena jumlah sampel/subyek penelitian yang tidak mencapai
100 orang. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah populasi dari penelitian ini
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Rincian jumlah populasi dan sampel dalam penelitian ini
Sumber: SMK
PGRI 2 Malang
C. Instrumen Penelitian
Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam instrumen penelitian adalah:
1. Pengembangan instrumen
Dalam penelitian ini, untuk mencapai hasil yang diharapkan maka dalam
pengembangan instrumennya dengan mengemukakan kisi-kisi instrumennya.
2. Uji coba instrumen
Sebelum instrumen digunakan sebagai alat pengumpul data, maka instrumen
tersebut diujicobakan pada 20 siswa SMK PGRI 2 Malang yang akan dijadikan
sampel. Uji coba instrumen dimaksudkan agar instrumen yang berupa angket
harus valid dan reliabilitas sebelum disebarluaskan kepada responden.
Kevaliditasan instrumen, apabila mempunyai
validitas tinggi jika butir-butir yang membentuk instrumen tidak menyimpang
dari fungsi instrumen. Untuk mendapatkan instrumen yang valid, maka peneliti
akan menguji angket melalui analisis butir soal. Mengenai hal tersebut
Arikunto (2002:169) menyatakan bahwa “untuk menguji validitas setiap butir
soal maka skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan
dengan skor total”. Teknik validitas melalui analisis butir soal dengan rumus
korelasi product moment dari pearson. Kriteria butir soal yang valid adalah
jika rxy r tabel dan butir instrumen yang dikatakan tidak
valid jika rxy r tabel.
Arikunto
(2002:170) menjelaskan “reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa
sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sehingga alat
pengumpul data karena instrumen sudah baik. Instrumen yang sudah dapat
dipercaya, yang reliabilitas akan menghasilkan data yang dapat dipercaya
juga”. Untuk mencari reliabilitas kebiasaan belajar dan prestasi
belajar menggunakan rumus alpha.
Bila
instrumen reliabel berdasarkan uji coba, maka instrumen tersebut dapat
digunakan sebagai insrtumen pengumpulan data.
Berikut
klasifikasi reliabilitas adalah sebagai berikut:
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah:
1. Penggalian
data
Mendapatkan data maka diperlukan adanya instrumen pengumpulan data yaitu
indikator ditransformasikan menjadi item pertanyaan yang kemudian
dikelompokkan menjadi instrumen pertanyaan sesuai dengan variabelnya.
Penelitian ini menggunakan metode statistik maka option-option dalam angket
harus diberi bobot berupa angka-angka seperti dikemukakan oleh Arikunto
(2002). Datanya berupa data kuantitatif yaitu angka-angka, data penelitian
yang kualitatif harus diubah menjadi data kuantitatif (berupa angka-angka
yaitu dengan cara memberi skor).
2. Teknik
pemberian skor
Sehubungan dengan pemakaian angket dalam pengumpulan data, maka angket
tersebut diskalakan dalam bentuk skor dengan menggunakan skala likert, dimana
penyusunan angket ini dalam bentuk pilihan ganda dengan 5 pilihan ganda,
sehingga responden tinggal memilih salah satu dari jumlah jawaban yang telah
disediakan. Pemberian skor terhadap alternatif jawaban yang ada dalam angket
adalah sebagai berikut:
1. Jawaban A
diberi skor 5
2. Jawaban B
diberi skor 4
3. Jawaban C
diberi skor 3
4. Jawaban D
diberi skor 2
5. Jawaban E
diberi skor 1
Kemudian skor
tersebut diklasifikasikan menjadi 5 yaitu: Sangat sering, sering, jarang,
sangat jarang, tidak pernah.
D. Metode
Pengumpulan Data
1. Metode Angket
Sugiyono (1997: 96) menyatakan “metode ini digunakan
bila responden jumlahnya besar dapat membaca dengan baik dan dapat
mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia”. Metode ini digunakan untuk
memperoleh data mengenai cara belajar siswa berupa pertanyaan dalam pilihan
ganda kepada siswa kelas 1 SMK PGRI 2 Jurusan Administrasi Perkantoran.
2. Metode Dokumentasi
Arikunto (2002: 135) mengatakan “Dokumentasi asal
katanya dokumen, yang artinya barang-barang yang tertulis”. Dalam
melaksanakan metode dokumentasi, menyelidiki benda-benda tertulis seperti
buku-buku, majalah, peraturan-peraturan, dengan catatan harian, serta
dokumen. Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai jumlah siswa,
gambaran umum SMK PGRI 2 Malang, data prestasi belajar nilai semester gasal
tahun ajaran 2005/2006 mata diklat melakukan prosedur administrasi.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
a. Persipan mengisi angket, dengan memberikat angket
kebiasaan belajar kepada responden untuk diisi secara lengkap dan tidak lupa
dengan mengisi identitas responden tersebut seperti: nama dan kelas.
b. Setelah pengisian angket kemudian pengumpulan data
prestasi belajar dengan melihat nilai raport mata diklat melakukan prosedur
administrasi di SMK PGRI 2 Malang.
c. Instrumen siap untuk diolah, dimana pengambilan data
tersebut akan dibantu oleh pihak sekolah SMK PGRI 2 Malang. Proses
pengumpulan data dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap pertama dengan
pengumpulan data tentang cara belajar siswa dan tahap kedua dengan
pengumpulan data tentang prestasi belajar siswa.
E. Teknik
Analisis Data
Arikunto (1998: 236) menjelaskan bahwa yang dimaksudkan dengan analisis data
adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau
aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang
diambil. Terkait dengan hal itu maka diperlukan adanya tehnik analisis data.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ada dua macam, yaitu:
(1)
Teknik analisis deskriptif yaitu dengan perolehan persentase karena
penelitian ini bersifat deskriptif dan mendeskripsikan tentang variabel bebas
dan variabel terikat. Menurut Nurkancana (1992: 22) langkah-langkah yang
digunakan adalah:
a. Menentukan
interval, dengan menggunakan rumus interval hitung sebagai berikut:
Data terbesar – data terkecil
Panjang
kelas interval = ---------------------------------------
Jumlah kelas
b. Menentukan
prosentase variabel, untuk mengetahui jumlah perbandingan skor masing-masing
variabel yaitu variabel cara belajar yang diklasifikasikan menjadi
sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang dan untuk prestasi belajar
diklasifikasikan menjadi istimewa, sangat baik, baik, cukup, dan kurang
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Rumus prosentase adalah sebagai
berikut:
P = F x 100%
N
keterangan:
F= frekwensi
N= jumlah subyek penelitian
P= Prosentase
(2) Analisis korelasional.
Dalam penelitian ini digunakan rumus
statistik Regresi Linier Sederhana dan teknik ini digunakan untuk mengetahui
besarnya hubungan variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dengan
persamaan Regresi Linier seperti yang disebutkan oleh Sudjana (1996:312) sebagai
berikut:
Y = a + bx
Regresi dengan x merupakan variabel
bebasnya dan y variabel tak bebasnya dinamakan regresi y atas x.
Adapun perhitungan analisis regresi
seperti yang tersebut diatas, peneliti menganalisisnya dengan bantuan SPSS
10.0 For Windows.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2004. Kurikulum SMK Edisi 2004 Bidang
Keahlian Bisnis dan Manajemen Program Keahlian Adminstrasi Perkantoran.
Jakarta; Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Dikdasmen.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djalal, M.F.
1986. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa Asing. Malang: P3T IKIP Malang
Hadi, S. 1983. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset.
Hamalik, O.
1994. Metode Belajar dan kesulitan-Kesulitan Belajar. Surabaya: Usaha
Nasional.
Kerlinger,
Fred N. 1990. Aspek-aspek Penelitian Behavioral. Terjemahan oleh
Landeng R. Simatupang. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Kholifah.
2003. Pengaruh Cara dan Kebiasaan Belajar terhadapPrestasi Belajar Akuntansi
Siswa Madrasah Aliyah Al- Azhar Pasuruan. Skripsi tidak diterbitkan.
Malang: FE Universitas Negeri Malang.
Martin, A,
dan Bhaskara. 2002. Kamus Bahasa Indonesia Millenium. Surabaya:
Penerbit Karina.
Muhyono.
2001. Hubungan Minat dan Cara Belajar Fisika dengan Prestasi Belajar
Fisika Siswa kelas 1 cawu 2 SMU Negeri 6 Malang Tapel 2000/2001. Skripsi
tidak diterbitkan. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.
Nurkancana,
Wayan dan Sunartana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional
Slameto.
2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Soeryabrata,
S, Drs. 1989. Proses belajar Mengajar di Pergururan Tinggi.
Yogyakarta: Andi Offset.
Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan.
Jakarta: PT. Grafindo Perkasa Rajawali.
Sugiyono. 1997. Metodologi Penelitian Administrasi. Yogyakarta:
BPFE-VII
Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses
Belajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Sugiono. 2002. Metode Penelitian Administrasi.
Bandung: Alfabeta
Thabrany, H.
1994. Rahasia Kunci Sukses Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
The Liang
Gie. 1987. Cara Belajar Yang Efisisen. Yogyakarya: Liberty.
Tim Tetap
Penulis Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Malang: UM Press.
Undang-Undang
Republik Indonesia No 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional, (Online),
(http/// www. depdiknas.go.id/ UU RI No 20/2003-Sistem Pendidikan Nasional,
html, diakses 18 April 2005)
|
0 komentar:
Posting Komentar