BAB IV
HABITAT DAN RELUNG EKOLOGI
4.1 Habitat dan Mikro Habitat Hewan
Menurut Wittaker (1970) cara memperbedakan tiga aspek
hubungan suatu species dengan lingkunagannya.
1. Area suatu species ialah kisaran
geografik/ agihan species itu dalam ruang yang dapat di plotkan pada suatu
peta.
2. Habitat suatu species ialah jenis
lingkungan species sebagai tempat keberadaan species itu. Suatu species mungkin
ada di suatu kisaran habitat yang berbeda-beda, atau mungkin lebih dari satu
jenis habitat yang pilah, di dlam bagian yang berbeda areanya.
Menurut Sambas Wirakusumah dalam Dasar-Dasar Ekologi, habitat adalah
toleransi dalam orbit dimana suatu spesies hidup termasuk faktor lingkungan
yang cocok dengan syarat hidupnya. Orbit adalah ruang kehidupan spesies
lingkungan geografi yang luas, sedangkan habitat menyatakan ruang kehidupan
lingkungan lokasinya.
Morrison (2002) mendefinisikan habitat sebagai
sumberdaya dan kondisi yang ada di suatu kawasan yang berdampak ditempati oleh
suatu species. Habitat merupakan organism-specific: ini menghubungkan kehadiran
species, populasi, atau idndividu (satwa atau tumbuhan) dengan sebuah kawasan
fisik dan karakteristik biologi. Habitat terdiri lebih dari sekedar vegatasi
atau struktur vegetasi; merupakan jumlah kebutuhan sumberdaya khusus suatu
species. Dimanapun suatu organisme diberi sumberdaya yang berdampak pada
kemampuan untuk bertahan hidup, itulah yang disebut dengan habitat.
Tiap habitat dapat diperikan suatu species dalam ruang, waktu
dan hubungan fungsional komunitas yang mendiami habitat itu. Relung adalah
kedudukan species didalam suatu komunitas dalam hubungan dengan species
lainnya.
Habitat suatu mahluk adalah tempat hidup atau temapat untuk
tumbuh makhluk tersebut atau tempat untuk memperoleh makhluk itu. Habitat
dibedakan luas dan ragamnya seperti sebuah hutan untuk jenis hewan tertentu
atau seluruh perairan untuk makhluk perairan atau seluas usus untuk jenis hewan
yang ada di usus suatui makhluk. Suatu jenis makhluk atau sekelompok makhluk
(populasi) meliputi makhluk lain sebagai lingkungn yang biotik maupun
lungkungan yang abiotik.
Menurut BEGON dkk (1986) sejarah kehidupan yang dilayakkan
oleh seleksi alami tergantung pada habitat makhluk yang bersangkutan. Jadi
habitat berperan penting dalam sejarah khidupan. Ada empat jenis habitat utama
di dalam biosfer ialah habitat lautan, habitat perairan tawar, habitat perairan
payau dan habitat daratan.
Tipe Habitat: Habitat tidak sama dengan tipe
habitat. Tipe habitat merupakan sebuah istilah yang dikemukakan oleh Doubenmire
(1968:27-32) yang hanya berkenaan dengan tipe asosiasi vegetasi dalam suatu
kawasan atau potensi vegetasi yang mencapai suatu tingkat klimaks. Habitat
lebih dari sekedar sebuah kawasan vegetasi (seperti hutan pinus). Istilah tipe
habitat tidak bisa digunakan ketika mendiskusikan hubungan antara satwa liar
dan habitatnya. Ketika kita ingin menunjukkan vegetasi yang digunakan oleh
satwa liar, kita dapat mengatakan asosiasi vegetasi atau tipe vegetasi
didalamnya.
Penggunaan Habitat: Penggunaan habitat merupakan cara
satwa menggunakan (atau ”mengkonsumsi” dalam suatu pandangan umum) suatu
kumpulan komponen fisik dan biologi (sumber daya) dalam suatu habitat. Hutto
(1985:458) menyatakan bahwa penggunaan habitat merupakan sebuah proses yang
secara hierarkhi melibatkan suatu rangkaian perilaku alami dan belajar suatu
satwa dalam membuat keputusan habitat seperti apa yang akan digunakan dalam
skala lingkungan yang berbeda.
Berdasarkan variasi habitat menurut waktu dibagi menjadi 4 macam
(Kramadibrata,1996) yaitu :
1. Habitat yang konstan
Yaitu habitat yang kondisinya terus-menerus relatif baik atau kurang baik.
2. Habitat yang bersifat memusim
Yaitu habitat yang kondisinya relatif teratur berganti-ganti antara baik
dan kurang baik.
3. Habitat yang tidak menentu
Yaitu habitat yang mengalami suatu periode dengan kondisi baik yang lamanya
bervariasi diselang-selingi oleh periode dengan kondisi kurang baik yang
lamanya juga bervariasi sehingga kondisinya tidak dapat diramal.
4. Habitat yang efemeral
Yaitu habitat yang
mengalami periode dengan kondisi baik yang berlangsung relatif singkat diikuti
oleh suatu periode dengan kondisi yang kurang baik yang berlangsungnya lama
sekali. ( Kramadibrata, 1996 ).
Berdasarkan
kondisi habitatnya dikenal 2 tipe habitat, yaitu habitat mikro
dan habitat makro.
Habitat makro
merupakan habitat bersifat global dengan kondisi lingkungan yang bersifat umum
dan luas, misalnya gurun pasir, pantai berbatu karang, hutan hujan tropika, dan
sebagainya.
Sebaliknya
habitat mikro merupakan habitat local dengan kondisi lingkungan yang bersifat
setempat yang tidak terlalu luas, misalnya, kolam, rawa payau berlumpur lembek
dan dangkal, danau, dan sebagainya.
Pengertian umum
habitat menurut Alikodra (1990), adalah sebuah kawasan yang terdiri dari
komponen fisik maupun abiotik yang merupakan satu kesatuan dan dipergunakan
sebagai tempat hidup serta berkembang biaknya satwa liar. Satwa liar menempati
habitat yang sesuai dengan lingkungan yang diperlukan untuk mendukung
kehidupannya, karena habitat mempunyai fungsi menyediakan makanan, air dan
pelindung.
4.1.1
PERAIRAN TAWAR
Air tawar bersifat penting dan merupakan bahan yang paling
melimpah didalam protoplasma, sehingga dapat dikatak bahwa semua makhluk hidup
yang bersifat “akuatik”. Habitat akuatik ialah habitat dengan air sebagai
medium eksternal dan medium internal. Perairan tawar dapat dibedakan menjadi :
·
Perairan
yang tidak mengalir, contohnya: danau, kolam, rawa dll
·
Perairan
yang mengalir, contohnya: mata air dan sungai
Alasan
habitat air tawar secara nisbi di bagian kecil permukaan bumi sebagai berikut:
Ø Perairan tawar adalah sumber air yang
paling murah dan paling mudah untuk keperluan rumah tangga serta untuk
keperluan industri.
Ø Anasir air tawar merupakan bagian
penting dalam daur hidrologik.
Ø Ekosistem perairan tawar dapat
digunakan sebagai suatu sisitem pembuangan limbah yang paling murah serta
paling mudah.
Faktor
pembatas habitat perairan tawar antara lain ialah:
Suhu
Air memiliki sifat
termal yang unik yang bergabung dan meminumumkan perubahan suhu. Sifat termal
yang unik yang paling penting itu antara lain:
1) Panas jenis tinggi yaitu jumlsh panas
secara nisbi untuk merubah suhu air. 1 gkal panas diperlukan untuk menaikan
suatu mililiter/ 1 gr air sebesar 1oC (diantara 15o dan
16o). Hanya ammonia dan beberapa bahan lainmemiliki panas jenis yang
lebih tinggi dari satu.
2) Panas fusi laten yang tinggi yaitu
diperlukan 80 klaori untuk merubah 1 gr es menjadi air tanpa merubah suhu.
3) Panas evaporasi laten yang tinggi.
Ternyata 536 kal/gr diabsorpsi selama evaporasi yang kurang lebih kontinyu dari
permukaan vegetasi, permukaan air dan permukaan es.
4) Air memiliki kerapatan paling besar
pada 4oC. Diatas serta dibawah suhu 4oC air akan
mengembang dan menjadi lebih ringan.sifat unik ini lah yang mencegah danau
untuk menjadi panas karena membeku.
melawan arus yang cukup deras. Yang disebut plankton jaringan
adalah plankton yang dapat di tangkap dengan jaringan yang mata jaringnya harus
yang di tarik di dalam air. sedangkan nannoplankton adalah plankton yang
terlalu kecil untuk di tangkap dengan jaringan plankton, sehingga untuk dapat
memperolehnya adalah dengan mengekstrak dari iar yang di peroleh miasalnya
dengan memompa.
Nekton yaitu makluk yang mampu berenang
serta dapat menentukan arah sesuai dengan demikian makluk tersebut dapat
menghindarkan diri dari penangkapan atau memburu mangsa dan sebagainya.
contohnya ikan, amphibi dan insekta.
Neuston yaitu makluk yang berenang atau
seddang beristirahat dipermukaan air.
Tiga kelompok makluk menurut subhabitatnya, yaitu:
·
Makluk
zona litoral yaitu zona perairan yang dangkal yang penetrasi cahaya sampai di
dasar perairan. Zone litoral ini tipikal di huni oleh tumbuhan berakar di danau
atau kolam alami, tetapi kolam yang di kelola tidak harus ada.
·
Makluk
di zone limnetik yaitu zone perairan terbuka dengan dasar perairannyatidak lagi
dapat di kenai cahaya. Di dalam zone limnetik dikenal aras kompensasi ialah
kedalam yang fotosintesis seimbang dengan respirasi. Pada umumnya aras
konpensasi ini terletak pada kedalaman dengan intensitas cahaya kira-kira 1%
intensitas cahaya matahari seutuhnya (dibandingkan dengan kedalaman
“transparansi cakram cakram Secchi”). Komunitas yang ada di zone ini terdiri atas
plankton, nekton dan kadang kala neoston. Zone limnestik tidak ada di perairan
yang kecil dan dangkal.
Dengan istilah zone eufotik
dimaksudkan seluruh stratum yang terkena cahaya matahari baik di zone ritoral
maupun di zone limnetik.
·
Makluk
di zone profundal yaitu meliputi dasar perairan dan kedalaman yang di luar
jangkauan penetrasi cahaya secara efektif.
Dua zone yang jelas yang terdapat di sungai:
·
Zone
riam yaitu perairan dangkal yang kecepatan besar sehingga dasar perairan itu
bersih dari debu dan bahan mudah lepas lainnya dan merupakan subtratum yang
kokoh. Zone riam ini di huni saebgaian besar oleh hewan bentik serta hewan
periphityk dan di huni oleh makluk hewan perenang yang kuat.
·
Zone
kuala yaitu perairan sungai yang lebih dalam dengan kecepatan arus air
berkurang sehingga shilt dan mudah lepas cenderung mengendap keddasar perairan,
sehingga berupa dasar yang lunak, tidak layak untuk bentos permukaan tetapi
layak untuk bentos penggali, nekton dan pada beberapa kasus juga plangton.
Klasifikasi secara
ekologik suatu spesies khusus yang mungkin berlainan pada tingkat yang berbeda
di dalam sejarah hidupnya. Suatu jenis makhluk hewan mungkin berperan sebagi
konsumen primer ketika di dalam tingkat ralvar dan berperan sebagai konsumen
skunder selagi tingat dewasa (berudu dan katak).
Klasifikasi ekologik
berbeda dengan klasifikasi secara taksonomi yang tidak berubah dengan
berubahnya tingak sejarah hidupnya.
di daerah beriklim sedang diamati
terjadinya pola statifikasi termal di dalam danau. sedangkan di daerah tropika
danau mennunjukan pola stratifikasi termal yang ringan dan juga perubahan
musiman yang kecil saja.
Dalam danau
yang meiliki stratifikasi termal dapat di kenali lapisan air yang disebut
lapisan epilimnion yaitu lapisan air di permukaan danau. Suhu di lapisan
epilimnion lebih panas dari pada suhu di lapisan di bagaian dasar danau di
dalam musim smi, panas dan gugur. Air lapisan epilimnion tidak campur dengan
lapisan yang lebih kental di bawahnya menimbulkan suat zone yang curam
perbedaan suhunya, di sebut lapisan termoklin.
Lapisan yang ada di bwah lapisan temoklin disebut lapisan hipolimnion.
Ada tiga
kategori dalam ekologi danau:
1.
Danau
yang airnya jernih dibedakan menjadi danau yang oligotrofik dan danau yang eutrofik
berdasarkan produktivitasnya.
2.
Tipe
spesial danau
3.
Bendungan
Perairan danau dapat di kelompokan
menjadi danau oligotrofik dan danau eutrofik berdasarkan pada produktivitas
primer seperti yang di gariskan oleh seorang perinntis bernama Thienemann.
Produktivitas
atau disebut juga “fertilitas” suatu
danau tergantunga pada zat hara yang
diterima oleh danau dari drainase wilayah sekelilingnya, tergantung pada umur
geologi dan tergantunga pad kedalaman danau itu.
Danau yang di oligotrofik (zat hara hanya sedikit) adalah danau yang dalam,
dengan lapisan hipolimnion yang lebih besar dari pada lapisan epilimnion, ddan
memiliki produktifitas primer rendah. Tumbuhan litoral adalah jarang, kerapatan
plankton adalah rendah, meskipun cacah spesies mungkin banyak. Zat hara jarang
berakumulasi sedemikian cukup untuk dapat berlangsungnya peledakan populasi
plankton. Oleh karena produktifitas rendah, maka hipolimnion jarang kekurangan
oksigen, ikan yang bersifat stenotermal dan menyukai air dasar yang dingin akan
menyukai danau yang oligotrofik. Ada beberapa jenis plankton yang karakteristik
untuk danau yang oligotrofik misalnya mysis. Danau oligotrofik secara geologik
muda dan sedikit perubahannya sejak terbentuknya. Sebagai contoh danau yang
oligotrofik adalah danau yang namanya ialah the great lakes di bagian amerika
serikat.
Danau eutrofik (zat hara baik) adalah danau yang lebih dangkal, dengan
produktifitas primer lebih tinggi. Vegetasi litoral lebih melimpah, populasi
plankton lebih rapat, peledakan populasi plankton adlah karakteristik danau
eutrofik. Kandungan bahan organik tinggi, stagnasi musim panas cukup hebat
sehingga danau eutrofik tidak mungkin di huni oleh ikaan yang menyukai air yang
dingin.
Kosa kata
Pilah (=distinctive”)
Relung (=”niche”)
Pemangsa (=”predator”)
Mangsa (=”prey”)
Diperikan (=”described”)
Litoral (=”littoral”)
Dilayakkan (=”favoured”)
Perairan yang mengalir (=”lotic habitats” dari kata lotus =
tercuci)
Hampiran habitat (=”habitat approach)
Perairan yang tidak mengalir (=lentichabitats dari kata lenis
(=”tenang”)
Kerapatan paling besar (=”greatest density”)
Bentos (=”benthos”)
Transparansi (=transparancy”)
Plankton jaring (=netplankton”)
Bentuk kehidupan (=”life form”)
Kebiasaan hidup (=”life habit”)
Zone eufotik (=”euphotik zone”)
Zone riam (=”rapids zone”)
Zone kuala (=”pool zone”)
Bentos penggali (=”burrowing benthos”)
Lapisan termoklin (=”thermocline layer”)
Oligotrofik (=”oligotrofhic”)
Eutrifik (=”eutriphic”)
Termoklin (=”thermocline”)
Hipolimnion (=”hypolimnion”)
Startifikasi termal (=”thermal startification”)
Debu (=”silt”)
4.1.2 PERAIRAN LAUTAN
Lautan memiliki ciri yang penting secara ekologi secara
berikut:
1. Lautan itu luas, menutupi 70% permukaan bumi
2. Lautan itu dalam dan makhluk hidup terdapat di semua kedalaman. Walaupun
tampaknya tidak ada zone abiotik di dalam lautan, kehidupan lebih rapat di
sekitar benua dan tepi pulau
3. Lautan itu berkesinambungan. Habitat lautan itu tidak terpisah-pisah seperti
habitat daratan dan habitat perairan tawar. Semua lautan itu berhubungan, suhu,
salinitas, serta kedalaman merupakan barier utama untuk gerak bebas makhluk
lauta.
4. Lautan berada dalam sirkulasi yang kontinyu. Perbedaan suhu udara di
antara kutub dan ekuator menimbulkan angin yang kuat seperti ke arah yang angin pasat, yaitu angin bertiup ke
arah yang sama sepanjang tahun, yang bersama-sama dengan rotasi bumi,
menimbulkan lautan yang di timbulkan oleh angin, masih ditambah oleh adanya
arus yang ada di lapisan air yang lebih dalam yang sebagai akibat adanya
perbedaan suhu dan salinitas, yang menimbulkan perbedaan kerapatan. Sirkulasi
lautan sedemikian efektif sehingga kekurangan oksigen atau stagnasi, seperti
yang serinngkali terjadi di habitat perairan tawar, secara komperatif jarang
terjadi di kedalaman laautan.
Suatu proses yang penting yang di
sebut dengan nama “upwelling”
terjadi padda tempat angi secara konsisten menggerakan air permukaan yang
menjauhi kemiringan pantai terjal, membawa ke permukaan air yang dingin yang
kaya zat hara yang terakumulasi di dasar lautan. Wilayah lautan yang paling
produktif terletak di daerah upwelling yang di timbulkan oleh arus peru yang
merupakan lautan dengan perikanan yang paling subur di dunia. Di tambah pula
bahwa upwelling mendukung populasi burung lautan dengan kerapatan yang tinggi,
dan burung lautan tersebut mendapat berton-ton guano yang kaya akan nitrat dan
fosfat di pulau yang dekat pantai.
Gerakan air lautan lainnya yang
berperan dalam kesuburan pantai adalah yang di sebut oleh Odum(1968 dalam odum
1971) dengan nama outwelling, yang
terjadi di perairan estuaria yang kaya zat hara bergerak ke luar menuju lautan.
5. Lautan di dominasi oleh gelombang
yang macamnya banyak dan oleh pasang
surut yang di sebabkan oleh gaya tarik matahari. Proses pasang surut
terutama penting di dalam zone yang terletak ke arah pantai, yang merupakan
tempat hidup makhluk lautan yang sering berlain-lainan secara khusus pula.
Pasang surut terutama yang bertanggung jawab atas periodisitas yang menyolok di
dalam komunitas tersebut dan melakukan yang di sebut “lunar day” jam biologik.
Pasang surut memiliki periodisitas
kira-kira 12,5 jam, dan di kebanyakan tempat pasang yang tinggi terjadi 2 kali
sehari, kurang lebih lambat 50 menit pada hari yang berurutan.
Tiap-tiap 2 minggu bila matahari dan
bulan bekerja sama maka amplitudo pasang surut akan bertambah, yang disebut pasang purnama yaitu bila pasang.
0 komentar:
Posting Komentar