Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 08 Maret 2013

HABITAT DAN RELUNG



BAB IV
HABITAT  DAN RELUNG EKOLOGI
4.1  Habitat dan Mikro Habitat Hewan
Menurut Wittaker (1970) cara memperbedakan tiga aspek hubungan suatu species dengan lingkunagannya.
1.      Area suatu species ialah kisaran geografik/ agihan species itu dalam ruang yang dapat di plotkan pada suatu peta.
2.      Habitat suatu species ialah jenis lingkungan species sebagai tempat keberadaan species itu. Suatu species mungkin ada di suatu kisaran habitat yang berbeda-beda, atau mungkin lebih dari satu jenis habitat yang pilah, di dlam bagian yang berbeda areanya.

Menurut Sambas Wirakusumah dalam Dasar-Dasar Ekologi, habitat adalah toleransi dalam orbit dimana suatu spesies hidup termasuk faktor lingkungan yang cocok dengan syarat hidupnya. Orbit adalah ruang kehidupan spesies lingkungan geografi yang luas, sedangkan habitat menyatakan ruang kehidupan lingkungan lokasinya.
Morrison (2002) mendefinisikan habitat sebagai sumberdaya dan kondisi yang ada di suatu kawasan yang berdampak ditempati oleh suatu species. Habitat merupakan organism-specific: ini menghubungkan kehadiran species, populasi, atau idndividu (satwa atau tumbuhan) dengan sebuah kawasan fisik dan karakteristik biologi. Habitat terdiri lebih dari sekedar vegatasi atau struktur vegetasi; merupakan jumlah kebutuhan sumberdaya khusus suatu species. Dimanapun suatu organisme diberi sumberdaya yang berdampak pada kemampuan untuk bertahan hidup, itulah yang disebut dengan habitat.

Tiap habitat dapat diperikan suatu species dalam ruang, waktu dan hubungan fungsional komunitas yang mendiami habitat itu. Relung adalah kedudukan species didalam suatu komunitas dalam hubungan dengan species lainnya.
Habitat suatu mahluk adalah tempat hidup atau temapat untuk tumbuh makhluk tersebut atau tempat untuk memperoleh makhluk itu. Habitat dibedakan luas dan ragamnya seperti sebuah hutan untuk jenis hewan tertentu atau seluruh perairan untuk makhluk perairan atau seluas usus untuk jenis hewan yang ada di usus suatui makhluk. Suatu jenis makhluk atau sekelompok makhluk (populasi) meliputi makhluk lain sebagai lingkungn yang biotik maupun lungkungan yang abiotik.
Menurut BEGON dkk (1986) sejarah kehidupan yang dilayakkan oleh seleksi alami tergantung pada habitat makhluk yang bersangkutan. Jadi habitat berperan penting dalam sejarah khidupan. Ada empat jenis habitat utama di dalam biosfer ialah habitat lautan, habitat perairan tawar, habitat perairan payau dan habitat daratan.
Tipe Habitat: Habitat tidak sama dengan tipe habitat. Tipe habitat merupakan sebuah istilah yang dikemukakan oleh Doubenmire (1968:27-32) yang hanya berkenaan dengan tipe asosiasi vegetasi dalam suatu kawasan atau potensi vegetasi yang mencapai suatu tingkat klimaks. Habitat lebih dari sekedar sebuah kawasan vegetasi (seperti hutan pinus). Istilah tipe habitat tidak bisa digunakan ketika mendiskusikan hubungan antara satwa liar dan habitatnya. Ketika kita ingin menunjukkan vegetasi yang digunakan oleh satwa liar, kita dapat mengatakan asosiasi vegetasi atau tipe vegetasi didalamnya.
Penggunaan Habitat: Penggunaan habitat merupakan cara satwa menggunakan (atau ”mengkonsumsi” dalam suatu pandangan umum) suatu kumpulan komponen fisik dan biologi (sumber daya) dalam suatu habitat. Hutto (1985:458) menyatakan bahwa penggunaan habitat merupakan sebuah proses yang secara hierarkhi melibatkan suatu rangkaian perilaku alami dan belajar suatu satwa dalam membuat keputusan habitat seperti apa yang akan digunakan dalam skala lingkungan yang berbeda.
Berdasarkan variasi habitat menurut waktu dibagi menjadi 4 macam (Kramadibrata,1996) yaitu :
1. Habitat yang konstan
Yaitu habitat yang kondisinya terus-menerus relatif baik atau kurang baik.
2. Habitat yang bersifat memusim
Yaitu habitat yang kondisinya relatif teratur berganti-ganti antara baik dan kurang baik.
3. Habitat yang tidak menentu
Yaitu habitat yang mengalami suatu periode dengan kondisi baik yang lamanya bervariasi diselang-selingi oleh periode dengan kondisi kurang baik yang lamanya juga bervariasi sehingga kondisinya tidak dapat diramal.
4. Habitat yang efemeral
Yaitu habitat yang mengalami periode dengan kondisi baik yang berlangsung relatif singkat diikuti oleh suatu periode dengan kondisi yang kurang baik yang berlangsungnya lama sekali. ( Kramadibrata, 1996 ).
Berdasarkan kondisi habitatnya dikenal 2 tipe habitat, yaitu habitat mikro dan habitat makro.
Habitat makro merupakan habitat bersifat global dengan kondisi lingkungan yang bersifat umum dan luas, misalnya gurun pasir, pantai berbatu karang, hutan hujan tropika, dan sebagainya.
Sebaliknya habitat mikro merupakan habitat local dengan kondisi lingkungan yang bersifat setempat yang tidak terlalu luas, misalnya, kolam, rawa payau berlumpur lembek dan dangkal, danau, dan sebagainya.
http://annisarosa.files.wordpress.com/2011/04/habitat_process.jpg?w=456&h=227
Pengertian umum habitat menurut Alikodra (1990), adalah sebuah kawasan yang terdiri dari komponen fisik maupun abiotik yang merupakan satu kesatuan dan dipergunakan sebagai tempat hidup serta berkembang biaknya satwa liar. Satwa liar menempati habitat yang sesuai dengan lingkungan yang diperlukan untuk mendukung kehidupannya, karena habitat mempunyai fungsi menyediakan makanan, air dan pelindung.



4.1.1          PERAIRAN TAWAR
Air tawar bersifat penting dan merupakan bahan yang paling melimpah didalam protoplasma, sehingga dapat dikatak bahwa semua makhluk hidup yang bersifat “akuatik”. Habitat akuatik ialah habitat dengan air sebagai medium eksternal dan medium internal. Perairan tawar dapat dibedakan menjadi :
·         Perairan yang tidak mengalir, contohnya: danau, kolam, rawa dll
·         Perairan yang mengalir, contohnya: mata air dan sungai
Alasan habitat air tawar secara nisbi di bagian kecil permukaan bumi sebagai berikut:
Ø  Perairan tawar adalah sumber air yang paling murah dan paling mudah untuk keperluan rumah tangga serta untuk keperluan industri.
Ø  Anasir air tawar merupakan bagian penting dalam daur hidrologik.
Ø  Ekosistem perairan tawar dapat digunakan sebagai suatu sisitem pembuangan limbah yang paling murah serta paling mudah.
Faktor pembatas habitat perairan tawar antara lain ialah:
Suhu
Air memiliki sifat termal yang unik yang bergabung dan meminumumkan perubahan suhu. Sifat termal yang unik yang paling penting itu antara lain:
1)      Panas jenis tinggi yaitu jumlsh panas secara nisbi untuk merubah suhu air. 1 gkal panas diperlukan untuk menaikan suatu mililiter/ 1 gr air sebesar 1oC (diantara 15o dan 16o). Hanya ammonia dan beberapa bahan lainmemiliki panas jenis yang lebih tinggi dari satu.
2)      Panas fusi laten yang tinggi yaitu diperlukan 80 klaori untuk merubah 1 gr es menjadi air tanpa merubah suhu.
3)      Panas evaporasi laten yang tinggi. Ternyata 536 kal/gr diabsorpsi selama evaporasi yang kurang lebih kontinyu dari permukaan vegetasi, permukaan air dan permukaan es.
4)      Air memiliki kerapatan paling besar pada 4oC. Diatas serta dibawah suhu 4oC air akan mengembang dan menjadi lebih ringan.sifat unik ini lah yang mencegah danau untuk menjadi panas karena membeku.
melawan arus yang cukup deras. Yang disebut plankton jaringan adalah plankton yang dapat di tangkap dengan jaringan yang mata jaringnya harus yang di tarik di dalam air. sedangkan nannoplankton adalah plankton yang terlalu kecil untuk di tangkap dengan jaringan plankton, sehingga untuk dapat memperolehnya adalah dengan mengekstrak dari iar yang di peroleh miasalnya dengan memompa.
Nekton yaitu makluk yang mampu berenang serta dapat menentukan arah sesuai dengan demikian makluk tersebut dapat menghindarkan diri dari penangkapan atau memburu mangsa dan sebagainya. contohnya ikan, amphibi dan insekta.
Neuston yaitu makluk yang berenang atau seddang beristirahat dipermukaan air.

Tiga kelompok makluk menurut subhabitatnya, yaitu:
·         Makluk zona litoral yaitu zona perairan yang dangkal yang penetrasi cahaya sampai di dasar perairan. Zone litoral ini tipikal di huni oleh tumbuhan berakar di danau atau kolam alami, tetapi kolam yang di kelola tidak harus ada.
·         Makluk di zone limnetik yaitu zone perairan terbuka dengan dasar perairannyatidak lagi dapat di kenai cahaya. Di dalam zone limnetik dikenal aras kompensasi ialah kedalam yang fotosintesis seimbang dengan respirasi. Pada umumnya aras konpensasi ini terletak pada kedalaman dengan intensitas cahaya kira-kira 1% intensitas cahaya matahari seutuhnya (dibandingkan dengan kedalaman “transparansi cakram cakram Secchi”). Komunitas yang ada di zone ini terdiri atas plankton, nekton dan kadang kala neoston. Zone limnestik tidak ada di perairan yang kecil dan dangkal.
Dengan istilah zone eufotik dimaksudkan seluruh stratum yang terkena cahaya matahari baik di zone ritoral maupun di zone limnetik.
·         Makluk di zone profundal yaitu meliputi dasar perairan dan kedalaman yang di luar jangkauan penetrasi cahaya secara efektif.

Dua zone yang jelas yang terdapat di sungai:
·         Zone riam yaitu perairan dangkal yang kecepatan besar sehingga dasar perairan itu bersih dari debu dan bahan mudah lepas lainnya dan merupakan subtratum yang kokoh. Zone riam ini di huni saebgaian besar oleh hewan bentik serta hewan periphityk dan di huni oleh makluk hewan perenang yang kuat.
·         Zone kuala yaitu perairan sungai yang lebih dalam dengan kecepatan arus air berkurang sehingga shilt dan mudah lepas cenderung mengendap keddasar perairan, sehingga berupa dasar yang lunak, tidak layak untuk bentos permukaan tetapi layak untuk bentos penggali, nekton dan pada beberapa kasus juga plangton.
Klasifikasi secara ekologik suatu spesies khusus yang mungkin berlainan pada tingkat yang berbeda di dalam sejarah hidupnya. Suatu jenis makhluk hewan mungkin berperan sebagi konsumen primer ketika di dalam tingkat ralvar dan berperan sebagai konsumen skunder selagi tingat dewasa (berudu dan katak).
Klasifikasi ekologik berbeda dengan klasifikasi secara taksonomi yang tidak berubah dengan berubahnya tingak sejarah hidupnya.
di daerah beriklim sedang diamati terjadinya pola statifikasi termal di dalam danau. sedangkan di daerah tropika danau mennunjukan pola stratifikasi termal yang ringan dan juga perubahan musiman yang kecil saja.
            Dalam danau yang meiliki stratifikasi termal dapat di kenali lapisan air yang disebut lapisan epilimnion yaitu lapisan air di permukaan danau. Suhu di lapisan epilimnion lebih panas dari pada suhu di lapisan di bagaian dasar danau di dalam musim smi, panas dan gugur. Air lapisan epilimnion tidak campur dengan lapisan yang lebih kental di bawahnya menimbulkan suat zone yang curam perbedaan suhunya, di sebut lapisan termoklin. Lapisan yang ada di bwah lapisan temoklin disebut lapisan hipolimnion.
            Ada tiga kategori dalam ekologi danau:
1.      Danau yang airnya jernih dibedakan menjadi danau yang oligotrofik dan danau yang eutrofik berdasarkan produktivitasnya.
2.      Tipe spesial danau
3.      Bendungan
Perairan danau dapat di kelompokan menjadi danau oligotrofik dan danau eutrofik berdasarkan pada produktivitas primer seperti yang di gariskan oleh seorang perinntis bernama Thienemann.
Produktivitas atau disebut juga “fertilitas” suatu danau tergantunga pada zat hara yang diterima oleh danau dari drainase wilayah sekelilingnya, tergantung pada umur geologi dan tergantunga pad kedalaman danau itu.
Danau yang di oligotrofik (zat hara hanya sedikit) adalah danau yang dalam, dengan lapisan hipolimnion yang lebih besar dari pada lapisan epilimnion, ddan memiliki produktifitas primer rendah. Tumbuhan litoral adalah jarang, kerapatan plankton adalah rendah, meskipun cacah spesies mungkin banyak. Zat hara jarang berakumulasi sedemikian cukup untuk dapat berlangsungnya peledakan populasi plankton. Oleh karena produktifitas rendah, maka hipolimnion jarang kekurangan oksigen, ikan yang bersifat stenotermal dan menyukai air dasar yang dingin akan menyukai danau yang oligotrofik. Ada beberapa jenis plankton yang karakteristik untuk danau yang oligotrofik misalnya mysis. Danau oligotrofik secara geologik muda dan sedikit perubahannya sejak terbentuknya. Sebagai contoh danau yang oligotrofik adalah danau yang namanya ialah the great lakes di bagian amerika serikat.
Danau eutrofik (zat hara baik) adalah danau yang lebih dangkal, dengan produktifitas primer lebih tinggi. Vegetasi litoral lebih melimpah, populasi plankton lebih rapat, peledakan populasi plankton adlah karakteristik danau eutrofik. Kandungan bahan organik tinggi, stagnasi musim panas cukup hebat sehingga danau eutrofik tidak mungkin di huni oleh ikaan yang menyukai air yang dingin.
Kosa kata
Pilah (=distinctive”)
Relung (=”niche”)
Pemangsa (=”predator”)
Mangsa (=”prey”)
Diperikan (=”described”)
Litoral (=”littoral”)
Dilayakkan (=”favoured”)
Perairan yang mengalir (=”lotic habitats” dari kata lotus = tercuci)
Hampiran habitat (=”habitat approach)
Perairan yang tidak mengalir (=lentichabitats dari kata lenis (=”tenang”)
Kerapatan paling besar (=”greatest density”)
Bentos (=”benthos”)
Transparansi (=transparancy”)
Plankton jaring (=netplankton”)
Bentuk kehidupan (=”life form”)
Kebiasaan hidup (=”life habit”)
Zone eufotik (=”euphotik zone”)
Zone riam (=”rapids zone”)
Zone kuala (=”pool zone”)
Bentos penggali (=”burrowing benthos”)
Lapisan termoklin (=”thermocline layer”)
Oligotrofik (=”oligotrofhic”)
Eutrifik (=”eutriphic”)
Termoklin (=”thermocline”)
Hipolimnion (=”hypolimnion”)
Startifikasi termal (=”thermal startification”)
Debu (=”silt”)

4.1.2 PERAIRAN LAUTAN
Lautan memiliki ciri yang penting secara ekologi secara berikut:
1.       Lautan itu luas, menutupi 70% permukaan bumi
2.      Lautan itu dalam dan makhluk hidup terdapat di semua kedalaman. Walaupun tampaknya tidak ada zone abiotik di dalam lautan, kehidupan lebih rapat di sekitar benua dan tepi pulau
3.      Lautan itu berkesinambungan. Habitat lautan itu tidak terpisah-pisah seperti habitat daratan dan habitat perairan tawar. Semua lautan itu berhubungan, suhu, salinitas, serta kedalaman merupakan barier utama untuk gerak bebas makhluk lauta.
4.      Lautan berada dalam sirkulasi yang kontinyu. Perbedaan suhu udara di antara kutub dan ekuator menimbulkan angin yang kuat seperti ke arah yang angin pasat, yaitu angin bertiup ke arah yang sama sepanjang tahun, yang bersama-sama dengan rotasi bumi, menimbulkan lautan yang di timbulkan oleh angin, masih ditambah oleh adanya arus yang ada di lapisan air yang lebih dalam yang sebagai akibat adanya perbedaan suhu dan salinitas, yang menimbulkan perbedaan kerapatan. Sirkulasi lautan sedemikian efektif sehingga kekurangan oksigen atau stagnasi, seperti yang serinngkali terjadi di habitat perairan tawar, secara komperatif jarang terjadi di kedalaman laautan.

Suatu proses yang penting yang di sebut dengan nama “upwelling” terjadi padda tempat angi secara konsisten menggerakan air permukaan yang menjauhi kemiringan pantai terjal, membawa ke permukaan air yang dingin yang kaya zat hara yang terakumulasi di dasar lautan. Wilayah lautan yang paling produktif terletak di daerah upwelling yang di timbulkan oleh arus peru yang merupakan lautan dengan perikanan yang paling subur di dunia. Di tambah pula bahwa upwelling mendukung populasi burung lautan dengan kerapatan yang tinggi, dan burung lautan tersebut mendapat berton-ton guano yang kaya akan nitrat dan fosfat di pulau yang dekat pantai.

Gerakan air lautan lainnya yang berperan dalam kesuburan pantai adalah yang di sebut oleh Odum(1968 dalam odum 1971) dengan nama outwelling, yang terjadi di perairan estuaria yang kaya zat hara bergerak ke luar menuju lautan.
5.      Lautan di dominasi oleh gelombang yang macamnya banyak dan oleh pasang surut yang di sebabkan oleh gaya tarik matahari. Proses pasang surut terutama penting di dalam zone yang terletak ke arah pantai, yang merupakan tempat hidup makhluk lautan yang sering berlain-lainan secara khusus pula. Pasang surut terutama yang bertanggung jawab atas periodisitas yang menyolok di dalam komunitas tersebut dan melakukan yang di sebut “lunar day” jam biologik.
Pasang surut memiliki periodisitas kira-kira 12,5 jam, dan di kebanyakan tempat pasang yang tinggi terjadi 2 kali sehari, kurang lebih lambat 50 menit pada hari yang berurutan.
Tiap-tiap 2 minggu bila matahari dan bulan bekerja sama maka amplitudo pasang surut akan bertambah, yang disebut pasang purnama yaitu bila pasang.



0 komentar:

biologi © 2008. This blog is wearing Sederhana, a free XML Blogger Template adopted from Oh My Grid - WP theme by Thomas Arie
Converted to Blogger by Gre [Template-Godown]