Klasifikasi Jamur- Seperti yang telah Anda pelajari sebelumnya, bahwa
berbagai macam jamur mempunyai
ciri-ciri seperti spora seksual dan struktur tubuh buah dengan tahap-tahap
seksual dalam daur hidupnya. Oleh karena itu, berdasarkan pada cara dan ciri
reproduksinya, jamur dikelompokkan dalam empat kelas, yaitu Zygomycota,
Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota.
Jamur Zygomycota. Amatilah jamur pada tempe, maka
Anda akan mengetahui bentuk dari kelompok kelas ini.
Gambar 6.5 Struktur tubuh jamur tempe (Rhizopus
stolonifer)
Berdasarkan Gambar 6.5 terlihat jelas bentuk struktur
tubuh yang terdiri atas hifa dan sporangium. Jika hifanya menjadi tidak
memiliki sekat (septa) atau hifa senositik, maka menjadi ciri khas dari
kelompok kelas ini. Kelompok kelas ini memiliki tiga jenis hifa, yaitu hifa
yang menjalar di permukaan substrat disebut stolon, hifa yang menembus
ke dalam substrat seperti akar disebut rizoid, dan hifa yang
menjulang ke atas dan membentuk sporangium disebut sporangiosfor.
Sporangium atau kotak spora akan menghasilkan sporangiospora/spora. Jamur
Zygomycota bisa menghasilkan spora, maka cara reproduksinya dapat
dilakukan secara aseksual yaitu apabila sporangium telah matang (biasanya
berwarna hitam) maka dindingnya robek dan pecah yang menghasilkan banyak spora,
selanjutnya akan keluar dan menyebar dengan bantuan angin. Jika jatuh di tempat
yang cocok, maka akan tumbuh membentuk hifa baru.
Ciri khas dari jamur ini adalah reproduksi seksualnya
membentuk spora khusus, yaitu zigospora sehingga dimasukkan dalam kelas
Zygomycota. Cara reproduksi dengan seksual, yaitu secara konjugasi, dimulai
dari ujung-ujung hifa yang berlainan jenis terdiri atas hifa jantan (hifa +)
dan hifa betina (hifa -), kedua hifa tersebut bersifat haploid (n). Apabila
kedua hifa tersebut mengalami pembengkakan dan pemanjangan pada ujungnya, maka
akan bertemu dan bersatu dan selanjutnya akan melebur dan akan menghasilkan
zygot berdinding tebal yang disebut zygospora (bersifat diploid 2n). Karena
berdinding tebal, maka dia tahan terhadap kondisi lingkungan yang buruk.
Pada saat ini terjadi fase istirahat (dormansi) selama
1-3 bulan. Apabila keadaan lingkungan telah membaik, maka zygospora akan
berkecambah serta tumbuh menjadi hifa-hifa baru dan akan membentuk
sporangiosfor yang pada ujungnya terdapat sporangium yang berisi spora dan
selanjutnya akan terjadi proses reproduksi aseksual, demikian seterusnya.
Gambar 6.6 Perkembangbiakan secara aseksual dan
seksual pada Rhizopus stolonifer
Rhizopus stolonifer dapat membantu terbentuknya tempe, yaitu dapat
membantu menguraikan protein kedelai menjadi protein sederhana dan asam amino,
dengan bantuan enzim yang dikeluarkan. Karena dia mampu menguraikan, sehingga
mempunyai kesamaan fungsi dengan bakteri. Jamur kelas ini hidup secara
saprofit, baik di tanah, sisa-sisa organisme, kayu lapuk, misalnya Mucor yang
hidup pada roti yang sudah basi. Tetapi ada juga yang lebih menguntungkan,
misalnya Rhizopus oryzae yang digunakan untuk pembuatan sake (minuman
khas Jepang). Selain untuk membuat sake, golongan jamur ini adapula yang
digunakan untuk mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti (penyebar
penyakit demam berdarah), yaitu dengan menggunakan jamur Entomophthera
culicis. Mengapa jamur ini dapat mengendalikan populasi nyamuk Aedes
aegypti? Jamur Entomophthera culicis bisa hidup sebagai parasit di
dalam rongga tubuh nyamuk, selanjutnya akan menggerogoti membran tubuh nyamuk
bagian dalam sehingga lama kelamaan nyamuk tersebut akan mati.
Jamur Ascomycota. Pernahkan Anda berpikir bahwa makanan
seperti tape, roti, kue mangkuk, bahkan minuman bir dan alkohol merupakan hasil
dari suatu jamur? Golongan jamur ini merupakan kelompok yang terbesar. Makanan
itu merupakan contoh produk dari golongan jamur ini. Selain dapat menghasilkan
produk-produk tersebut, jamur Ascomycota juga bersifat sebagai saprofit
pada sampah, bahkan sebagai parasit pada tanaman.
Pada jamur Penicillium dan Aspergillus,
terlihat benang yang hifanya bersekat dan berinti banyak serta terdapat kantung
yang di dalamnya terdapat spora. Kantung ini disebut askus,
berbentuk seperti mangkuk/botol yang akan menghasilkan spora. Para ahli
menyebut spora askus ini dengan konidia. Warna konidia ada yang merah,
hitam, biru dan hijau, warna ini tergantung dari jenis jamurnya. Seperti halnya
Zygomycota, jamur ini juga memiliki konidiospora, konidiosfor, askospora, serta
mengalami perkembangbiakan secara aseksual dan seksual. Bagaimana prosesnya?
Gambar 6.8 Perkembangbiakan seksual dan aseksual pada
Ascomycotina
Dari hifa yang banyak dan di antara hifa
bercabang-cabang terdapat hifa yang pada ujungnya membentuk alat kelamin betina
dan biasanya mempunyai ukuran lebih besar disebut askegonium dan di
dekat pada ujung hifa yang lain membentuk alat kelamin jantan yang disebut anteridium,
masing-masing berinti haploid (n). Dari askegonium tumbuh saluran disebut trikogen
yang menghubungkan dengan anteridium. Melalui saluran inilah inti sel/nukleus
pindah dan masuk ke askegonium, sehingga masing-masing inti dari askegonium dan
anteridium akan berpasangan sehingga akan terbentuk pasangan inti yang berinti
diploid (2n). Kemudian dari pasangan inti tersebut akan tumbuh hifa yang
disebut hifa askogonium dikariotik (berinti dua/2n) yang akan membelah secara
mitosis. Selanjutnya, hifa dikariotik tersebut akan bercabang-cabang, hifanya
banyak bersekat melintang dan membentuk tubuh buah yang disebut askokarp.
Pada ujung-ujung hifa dikariotik tersebut akan membentuk sel khusus yang
akan menjadi askus, di dalam askus ini akan terjadi peleburan dua
inti (2n). Selanjutnya, akan membelah secara meiosis yang membentuk 8 buah
spora askus (askospora). Apabila terkena angin, maka spora askus
tersebut akan menyebar ke mana-mana. Jika jatuh di tempat yang sesuai, akan
tumbuh menjadi benang hifa baru dan akan menjadi banyak, demikian seterusnya.
Peristiwa ini merupakan salah satu cara
perkembangbiakan Ascomycota secara seksual. Bagaimana dengan
perkembangbiakannya secara aseksual? Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan
dengan cara membentuk tunas, pembentukan konidia, dan fragmentasi. Tunas yang
telah masak akan terlepas dari sel induknya dan akan tumbuh menjadi individu
baru. Anda telah mengetahui cara Ascomycota memperbanyak diri. Askokarp yang
dihasilkannya memiliki bentuk yang bermacam-macam dan inilah yang menjadi dasar
untuk mengklasifikasikan Ascomycota.
Jamur Saccharomyces cerevisiae. Jamur ini lebih dikenal
dengan nama pasaran ragi/kamir/yeast, yang dapat digunakan untuk membuat tape,
roti, alkohol, bahkan minuman bir. Jamur ini banyak dijumpai pada kulit
buah-buahan. Ciri utamanya adalah tidak mempunyai hifa dan tubuh buah, serta
selnya berbentuk bulat. Apabila keadaan lingkungan buruk, reproduksinya dilakukan
secara seksual, yaitu sel ragi yang haploid (n kromosom) bersatu dengan sel
ragi haploid yang lain, kemudian akan menghasilkan zygot yang diploid
(2nkromosom). Zygot akan membesar sehingga akan membentuk askus, kemudian
intinya akan mengalami pembelahan meiosis yang menghasilkan 8 buah inti baru
haploid kemudian tumbuh menjadi 8 spora haploid (spora askus) yang akan tumbuh
menjadi sel baru. Akan tetapi, bila keadaan lingkungan baik, ragi ini dapat
berkembang biak secara aseksual, yaitu dengan membentuk tunas, dengan
memisahkan diri dan seringkali tunas tersebut melekat pada induknya dan
bertunas lagi sehingga membentuk koloni.
Gambar 6.10 Reproduksi Saccharomyces secara
seksual dan aseksual
Biasanya jamur yeast digunakan sebagai bahan
pengembang makanan seperti roti. Mengapa adonan makanan itu bisa mengembang?
Ragi atau yeast ini mempunyai kemampuan untuk mengubah gula menjadi alkohol dan
karbon dioksida. Karbon dioksida inilah yang menyebabkan roti tersebut dapat
mengembang. Prosesnya seperti berikut.
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + energi
gula alkohol karbon dioksida
gula alkohol karbon dioksida
Jamur Basidiomycota. Perhatikan jamur seperti tampak pada Gambar 6.12!
Jamur tersebut sering kita temukan pada pohon, jerami, atau tanah pada waktu
musim penghujan. Anggota jamur ini lebih dari 25.000 species. Jamur ini
memiliki perkembangan paling tinggi di antara kelompok jamur lainnya, yaitu
merupakan jamur yang makroskopis, dapat dilihat langsung, dan mempunyai ukuran
yang besar. Bila diamati, bentuk tubuh buahnya menyerupai payung, bentuk
dan warnanya bermacam-macam. Tubuh buahnya ini disebut basidiokarp.
Gambar 6.12 (a) Jamur kayu, (b) jamur tiram, dan (c)
jamur merang
Bagian-bagian tubuh jamur seperti berikut.
- Tudung, yaitu bagian atas berbentuk seperti payung.
- Tangkai, terletak di bawah tudung.
- Lamella, letaknya di bawah tudung berbentuk lembaran.
- Annulus, posisinya melingkari batang berbentuk cincin.
Jika Anda amati, tubuh buah (basidiokarp)
terdiri atas jalinan hifa yang bersekat dikariotik (masing-masing sel mempunyai
inti yang berpasangan). Ujung-ujung hifanya menggembung membentuk basidium,
pada basidium inilah akan terbentuk spora.
Gambar 6.13 Daur hidup jamur Basidiomycota
Spora yang dihasilkan oleh basidium (basidiospora)
bersifat haploid dan tumbuh membentuk hifa-hifa yang bersekat, tiap sekat
berinti satu, ada yang sebagai hifa + (jantan) dan ada hifa – (betina). Jika
keduanya bertemu akan terjadi plasmogami/ percampuran plasma sel dan
akan terbentuk sel hifa yang dikariotik/dua inti.
Hifa tersebut akan terus berkembang membentuk miselium
yang masih bersifat dikariotik, sehingga akan terbentuk tubuh buah basidiokarp
yang bentuknya seperti payung. Basidiokarp ini akan menghasilkan basidium yang
terdapat pada lapisan disebut himenium. Di sinilah akan terjadi kariogami,
yaitu persatuan dua inti menjadi satu dan inti ini akan mengalami
pembelahan meiosis untuk membentuk 4 spora haploid yang disebut dengan basidiospora,
demikian seterusnya. Sebagian besar jamur ini dimanfaatkan sebagai makanan
karena tubuh buahnya memiliki rasa yang enak dan mengandung nilai gizi yang
tinggi. Contohnya sebagai berikut.
- Jamur merang (Volvariella volvaceae), tempat hidupnya memerlukan kelembapan yang tinggi.
- Jamur kuping (Auricularia polytricha), hidup sebagai saprofit pada kayu lapuk, mempunyai warna cokelat kehitam-hitaman. Jamur ini sering digunakan untuk campuran sayur sup.
- Jamur tiram (Pleurotus sp.), tumbuh di kayu lapuk dan dapat ditanam pada serbuk gergaji.
- Jamur shitake merupakan jamur yang sering diproduksi di Cina dan Jepang, hidup pada batang kayu.
Akan tetapi, tidak semua jamur ini dapat kita
manfaatkan sebagai makanan seperti jamur kayu Ganoderma applantum, Amanita
caecaria tidak beracun, Amanita verna beracun, hidup di tanah putih
atau merah, dan Exobasidium vexans hidup parasit pada tanaman teh.
Jamur Deuteromycota. Anda sudah mengetahui bahwa pengelompokan jamur
dibedakan oleh macam spora seksual yang dihasilkannya, yaitu askospora dan
basidiospora. Tetapi setelah para ahli mengadakan penelitian ternyata ada
beberapa jenis yang belum diketahui reproduksi seksualnya, sehingga cara
perkembangbiakannya dilakukan secara aseksual. Untuk itulah para ahli
mengelompokkan secara khusus jamur ini, yaitu dalam kelompok Deuteromycota atau
sering disebut fungi imperfecti. Ada sekitar 25.000 species jamur
ini, misalnya Tinea versicolor penyebab panu, Epidermophyton
floocossum penyebab penyakit kaki atlet, Microsporium penyebab
penyakit rambut dan kuku, Trichophyton dan Epidermophyton penyebab
penyakit kulit dan kuku.
0 komentar:
Posting Komentar