Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 08 Maret 2013

sejarah nabi Muhammad SAW



BAB II
PEMBAHASAN

A. Masa Rasulullah
Ilmu Agama sudah mulai berkembang dimulai dari zaman Rasulullah SAW. Hal itu terbukti dengan adanya pembahasan tentang metode-metode yang digunakan dalam pengajaran Rasul yang sampai saat ini masih digunakan oleh para ulama-ulama dalam proses penyaluran ilmu agama. Adapun metode-metode yang digunakan sebagai berikut :
1. Metode ceramah
2. Metode Dialog
3. Metode Diskusi / tanya jawab
4. Metode perumpamaan
5. Metode Kisah
6. Metode pembiasaan
7. Metode hafalan
Lembaga pendidikan yang ada pada zaman Rasulullah ada 2 tempat :
1.       Rumah Arqam Ibn Arqam, di tempat tersebut Rasulullah beserta kaum muslimin belajar hukum-hukum dan dasar-dasar ajaran Islam.
2.       Kuttab, disini anak-anak belajar menulis dan membaca / menghafal al-quran
Setelah Rasulullah SAW wafat perkembangan ilmu Islam dilanjutkan oleh Khulafa Ar-Rasyidin dan wilayah Islam telah meluas diluar Jazirah Arab. Para Khalifah ini memusatkan perhatiannya kepada pendidikan, syiar agama, dan kokohnya agama Islam.

B. Masa Khulafa Ar-Rasyidin
1. Masa Khalifah Abu Bakar As-Ashiddiq
Materi pendidikan Islam pada zaman Khalifah Abu bakar as siddiq terdiri dari :
a.       Pendidikan tauhid/keimanan, yaitu menanamkan bahwa satu-satunya yang wajib disembah adalah Allah SWT.
b.       Pendidikan akhlaq, seperti adab masuk rumah orang, sopan santun tetangga, bergaul dalam masyarakat.
c.       Pendidikan ibadah seperti pelaksanaan sholat, puasa dan haji.
d.      Pendidikan kesehatan seperti tentang kebersihan, gerak-gerik dalam shalat.
Lembaga pendidikan yang digunakan pada masa khalifah Abu bakar as shiddiq adalah masjid, masjid dijadikan benteng pertahanan rohani, tempat pertemuan dan lembaga pendidikan Islam, sebagai tempat sholat berjamaah, dan membaca al-quran.

2. Masa Umar bin Khattab
Materi pendidikan Islam pada masa Umar bin khatab :
Pelajaran yang diberikan adalah membaca dan menulis al-quran serta menghafalnya juga belajar pokok-pokok agama Islam. Pada masa ini juga diharuskan mampu berbahasa arab, sehingga orang-orang yang baru masuk Islam harus belajar bahasa arab terlebih dahulu sebelum belajar agama Islam.
Penyebaran ilmu pengetahuan para sahabat dan tempat pendidikan adalah terpusat di Madinah. Dengan meluasnya wilayah Islam sampai keluar jazirah Arab tampaknya Khalifah Umar bin Khatab memikirkan pendidikan Islam di daerah-daerah yang baru ditaklukan.

3. Masa Khalifah Usman bin Affan
Pada masa Khalifah Usman bin Affan pelaksanaan pendidikan Islam tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Pendidikan di masa ini hanya melanjutkan apa yang telah ada namun hanya memiliki sedikit perubahan yakni, para sahabat yang berpengaruh dan dekat dengan Rasul yang tidak diperbolehkan meninggalkan Madinah dimasa Umar justru diberikan kelonggaran untuk keluar dan menetap di daerah-daerah yang mereka sukai pada masa Usman bin Affan. Kebijakan ini sangat besar pengaruh bagi pelaksanaan pendidikan di daerah-daerah Khalifah Umar sudah merasa cukup dengan pendidikan yang sudah berjalan, namun begitu ada satu usaha yang cemerlang yang sudah terjadi di masa ini yang berpengaruh luar biasa bagi pendidikan Islam yaitu untuk “mengumpulkan tulisan ayat-ayat al-quran”.

4. Masa Khalifah Ali bin Abi Thalib
Pada masa Ali bin Abi Thalib tidak ada perkembangan ilmu pengetahuan agama Islam disebabkan pemerintahan Ali selalu dilanda konflik yang berujung kepada kekacauan. Pada masa ini pola pendidikan Ali bin Abi Thalib tidak jauh berbeda dengan masa Nabi yang menekankan pada pengajaran baca tulis dan ajaran-ajaran Islam yang bersumber pada al-quran dan hadist Nabi.

C. Masa Dinasti Umayyah
Dengan berakhirnya kekuasaan Ali bin Abi Thalib maka, lahirlah kekuasaan dinasti Bani Umayyah. Pada periode Ali dan Khalifah sebelumnya pola kepemimpinan masih mengikuti keteladanan Nabi, hal ini jauh berbeda dengan masa sesudah Khulafa Ar-Rasyidin yang berkembang sesudahnya, yang dimulai pada masa dinasti bani Umayyah. Bentuk pemerintahannya adalah berbentuk Kerajaan kekuasaan bersifat feodal atau turun temurun.
Umayyah berkuasa ± selama 91 tahun. Reformasi cukup banyak terjadi terpaut pada bidang pengajaran dan kemajuan pendidikan Islam.
Perkembangan ilmu tidak hanya dalam bidang agama semata melainkan juga dalam aspek teknologinya. Sementara sistem pendidikan masih sama dengan sebelumnya, yaitu Khuttab yang pelaksanaannya berpusat di mesjid.
Pada masa pemerintahan Dinasti Umayyah kemajuan tidak hanya dalam bidang pengembangan administrasi tetapi juga dalam bidang pengembangan pendidikan pemerintah memberikan dorongan yang kuat terhadap dunia pendidikan dengan penyediaan sarana dan prasarana.
Diantara ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa ini adalah :
1.       Ilmu agama seperti al-quran, hadist dan fiqih.
2.       Ilmu sejarah dan geografi, yaitu segala ilmu yang membahas tentang perjalanan hidup, kisah dan riwayat.
3.       Ilmu pengetahuan bidang bahasa, yaitu segala ilmu yang mempelajari bahasa, nahu, saraf
4.       Ilmu filsafat, yaitu segala ilmu yang pada umumnya berasal dari bangsa asing seperti ilmu mantik, kimia, astronomi, ilmu hitung, ilmu kedokteran.

D. Masa Dinasti Abbasiyah
Berdirinya bani Abbasiyah diawali dengan dua strategi :
-                pertama dengan sistem mencari pendukung dan penyebaran ide secara rahasia.
-                 kedua himbauan-himbauan secara terang-terangan di forum-forum resmi untuk mendirikan dinasti Abbasiyah.
Dari dua strategi tersebut, Muhammad bin Al-Abasy dan kawan-kawan berhasil mendirikan dinasti Abbasiyah pada tahun 132 H.


a. Periode Khalifah Abbasiyah pertama Abdul Abas Al-Safah
Dua strategi tersebut berhasil mengangkat Al-Abas sebagai khalifah pertama dan diberi gelar Al-Mansyur. Pada masa ini, ilmu pengetahuan dipandang sebagai sesuatu yang sangat penting dan mulia. Para khalifah dan pembesar lainnya membuka kemungkinan seluas-luasnya untuk kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Selain itu, diberikan kebebasan berfikir bagi siapa saja sebagai hak asasi manusia sepenuhnya.

b. Periode Khalifah Abu Jakfar Abdullah
Pada masa ini hanya merehabilitasi istana dengan megah.

c. Periode Khalifah Al-Mahdi
Masa ini berkembang berbagai ilmu, seperti Assyur hikmah, adab dan musik

d. Periode Khalifah Al-Hadi
Masa ini, tidak ada kemajuan-kemajuan karena Khalifah Al-Hadi hanya melanjutkan kebijakan-kebijakan khalifah sebelumnya.

e. Periode Khalifah Harun Al-Rasyid
Pada masa khalifah ini, Bagdad adalah paling makmur dari zaman sebelumnya. Nama Harun Al-Rasyid terkenal di negeri-negeri barat. Harun Al-Rasyid adalah khalifah yang sangat mencintai ilmu pengetahuan dan beliau mengarang buku “Seribu Satu Malam” yang diterjemahkan pada sebagian besar bahasa-bahasa Eropa dan Amerika.

f. Periode Khalifah Al-Amin

g. Periode Khalifah Al-Ma’mun
Pada masa ini, awal dimunculkannya ilmu Falsafat (Al-Hikmah) dan juga munculnya buku kedokteran.

h. Periode Khalifah Al-Mu’tasim

i. Periode Khalifah Al-Wasiq


E. Sejarah masuknya ilmu dari dunia Islam ke Eropa dan barat
Sebagaimana tercatat dalam sejarah bahwa pada masa pemerintahan Bani Umayyah berhasil mengalahkan Raja Roderick di Bakkah melalui Pegunungan Jabal Thariq. Pada saat itu Islam telah menguasai Afrika Utara, Benua Eropa (711 M), Maroko dan Aljazair, Spanyol, Cordova, Serville, Elvire dan Toledo. Dinasti Umayyah membangun kekuasaan di Spanyol dan menjadikan Cordova sebagai Ibukota di bawah pemerintahan Abdurahman Ad-Dakhil (Abdurahman I). Sejak saat itu Cordova mulai melangkah maju. Cordova memasuki puncak kejayaan di bawah pemerintahan Abdurahman III dan Al-Hakam II. Kemajuan tersebut dapat dilihat dalam berbagai bidang terutama bidang Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Intelektual. Terbukti dengan adanya Universitas Cordova yang tersohor dan menjadi kebanggaan umat Islam dan menandingi 2 universitas lainnya, yaitu Al-Azhar di Kairo dan Nizamiyah di Bagdad. Bahkan pada masa Khalifah Umar bin Abd Aziz, serangan dilakukan ke Perancis melalui pegunungan Piranee.
Islam memiliki peranan yang sangat besar dalam proses kemajuan ilmu pengetahuan di Spanyol dan dunia Barat dari tahun 711 M hingga 1492 M.
Pengaruh tersebut banyak terlihat dari :
1.             Para ilmuwan Barat banyak mengadopsi kebudayaan dan penerjemahan karya-karya gemilang intelektual muslim yang pernah ada.
2.             Lembaga-lembaga pendidikan tinggi pada abad ke-12, yang secara otomatis akan mempunyai peran penting dalam proses penelitian dan penerjemahan karya intelektual dan keilmuan Islam ke dalam bahasa latin.
3.             Pengaruh Ibnu Rusyid (1120 – 1198 M) yang menganjurkan kebebasan berfikir
4.             Keinginan besar dari para pemuda Kristen yang belajar di Universitas-universitas Islam di Spanyol, seperti Universitas Cordova, Servile, Malaga, Granada dan Samalangka dalam penerjemahan karya intelektual Islam.
Namun pada abad pertengahan (abad ke-12) Islam mengalami masa kemunduran.

F. Pendidikan Islam pada masa kemunduran
1. Jatuhnya Bagdad
Masa Imperium Abbasiyah dikenal sebagai kurun keemasan. Namun selanjutnya juga mengalami kemunduran, sebagai awal kemunduran yang tidak terlepas dengan konotasi kemunduran pendidikan yang ditandai kemunduran intelektual. Tepat juga dikatakan periode ini merupakan awal kejatuhan dan keruntuhan Bagdad sebagai ibukota dan kebanggaan umat Islam di dunia akan kemajuan peradabannya.
Faktor-faktor yang membuat Bagdad menjadi lemah dan kemudian hancur dapat dikelompokkan menjadi 2 faktor :
a. Faktor internal
    - Konflik internal keluarga istana
    - Tampilnya dominasi militer
    - Permasalahan keuangan
    - Berdiri dinasti-dinasti kecil
    - Luasnya wilayah
    - Fanatisme keagamaan
b. Faktor eksternal
    - Perang Salib
Terjadinya perang salib yang berlangsung beberapa gelombang banyak menelan korban termasuk para ilmuwan-ilmuwan yang ada pada masa itu. Perang salib merupakan simbol perang agama yang timbul atas ketidak senangan komunitas kristen terhadap perkembangan Islam di Eropa termasuk perkembangan ilmu pengetahuannya. Orang-orang kristen Eropa di bawah kepemimpinan Paus Urbanus II menyerang umat Islam.
   - Serangan Tentara Mongol
Setelah Perang Salib, tentara Mongol juga melakukan penyerangan ke wilayah kekuasaan Islam, gereja-gereja Kristen berasosiasi dengan orang Mongol yang sangat anti pada Islam sehingga tentara Mongol memporak porandakan kota-kota yang menjadi pusat pendidikan Islam.
Hadirnya tentara Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan, pusat-pusat ilmu pengetahuan, baik yang berupa perpustakaan maupun lembaga-lembaga pendidikan dihancurkan dan dibakar sampai punah tak berbekas. Oleh karena itu pada masa-masa seperti ini dunia Islam tidak dapat melahirkan pemikir-pemikir yang kritis. Lembaga-lembaga pendidikan tinggi sama sekali tidak memberi peluang kepada para mahasiswa untuk melakukan penelitian dan pengembangan ilmu.

b. Kejatuhan Cordova (Spanyol)
Kemunduran dan kehancuran kekuasaan Islam di Spanyol disebabkan beberapa faktor, antara lain :
1.             Tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan yang menyebabkan munculnya perebutan kekuasaan diantara ahli waris
2.             Lemahnya figur dan karismatik yang dimiliki khalifah khususnya sesudah khalifah Al-Hakam II
3.             Perselisihan dikalangan umat Islam itu sendiri yang disebabkan perbedaan kepentingan atau karena perbedaan suku dan kelompok yang justru menjadi peluang bagi pihak kristen untuk memecah belah umat Islam.
4.             Konflik Islam dengan Kristen
5.             Munculnya Muluk Al-Thawaif ( kerajaan-kerajaan kecil) yang masing-masing saling berebut kekuasaan.

G. Sejarah Pertumbuhan Ilmu Umum di dunia Islam pada zaman Modern (Proses masuknya ilmu Umum dari barat ke dunia Islam)
Kemunduran ilmu pengetahuan Islam yang diawali dengan runtuhnya aliran Mu’tazilah yang mengakibatkan cara berfikir umat Islam berubah dari yang rasional menjadi tradisional, juga situasi politik negeri Islam yang tidak menentu yang berakibat pada rapuhnya sistem pemerintahan. Hal tersebut tentu berpengaruh terhadap lemahnya sektor pendidikan baik institusi, metodologi, bahkan tujuan pendidikan Islam.
Hingga akhirnya para pembaharu Islam berfikiran untuk melakukan modernisasi dalam Islam melalui proses pengambilan pengetahuan dari Barat.
Faktor yang melatarbelakangi modernisasi :
1.       Faktor kebutuhan pragmatis umat Islam yang sangat memerlukan satu sistem pendidikan Islam untuk mencetak umat muslim yang berkualitas, bertaqwa, dan beriman kepada Allah.
2.       Al-quran sendiri banyak menyuruh / menganjurkan umat Islam untuk selalu berfikir dan bermetafora.
3.       Adanya kontak Islam dengan dunia Barat
Adanya kontak Islam dengan barat pada abad ke-20 setidaknya telah memunculkan 2 respon yaitu :
1.       rasa simpatik umat Islam akan kemajuan yang dialami barat mendorong pengadopsian ilmu pengetahuan dan teknologi barat ke dalam dunia Islam
2.       keprihatinan dari sebagian golongan umat Islam akan kemunduran Islam menjadikan mereka berfikir untuk kembali kepada ajaran Islam yang murni berdasarkan al-quran dan al-sunah.


H. Pola Pembaharuan dalam Islam
Dua pemikiran pembaharuan pendidikan dalam Islam :
1.       Pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada pola pendidikan modern di Barat, yang kita kenal dengan gerakan modernis.
Caranya : - mendirikan sekolah-sekolah ala Barat baik sistem maupun isi pendidikannya
                - mengirim para pelajar ke Eropa terutama Prancis untuk menguasai sains dan teknologi modern.
Seperti yang dilakukan Mohammad Ali Pasya (1805 – 1948) ketika berkuasa di Mesir.Dengan cara : - mendatangkan guru-guru dari Barat untuk mengajar di sekolah-
                                    sekolah militer dan teknik di Mesir
                                 - Penerjemahan buku-buku barat ke dalam bahasa Arab
2.       Golongan yang berorientasi pada pembaharuan pendidikan Islam yang berdasarkan sumber Islam yang murni.
Golongan ini berfikiran bahwa sumber pengetahuan dan teknologi tersebut adalah Islam sendiri yang menyebabkan kemundurannya adalah ketidak setiaan kaum muslimin dalam menjalankan ajaran Islam sebagaimana mestinya. Jadi, kita tidak harus belajar dari Barat, melainkan hanya harus menjalankan ajaran Islam sebagaimana mestinya saja untuk dapat mengulang kejayaan di masa lalu.
















BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Secara historis, perkembangan ilmu agama Islam dalam arti fiqih, hadist, dan tafsir sudah dimulai pada masa Khulafa Ar-Rasyidin dan diawal pemerintahan Bani Umayyah hal ini terlihat dari adanya jenjang pendidikan dan materi yang berbeda-beda setiap jenjangnya. Dan sebagai tempat pengajarannya di Khattab untuk anak-anak belajar, membaca/menghafal Al-Quran dan menulis serta belajar pokok-pokok agama Islam yang selanjutnya dilanjutkan di Mesjid. Baik metode, strategi, dan pendekatan yang digunakan dalam melakukan proses belajar mengajar di setiap jenjang yang berbeda-beda.
Masa Abbasiyah dikenal sebagai masa perkembangan ilmu pengetahuan, dimana pada masanya selain telah berkembang ilmu agama Islam juga banyak lahir ilmu-ilmu akibat adanya persinggungan kebudayaan antara Islam dengan negara-negara lain. Contohnya ilmu kedokteran, ilmu matematika, ilmu pengetahuan alam dan filosofis. Dengan demikian pada zaman klasik, tidak terdapat dualisme dalam sistem pendidikan seperti sekarang.
Namun demikian, dengan jatuhnya Bagdad dan jatuhnya khalifah bani Abbas ditangan Hulagu Khan kegemilangan itu hilang. Sehingga muncul dikotomi pendidikan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum. Keadaan ini terus berlanjut sampai muncul kesadaran ditangan para pembaharu Islam pada masa modern untuk mengembalikan sistem pendidikan yang integratif melalui gerakan Islamisasi ilmu pengetahuan.

3.2 Saran
Kita sebagai umat Islam seharusnya berusaha untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya, namun dalam prosesnya kita memperhatikan ajaran-ajaran agama Islam sehingga diharapkan Islam dapat mengulang kejayaan ilmu keagamaan dan ilmu pengetahuan yang integratif seperti di masa silam








DAFTAR PUSTAKA

Ramayulis. Metode Pengajaran Agama Islam. Jakarta : Kalamulya, 1990.
Sunanto, Musyrifah. Sejarah Islam Klasik Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam. Jakarta : Kencana, 2004.
Yunus, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Wacana Ilmu, 2001.
Yunus, Mahmud. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Hidakarya Agung, 1990.

0 komentar:

biologi © 2008. This blog is wearing Sederhana, a free XML Blogger Template adopted from Oh My Grid - WP theme by Thomas Arie
Converted to Blogger by Gre [Template-Godown]