BAB II
PEMBAHASAN
A. Masa Rasulullah
Ilmu Agama sudah mulai berkembang
dimulai dari zaman Rasulullah SAW. Hal itu terbukti dengan adanya pembahasan
tentang metode-metode yang digunakan dalam pengajaran Rasul yang sampai saat
ini masih digunakan oleh para ulama-ulama dalam proses penyaluran ilmu agama. Adapun
metode-metode yang digunakan sebagai berikut :
1. Metode ceramah
2. Metode Dialog
3. Metode Diskusi / tanya jawab
4. Metode perumpamaan
5. Metode Kisah
6. Metode pembiasaan
7. Metode hafalan
Lembaga pendidikan yang ada pada zaman Rasulullah ada 2
tempat :
1.
Rumah Arqam Ibn Arqam, di
tempat tersebut Rasulullah beserta kaum muslimin belajar hukum-hukum dan
dasar-dasar ajaran Islam.
2.
Kuttab, disini anak-anak
belajar menulis dan membaca / menghafal al-quran
Setelah Rasulullah SAW wafat perkembangan ilmu Islam
dilanjutkan oleh Khulafa Ar-Rasyidin dan wilayah Islam telah meluas diluar
Jazirah Arab. Para Khalifah ini memusatkan perhatiannya kepada pendidikan,
syiar agama, dan kokohnya agama Islam.
B. Masa Khulafa
Ar-Rasyidin
1. Masa Khalifah Abu Bakar
As-Ashiddiq
Materi pendidikan Islam pada zaman Khalifah Abu bakar as
siddiq terdiri dari :
a.
Pendidikan tauhid/keimanan,
yaitu menanamkan bahwa satu-satunya yang wajib disembah adalah Allah SWT.
b.
Pendidikan akhlaq, seperti adab
masuk rumah orang, sopan santun tetangga, bergaul dalam masyarakat.
c.
Pendidikan ibadah seperti
pelaksanaan sholat, puasa dan haji.
d.
Pendidikan kesehatan seperti
tentang kebersihan, gerak-gerik dalam shalat.
Lembaga pendidikan yang digunakan pada masa khalifah Abu
bakar as shiddiq adalah masjid, masjid dijadikan benteng pertahanan rohani,
tempat pertemuan dan lembaga pendidikan Islam, sebagai tempat sholat berjamaah,
dan membaca al-quran.
2. Masa Umar bin Khattab
Materi pendidikan Islam pada masa Umar bin khatab :
Pelajaran yang diberikan adalah membaca dan menulis
al-quran serta menghafalnya juga belajar pokok-pokok agama Islam. Pada masa ini
juga diharuskan mampu berbahasa arab, sehingga orang-orang yang baru masuk
Islam harus belajar bahasa arab terlebih dahulu sebelum belajar agama Islam.
Penyebaran ilmu pengetahuan para sahabat dan tempat
pendidikan adalah terpusat di Madinah. Dengan meluasnya wilayah Islam sampai
keluar jazirah Arab tampaknya Khalifah Umar bin Khatab memikirkan pendidikan
Islam di daerah-daerah yang baru ditaklukan.
3. Masa Khalifah Usman bin
Affan
Pada masa Khalifah Usman bin Affan pelaksanaan
pendidikan Islam tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Pendidikan di masa
ini hanya melanjutkan apa yang telah ada namun hanya memiliki sedikit perubahan
yakni, para sahabat yang berpengaruh dan dekat dengan Rasul yang tidak
diperbolehkan meninggalkan Madinah dimasa Umar justru diberikan kelonggaran
untuk keluar dan menetap di daerah-daerah yang mereka sukai pada masa Usman bin
Affan. Kebijakan ini sangat besar pengaruh bagi pelaksanaan pendidikan di
daerah-daerah Khalifah Umar sudah merasa cukup dengan pendidikan yang sudah
berjalan, namun begitu ada satu usaha yang cemerlang yang sudah terjadi di masa
ini yang berpengaruh luar biasa bagi pendidikan Islam yaitu untuk “mengumpulkan
tulisan ayat-ayat al-quran”.
4. Masa Khalifah Ali bin
Abi Thalib
Pada masa Ali bin Abi Thalib tidak ada perkembangan ilmu
pengetahuan agama Islam disebabkan pemerintahan Ali selalu dilanda konflik yang
berujung kepada kekacauan. Pada masa ini pola pendidikan Ali bin Abi Thalib
tidak jauh berbeda dengan masa Nabi yang menekankan pada pengajaran baca tulis
dan ajaran-ajaran Islam yang bersumber pada al-quran dan hadist Nabi.
C. Masa Dinasti Umayyah
Dengan berakhirnya kekuasaan Ali bin Abi Thalib maka,
lahirlah kekuasaan dinasti Bani Umayyah. Pada periode Ali dan Khalifah
sebelumnya pola kepemimpinan masih mengikuti keteladanan Nabi, hal ini jauh
berbeda dengan masa sesudah Khulafa Ar-Rasyidin yang berkembang sesudahnya,
yang dimulai pada masa dinasti bani Umayyah. Bentuk pemerintahannya adalah
berbentuk Kerajaan kekuasaan bersifat feodal atau turun temurun.
Umayyah berkuasa ± selama 91 tahun. Reformasi cukup banyak terjadi terpaut pada bidang
pengajaran dan kemajuan pendidikan Islam.
Perkembangan ilmu tidak hanya dalam bidang agama semata
melainkan juga dalam aspek teknologinya. Sementara sistem pendidikan masih sama
dengan sebelumnya, yaitu Khuttab yang pelaksanaannya berpusat di mesjid.
Pada masa pemerintahan Dinasti
Umayyah kemajuan tidak hanya dalam bidang pengembangan administrasi tetapi juga
dalam bidang pengembangan pendidikan pemerintah memberikan dorongan yang kuat
terhadap dunia pendidikan dengan penyediaan sarana dan prasarana.
Diantara ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa ini
adalah :
1.
Ilmu agama seperti al-quran,
hadist dan fiqih.
2.
Ilmu sejarah dan geografi,
yaitu segala ilmu yang membahas tentang perjalanan hidup, kisah dan riwayat.
3.
Ilmu pengetahuan bidang bahasa,
yaitu segala ilmu yang mempelajari bahasa, nahu, saraf
4.
Ilmu filsafat, yaitu segala
ilmu yang pada umumnya berasal dari bangsa asing seperti ilmu mantik, kimia,
astronomi, ilmu hitung, ilmu kedokteran.
D. Masa Dinasti Abbasiyah
Berdirinya bani Abbasiyah diawali dengan dua strategi :
-
pertama dengan sistem mencari
pendukung dan penyebaran ide secara rahasia.
-
kedua himbauan-himbauan secara
terang-terangan di forum-forum resmi untuk mendirikan dinasti Abbasiyah.
Dari dua strategi tersebut, Muhammad bin Al-Abasy dan
kawan-kawan berhasil mendirikan dinasti Abbasiyah pada tahun 132 H.
a. Periode Khalifah
Abbasiyah pertama Abdul Abas Al-Safah
Dua strategi tersebut berhasil mengangkat Al-Abas
sebagai khalifah pertama dan diberi gelar Al-Mansyur. Pada masa ini, ilmu
pengetahuan dipandang sebagai sesuatu yang sangat penting dan mulia. Para khalifah dan pembesar lainnya membuka kemungkinan
seluas-luasnya untuk kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Selain itu,
diberikan kebebasan berfikir bagi siapa saja sebagai hak asasi manusia
sepenuhnya.
b. Periode Khalifah Abu
Jakfar Abdullah
Pada masa ini hanya merehabilitasi istana dengan megah.
c. Periode Khalifah
Al-Mahdi
Masa ini berkembang berbagai ilmu, seperti Assyur
hikmah, adab dan musik
d. Periode Khalifah
Al-Hadi
Masa ini, tidak ada kemajuan-kemajuan karena Khalifah
Al-Hadi hanya melanjutkan kebijakan-kebijakan khalifah sebelumnya.
e. Periode Khalifah Harun
Al-Rasyid
Pada masa khalifah ini, Bagdad
adalah paling makmur dari zaman sebelumnya. Nama Harun Al-Rasyid terkenal di
negeri-negeri barat. Harun Al-Rasyid adalah khalifah yang sangat mencintai ilmu
pengetahuan dan beliau mengarang buku “Seribu Satu Malam” yang diterjemahkan
pada sebagian besar bahasa-bahasa Eropa dan Amerika.
f. Periode Khalifah
Al-Amin
g. Periode Khalifah
Al-Ma’mun
Pada masa ini, awal dimunculkannya ilmu Falsafat
(Al-Hikmah) dan juga munculnya buku kedokteran.
h. Periode Khalifah
Al-Mu’tasim
i. Periode Khalifah Al-Wasiq
E. Sejarah masuknya ilmu
dari dunia Islam ke Eropa dan barat
Sebagaimana tercatat dalam sejarah
bahwa pada masa pemerintahan Bani Umayyah berhasil mengalahkan Raja Roderick di
Bakkah melalui Pegunungan Jabal Thariq. Pada saat itu Islam telah menguasai
Afrika Utara, Benua Eropa (711 M), Maroko dan Aljazair, Spanyol, Cordova,
Serville, Elvire dan Toledo. Dinasti Umayyah membangun kekuasaan di Spanyol dan
menjadikan Cordova sebagai Ibukota di bawah pemerintahan Abdurahman Ad-Dakhil
(Abdurahman I). Sejak saat itu Cordova mulai melangkah maju. Cordova memasuki
puncak kejayaan di bawah pemerintahan Abdurahman III dan Al-Hakam II. Kemajuan
tersebut dapat dilihat dalam berbagai bidang terutama bidang Pendidikan, Ilmu
Pengetahuan dan Intelektual. Terbukti dengan adanya Universitas Cordova yang
tersohor dan menjadi kebanggaan umat Islam dan menandingi 2 universitas lainnya,
yaitu Al-Azhar di Kairo dan Nizamiyah di Bagdad. Bahkan pada masa Khalifah Umar
bin Abd Aziz, serangan dilakukan ke Perancis melalui pegunungan Piranee.
Islam memiliki peranan yang sangat
besar dalam proses kemajuan ilmu pengetahuan di Spanyol dan dunia Barat dari
tahun 711 M hingga 1492 M.
Pengaruh tersebut banyak terlihat
dari :
1.
Para ilmuwan Barat banyak mengadopsi kebudayaan dan penerjemahan
karya-karya gemilang intelektual muslim yang pernah ada.
2.
Lembaga-lembaga pendidikan
tinggi pada abad ke-12, yang secara otomatis akan mempunyai peran penting dalam
proses penelitian dan penerjemahan karya intelektual dan keilmuan Islam ke
dalam bahasa latin.
3.
Pengaruh Ibnu Rusyid (1120 –
1198 M) yang menganjurkan kebebasan berfikir
4.
Keinginan besar dari para pemuda
Kristen yang belajar di Universitas-universitas Islam di Spanyol, seperti
Universitas Cordova, Servile, Malaga,
Granada dan
Samalangka dalam penerjemahan karya intelektual Islam.
Namun pada abad pertengahan (abad ke-12) Islam mengalami
masa kemunduran.
F. Pendidikan Islam pada
masa kemunduran
1. Jatuhnya Bagdad
Masa Imperium Abbasiyah dikenal sebagai kurun keemasan.
Namun selanjutnya juga mengalami kemunduran, sebagai awal kemunduran yang tidak
terlepas dengan konotasi kemunduran pendidikan yang ditandai kemunduran
intelektual. Tepat juga dikatakan periode ini merupakan awal kejatuhan dan
keruntuhan Bagdad sebagai ibukota dan
kebanggaan umat Islam di dunia akan kemajuan peradabannya.
Faktor-faktor yang membuat Bagdad
menjadi lemah dan kemudian hancur dapat dikelompokkan menjadi 2 faktor :
a. Faktor internal
- Konflik
internal keluarga istana
- Tampilnya
dominasi militer
- Permasalahan
keuangan
- Berdiri
dinasti-dinasti kecil
- Luasnya
wilayah
- Fanatisme
keagamaan
b. Faktor eksternal
- Perang Salib
Terjadinya perang salib yang berlangsung beberapa
gelombang banyak menelan korban termasuk para ilmuwan-ilmuwan yang ada pada
masa itu. Perang salib merupakan simbol perang agama yang timbul atas ketidak
senangan komunitas kristen terhadap perkembangan Islam di Eropa termasuk
perkembangan ilmu pengetahuannya. Orang-orang kristen Eropa di bawah
kepemimpinan Paus Urbanus II menyerang umat Islam.
- Serangan
Tentara Mongol
Setelah Perang Salib, tentara Mongol juga melakukan
penyerangan ke wilayah kekuasaan Islam, gereja-gereja Kristen berasosiasi
dengan orang Mongol yang sangat anti pada Islam sehingga tentara Mongol
memporak porandakan kota-kota yang menjadi pusat pendidikan Islam.
Hadirnya tentara Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan,
pusat-pusat ilmu pengetahuan, baik yang berupa perpustakaan maupun
lembaga-lembaga pendidikan dihancurkan dan dibakar sampai punah tak berbekas.
Oleh karena itu pada masa-masa seperti ini dunia Islam tidak dapat melahirkan
pemikir-pemikir yang kritis. Lembaga-lembaga pendidikan tinggi sama sekali
tidak memberi peluang kepada para mahasiswa untuk melakukan penelitian dan
pengembangan ilmu.
b. Kejatuhan Cordova
(Spanyol)
Kemunduran dan kehancuran kekuasaan Islam di Spanyol
disebabkan beberapa faktor, antara lain :
1.
Tidak jelasnya sistem peralihan
kekuasaan yang menyebabkan munculnya perebutan kekuasaan diantara ahli waris
2.
Lemahnya figur dan karismatik
yang dimiliki khalifah khususnya sesudah khalifah Al-Hakam II
3.
Perselisihan dikalangan umat
Islam itu sendiri yang disebabkan perbedaan kepentingan atau karena perbedaan
suku dan kelompok yang justru menjadi peluang bagi pihak kristen untuk memecah
belah umat Islam.
4.
Konflik Islam dengan Kristen
5.
Munculnya Muluk Al-Thawaif (
kerajaan-kerajaan kecil) yang masing-masing saling berebut kekuasaan.
G. Sejarah Pertumbuhan
Ilmu Umum di dunia Islam pada zaman Modern (Proses masuknya ilmu Umum dari
barat ke dunia Islam)
Kemunduran ilmu pengetahuan Islam yang
diawali dengan runtuhnya aliran Mu’tazilah yang mengakibatkan cara berfikir
umat Islam berubah dari yang rasional menjadi tradisional, juga situasi politik
negeri Islam yang tidak menentu yang berakibat pada rapuhnya sistem
pemerintahan. Hal tersebut tentu berpengaruh terhadap lemahnya sektor
pendidikan baik institusi, metodologi, bahkan tujuan pendidikan Islam.
Hingga akhirnya para pembaharu Islam
berfikiran untuk melakukan modernisasi dalam Islam melalui proses pengambilan
pengetahuan dari Barat.
Faktor yang melatarbelakangi modernisasi :
1.
Faktor kebutuhan pragmatis umat
Islam yang sangat memerlukan satu sistem pendidikan Islam untuk mencetak umat
muslim yang berkualitas, bertaqwa, dan beriman kepada Allah.
2.
Al-quran sendiri banyak
menyuruh / menganjurkan umat Islam untuk selalu berfikir dan bermetafora.
3.
Adanya kontak Islam dengan
dunia Barat
Adanya kontak Islam dengan barat pada abad ke-20
setidaknya telah memunculkan 2 respon yaitu :
1.
rasa simpatik umat Islam akan
kemajuan yang dialami barat mendorong pengadopsian ilmu pengetahuan dan
teknologi barat ke dalam dunia Islam
2.
keprihatinan dari sebagian
golongan umat Islam akan kemunduran Islam menjadikan mereka berfikir untuk
kembali kepada ajaran Islam yang murni berdasarkan al-quran dan al-sunah.
H. Pola Pembaharuan dalam
Islam
Dua pemikiran pembaharuan pendidikan dalam Islam :
1.
Pola pembaharuan pendidikan
Islam yang berorientasi pada pola pendidikan modern di Barat, yang kita kenal
dengan gerakan modernis.
Caranya : - mendirikan sekolah-sekolah ala Barat baik
sistem maupun isi pendidikannya
-
mengirim para pelajar ke Eropa terutama Prancis untuk menguasai sains dan
teknologi modern.
Seperti yang dilakukan Mohammad Ali Pasya (1805 – 1948)
ketika berkuasa di Mesir.Dengan cara : - mendatangkan guru-guru dari Barat
untuk mengajar di sekolah-
sekolah militer dan
teknik di Mesir
- Penerjemahan
buku-buku barat ke dalam bahasa Arab
2.
Golongan yang berorientasi pada
pembaharuan pendidikan Islam yang berdasarkan sumber Islam yang murni.
Golongan ini berfikiran bahwa sumber pengetahuan dan
teknologi tersebut adalah Islam sendiri yang menyebabkan kemundurannya adalah
ketidak setiaan kaum muslimin dalam menjalankan ajaran Islam sebagaimana
mestinya. Jadi, kita tidak harus belajar dari Barat, melainkan hanya harus
menjalankan ajaran Islam sebagaimana mestinya saja untuk dapat mengulang
kejayaan di masa lalu.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Secara historis, perkembangan ilmu agama Islam dalam
arti fiqih, hadist, dan tafsir sudah dimulai pada masa Khulafa Ar-Rasyidin dan
diawal pemerintahan Bani Umayyah hal ini terlihat dari adanya jenjang
pendidikan dan materi yang berbeda-beda setiap jenjangnya. Dan sebagai tempat
pengajarannya di Khattab untuk anak-anak belajar, membaca/menghafal Al-Quran
dan menulis serta belajar pokok-pokok agama Islam yang selanjutnya dilanjutkan
di Mesjid. Baik metode, strategi, dan pendekatan yang digunakan dalam melakukan
proses belajar mengajar di setiap jenjang yang berbeda-beda.
Masa Abbasiyah dikenal sebagai masa perkembangan ilmu
pengetahuan, dimana pada masanya selain telah berkembang ilmu agama Islam juga
banyak lahir ilmu-ilmu akibat adanya persinggungan kebudayaan antara Islam
dengan negara-negara lain. Contohnya ilmu kedokteran, ilmu matematika, ilmu pengetahuan
alam dan filosofis. Dengan demikian pada zaman klasik, tidak terdapat dualisme
dalam sistem pendidikan seperti sekarang.
Namun demikian, dengan jatuhnya Bagdad
dan jatuhnya khalifah bani Abbas ditangan Hulagu Khan kegemilangan itu hilang.
Sehingga muncul dikotomi pendidikan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum.
Keadaan ini terus berlanjut sampai muncul kesadaran ditangan para pembaharu
Islam pada masa modern untuk mengembalikan sistem pendidikan yang integratif
melalui gerakan Islamisasi ilmu pengetahuan.
3.2 Saran
Kita sebagai umat Islam seharusnya berusaha untuk
mencari ilmu sebanyak-banyaknya, namun dalam prosesnya kita memperhatikan
ajaran-ajaran agama Islam sehingga diharapkan Islam dapat mengulang kejayaan
ilmu keagamaan dan ilmu pengetahuan yang integratif seperti di masa silam
DAFTAR PUSTAKA
Ramayulis. Metode
Pengajaran Agama Islam. Jakarta
: Kalamulya, 1990.
Sunanto, Musyrifah. Sejarah Islam Klasik Perkembangan
Ilmu Pengetahuan Islam. Jakarta
: Kencana, 2004.
Yunus, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Wacana Ilmu, 2001.
Yunus, Mahmud. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Hidakarya
Agung, 1990.
0 komentar:
Posting Komentar