BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Belajar
mengajar pada dasarnya merupakan proses interaksi edukatif antara guru dan
siswa. Tujuan dari interaksi edukatif tersebut meliputi tiga aspek, yakni aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik. Untuk mencapai tujuan secara baik,
diperlukan peran maksimal dari seorang guru, baik dalam penyampai materi,
penggunaan metode, pengelolaan kelas dan sebagainya. Selain itu, diharapkan
kepada guru untuk lebih kreatif untuk melakukan kegiatan pendukung pembelajaran
didialam kelas salah satu kegiatan pendukung yang dimaksud adalah dengan
menggunakan media audio-visual.
Di era
globalisasi ini , program pembelajaran seakan-akan belum dapat memberikan hasil
yang memuaskan. Hal ini terlihat ketika proses pembelajaran berlangsung,
suasana kelas nampak tegang dan membosankan. Guru sibuk menyampaikan materi
tanpa mau tau tentang siswanya faham atau tidak. “Paham tidak paham asal materi
habis dan urusan menjadi beres”. Kebanyakan guru dalam mendidik selalu monoton
atau tidak melakukan variasi-variasi. Banyak guru-guru yang kurang mengikuti perkembangan teknologi
sehingga kurang mampu menggunakan media dalam proses pembelajaran.
Belajar
mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai
interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai
edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran yang
dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara
sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.
Fungsi media pendidikan dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya sekedar alat peraga bagi guru, melainkan pembawa pesan-pesan informasi dan pesan-pesan pembelajaran yang dibutuhkan peserta didik.
Fungsi media pendidikan dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya sekedar alat peraga bagi guru, melainkan pembawa pesan-pesan informasi dan pesan-pesan pembelajaran yang dibutuhkan peserta didik.
1.2 Identifikasi masalah
Merujuk pada Latar belakang maslah di atas maka dapat di identifikasi
beberapa masalah yang berkaitan dengan latar belakang diatas :
1.
Apakah ada pengarauh penggunaan audio-visual terhadap
hasil belajar ipa di kelas 6 SD N 2 Talagasari?
2.
Apakah terdapa pengarauh penggunaan audio-visual t
hubungan pada prestasi belajar Siswa?
1.3 Pembatasan Masalah
Karena keterbatsan dari segi waktu, kesempatan dan kemampuan peneliti, maka
penilitian ini hanya membahas tentang pengaruh dan hubungan antara pengaruh
penggunaan audio-visual dengan hasil
belajar siswa kelas VI SD N 2 Talagasari.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan prasurvey diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahannya dalam penelitian diatas sebagai berikut:
1. Bagaimana ada pengarauh penggunaan audio-visual terhadap hasil belajar
ipa di kelas 6 SD N 2 Talagasari?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menemukanpengaruh penggunaan
audio-visual terhadap hasil belajar dalam MataPelajaran IPA di SD N 2
Talagasari. Namun secara spesifik tujuan penelitian ini bertujuan umtuk
memperoleh informasi dan kejelasan tentang:
1. Aktivitas belajar siswa kelas 6 pada mata pelajaran IPA di SD N 2
Talagasari.
2. Pengaruh yang signifikant antara penggunaan audio-visual terhadap
aktivitas belajar siswa kelas 6pada mata pelajaran IPA di SD N 2 Talagasari.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini dapat peneliti rangkum kedalalam 2 bagian
yaitu:
1. Manfaat Praktis
1.1. Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan ilmu
pendidikan terutama dikaitkan dengan hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan
belajar anak.
1.2. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dalam
rangka penyempurnaan konsep maupun implementasi praktik pendidikan sebagai
upaya yang strategis dalam pengembangan kualitas sumberdaya manusia.
2. Manfaat Teoritis
2.1. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan yang bermanfaat bagi
guru IPA sebagai bahan evaluasi sekaligus sebagai masukan dalam meningkatkan
kegiatan belajar mengajar yang dapat mempengaruhi secara positif terhadap
aktivitas belajar siswa di kelas.
BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
2.1 KAJIAN TEORITIS
2.1.1 Pengertian Media Audio-Visual
Media
pembelajaran sangat beraneka ragam. Berdasarkan hasil penelitian para ahli,
ternyata media yang beraneka ragam itu hampir semua bermanfaat. Cukup banyak
jenis dan bentuk media yang telah dikenal dewasa ini, dari yang sederhana
sampai yang berteknologi tinggi, dari yang mudah dan sudah ada secara natural
sampai kepada media yang harus dirancang sendiri oleh guru. Dari ketiga jenis
media yang ada yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran, bahwasanya media
audio-visual adalah media yang mencakup 2 jenis media yaitu audio dan visual.
Media
Audio-Visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis
Media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis
media yaitu MediaAudio dan Media Visual. Sedangkan Dale (1969:180) mengemukakan
bahwa bahan-bahan Audio-Visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru
berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Menurut
(Harmawan, 2007) mengemukakan bahwa “Media Audio Visual adalah Media instruksional
modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan, dan
teknologi) meliputi media yang dapat dilihat dan didengar)”.
Jika dilihat dari perkembangan Media Pendidikan, pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat Bantu guru (teaching aids). Alat Bantu yang dipakai adalah alat Bantu visual misalnya gambar, model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman kongkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Namun sayang, karena terlalu memusatkan perhatian pada alat Bantu visual yang dipakainya orang kurang memperhatikan aspek disain, pengembangan pembelajaran (instruction) produksi dan evaluasinya. Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar pertengahan abad ke-20, alat visual untuk mengkonkretkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audio sehingga kita kenal adanya alat audio-visual atau Audio-Visual Aids (AVA). “Alat Bantu Dengar” seperti : Video Tape, Televisi dan Gambar Hidup (biocope). Akan tetapi media bukan hanya menjadi alat Bantu guru atau seseorang pendidik lainnya, media mempunyai banyak manfaat bagi semua orang untuk mendapatkan informasi yang sedang berkembang dan mempermudah manusia menerima pesan darimana pun.
Jika dilihat dari perkembangan Media Pendidikan, pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat Bantu guru (teaching aids). Alat Bantu yang dipakai adalah alat Bantu visual misalnya gambar, model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman kongkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Namun sayang, karena terlalu memusatkan perhatian pada alat Bantu visual yang dipakainya orang kurang memperhatikan aspek disain, pengembangan pembelajaran (instruction) produksi dan evaluasinya. Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar pertengahan abad ke-20, alat visual untuk mengkonkretkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audio sehingga kita kenal adanya alat audio-visual atau Audio-Visual Aids (AVA). “Alat Bantu Dengar” seperti : Video Tape, Televisi dan Gambar Hidup (biocope). Akan tetapi media bukan hanya menjadi alat Bantu guru atau seseorang pendidik lainnya, media mempunyai banyak manfaat bagi semua orang untuk mendapatkan informasi yang sedang berkembang dan mempermudah manusia menerima pesan darimana pun.
Konsep
pengajaran visual kemudian berkembang menjadi Audio-Visual aids pada tahun
1940. Istilah ini bermakna sejumlah peralatan yang dipakai oleh para guru dalam
menyampaikan konsep, gagasan, dan pengalaman yang ditangkap oleh indera pandang
dan pendengaran. Penekanan utama dalam pengajaran audio-visual adalah pada
nilai belajar yang diperoleh melalui pengalaman kongkret, tidak hanya
didasarkan atas kata-kata belaka. Perkembangan berikutnya adalah munculnya
gerakan audiovisual communication yang terjadi pada tahun 1950-an.
Pada akhir
tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat Bantu
audiovisual, sehingga selain sebagai alat Bantu media juga berfungsi sebagai
penyalur pesan atau informasi belajar. Sejak saat itu alat audiovisual bukan
hanya dipandang sebagai alat bantu guru saja, melainkan juga sebagai alat
penyalur pesan atau media. Teori ini sangat penting dalam penggunaan media
untuk kegiatan program-program pembelajaran.
Menurut seorang ahli komunikasi dan media pendidikan Rudy Breatz media pendidikan mempunyai ciri utama dan memiliki 3 unsur pokok yaitu : Suara, Visual dan gerak.
Menurut seorang ahli komunikasi dan media pendidikan Rudy Breatz media pendidikan mempunyai ciri utama dan memiliki 3 unsur pokok yaitu : Suara, Visual dan gerak.
Teknologi yang
paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar adalah percetakan yang
bekerja atas dasar prinsip mekanis, kemudian lahir teknologi Audio-Visual yang
menggabungkan penemuan mekanis dan elektronis untuk tujuan pembelajaran.
Sebagai media pembelajaran dalam pendidikan dan pengajaran, media audio- visual mempunyai sifat sebagi berikut:
Sebagai media pembelajaran dalam pendidikan dan pengajaran, media audio- visual mempunyai sifat sebagi berikut:
• Kemampuan
untuk meningkatkan persepsi
• Kemampuan
untuk meningkatkan pengertian
•Kemampuan untuk
meningkatkan transfer (pengalihan) belajar.
• Kemampuan untuk memberikan penguatan (reinforcement)
atau pengetahuan hasil yang dicapai
• Kemampuan
untuk meningkatkan retensi (ingatan).
2.1.2
Karakteristik Media Audio- Visual && Jenis-jenisnya
Karakteristik
media Audio-Visual adalah memiliki unsur suara dan unsur gambar. Jenis media
ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang
pertama dan kedua yaitu media audio dan visual. (Miarso: 1986,34).
Media Audio-Visual
terdiri atas :
1.AudiovisualDiam
Yaitu media
yang menampilkan suara dan gambar diam seperti :
a. Film bingkai
suara (sound slide)
Adalah suatu
film berukuran 35 mm, yang biasanya dibungkus bingkai berukuran 2x2 inci
tersebut dari karton atau plastik. Sebagai suatu program film bingkai sangat
bervariasi. Panjang pendek film bingkai tergantung pada tujuan yang ingin
dicapai dan materi yang ingin disajikan. Ada program yang selesai dalam satu
menit, tapi ada pula yang hingga satu jam atau lebih. Namun yang lazim, satu
film bingkai bersuara (sound slide) lamanya berkisar antara 10-30 menit.
Dilihat dari
ada tidaknya rekaman suara yang menyertainya, program film bingkai bersuara
termasuk dalam kelompok media Audio-Visual sedangkan program tanpa suara termasuk
dalam kelompok media visual.
Gabungan slide
(film bingkai) dengan tape audio adalah jenis system multimedia yang paling
mudah diproduksi. System multimedia ini serba guna, mudah digunakan dan cukup
efektif untuk pembelajaran perorangan dan belajar mandiri. Jika didesain dengan
baik, system multimedia gabungan slide dan tape dapat membawa dampak yang
dramatis dan tentu saja dapat meningkatkan hasil belajar.
Media
pembelajaran gabungan slide dan tape dapat digunakan pada berbagai lokasi dan
untuk berbagai tujuan pembelajaran yang melibatkan gambar-gambar guna
menginformasikan atau mendorong lahirnya respon emosional.
Slide bersuara merupakan suatu inovasi dalam pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran dan efektif membantu siswa dalam memahami konsep yang abstrak menjadi lebih konkrit (mengkonkritkan suatu yang bersifat abstrak). Dengan menggunakan slide bersuara sebagai media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat menyebabkan semakin banyak indra siswa yang terlibat ( visual, audio). Dengan semakin banyaknya indra yang terlibat maka siswa lebih mudah memahami suatu konsep (pemahaman konsep semakin baik). Slide bersuara dapat dibuat dengan menggunakan gabungan dari berbagai aplikasi komputer seperti: power point, camtasia, dan windows movie maker.
Slide bersuara merupakan suatu inovasi dalam pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran dan efektif membantu siswa dalam memahami konsep yang abstrak menjadi lebih konkrit (mengkonkritkan suatu yang bersifat abstrak). Dengan menggunakan slide bersuara sebagai media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat menyebabkan semakin banyak indra siswa yang terlibat ( visual, audio). Dengan semakin banyaknya indra yang terlibat maka siswa lebih mudah memahami suatu konsep (pemahaman konsep semakin baik). Slide bersuara dapat dibuat dengan menggunakan gabungan dari berbagai aplikasi komputer seperti: power point, camtasia, dan windows movie maker.
Slide bersuara
memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
• Gambar yang
diproyeksikan secara jelas akan lebih menarik perhatian.
• Dapat
digunakan secara klasikal maupun individu.
• Isi gambar
berurutan, dapat dilihat berulang- ulang serta dapat diputar kembali, sesuai
dengan gambar
yang diinginkan.
• Pemakaian
tidak terikat oleh waktu.
• Gambar dapat
didiskusikan tanpa terikat waktu serta dapat dibandingkan satu dengan yang lain
tanpa melepas film dari proyektor.
• Dapat
dipergunakan bagi orang yang memerlukan sesuai dengan isi dan tujuan pemakai.
• Sangat
praktis dan menyenangkan.
• Relatif tidak
mahal, karena dapat dipakai berulang kali
• Pertunjukan
gambar dapat dipercepat atau diperlambat.
b. Film Rangkai
bersuara (Film Strip)
c. Halaman bersuara
2. Audiovisual
Gerak
Yaitu media
yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti :
a. Film suara
Film sebagai
media audio-visual adalah film yang bersuara. Slide atau filmstrip yang
ditambah dengan suara bukan alat audio-visual yang lengkap, karena suara dan
rupa berada terpisah, oleh sebab itu slide atau filmstrip termasuk media
audio-visual saja atau media visual diam plus suara.
Film yang
dimaksud disni adalah film sebagai alat audio-visual untuk pelajaran, penerangan
atau penyuluhan. Banyak hal-hal yang dapat dijelaskan melalui film, antara lain
tentang : proses yang terjadi dalam tubuh kita atau yang terjadi dalam suatu
industri, kejadian2 dalam alam, tatacara kehidupan di Negara asing, berbagai
industri dan pertambangan, mengajarkan sesuatu keterampilan, sejarah kehidupan
orang-orang besar dan sebagainya.
Film merupakan
media yang amat besar kemampuannya dalam membantu proses belajar mengajar. Ada
3 macam ukuran film yaitu 8 mm, 16 mm dan 35 mm.
Jenis pertama biasanya untuk keluarga, tipe 16 mm tepat untuk dipakai di sekolah sedang yang terakhir biasanya untuk komersial. Bentuk yang lama biasanya bisu. Suara disiapkan tersendiri dalam rekaman yang bisanya terpisah. Sebuah film terdiri dari ribuan gambar.
Film yang baik adalah film yang dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam hubungannya dengan apa yang dipelajari. Oemar Hamalik (1985:104) mengemukakan prinsip pokok yang berpegang kepada 4-R yaitu :
Jenis pertama biasanya untuk keluarga, tipe 16 mm tepat untuk dipakai di sekolah sedang yang terakhir biasanya untuk komersial. Bentuk yang lama biasanya bisu. Suara disiapkan tersendiri dalam rekaman yang bisanya terpisah. Sebuah film terdiri dari ribuan gambar.
Film yang baik adalah film yang dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam hubungannya dengan apa yang dipelajari. Oemar Hamalik (1985:104) mengemukakan prinsip pokok yang berpegang kepada 4-R yaitu :
“ The right
film in the right place at the right time used in the right way”.
b. Video / VCD
b. Video / VCD
Video sebagai
media Audio-Visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin populer dalam
masyarakat kita. Pesan yang disajikan bias bersifat fakta maupun fiktif, bias
bersifat informative, edukatif maupun instruksional. Sebagian besar tugas film
dapat digantikan oleh video. Tapi tidak berarti bahwa video akan menggantikan
kedudukan film.
Media video Merupakan salah satu jenis media audio visual, selain film. Yang banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, biasa dikemas dalam bentuk VCD.
Kelebihan video :
Media video Merupakan salah satu jenis media audio visual, selain film. Yang banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, biasa dikemas dalam bentuk VCD.
Kelebihan video :
• Dapat menarik
perhatian untuk periode-periode yang singkat
• Dengan alat
perekam pita video sejumlah besar penonton memperoleh informasi dari ahli-ahli/spesialis
• Menghemat waktu
• Menghemat waktu
• Bisa
mengamati lebih dekat objek yang sedang bergerak
c. Film
Televisi
Selain film,
televisi adalah media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara
Audio-Visual dengan disertai unsure gerak. Dilihat dari sudut jumlah penerima
pesannya, televisi tergolong ke dalam media massa.
Selain sebagai
media massa, kita mengenal adanya program Televisi Siaran Terbatas (TVST) atau
Closed Circuit Television. Pada TVST sebagai suatu system distribusi TV, alat
pengirim dan alat penerima secara fisik dihubungkan dengan kabel. Hubungan itu
bisa antara sebuah kamera dan alat penerima di dalam ruang yang sama, bisa pula
beberapa kelas dihubungkan dengan satu sumber ruang yang sama, sehingga
penonton serentak dapat mengikuti program yang disiarkan.
Oemar Hamalik
(1985 : 134) mengemukakan : “Television is an electronic motion picture with
con joinded or attendant sound; both picture and sound reach the eye and ear
simultaneously from a remote broadcast”. Definisi tersebut menjelaskan bahwa
televisi sesungguhnya adalah perlengkapan elektronik yang pada dasarnya sama
dengan gambar hidup yang meliputi gambar dan suara. Maka televisi sebenarnya
sama dengan film, yakni dapat didengar dan dilihat. Media ini berperan sebagai
gambar hidup dan juga sebagai radio yang dapat dilihat dan didengar secara
bersamaan.
d. Film Gelang
(Loop Film)
Dilihat dari
segi keadaannya, media audiovisual dibagi menjadi :
• Audiovisual Murni yaitu unsur suara maupun unsur gambar berasal dari suatu sumber seperti film/video audio cassette.
• Audiovisual Murni yaitu unsur suara maupun unsur gambar berasal dari suatu sumber seperti film/video audio cassette.
• Audiovisual
tidak murni yaitu unsur suara dan gambarnya berasal dari sumber yang berbeda,
misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari slide proyektor
dan unsur suaranya bersumber dari tape recorder.
Dan dilihat
dari daya liputnya, media dibagi menjadi, Pertama, media dengan daya liput luas
dan serentak. Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta
dapat menjangkau jumlah siswa yang banyak dalam waktu yang sama. Kedua, media
dengan daya liput yang terbatasoleh ruang dan tempat. Media ini dalam
penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti, film, sound
slide, film rangkai, yang harus menggunakan tempat tertutup dan gelap.
2.1.3 Aktivitas Belajar Siswa
a. Pengertian Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
menghasilkan perubhan pengetahuan-pengetahua, nilai-nilai sikap, dan
keterampilan pada siswa sebgai latihan yang dilaksanakan secara sengaja.
b. Jenis Aktivitas Belajar Siswa
Berdasarkan pengetahuan tentang prinsip-prinsip diatas, diharapkan kepada
guru untuk dapat mengembangkan aktivitas siswa. Diatas jenis-jenis aktivitas
yang dimaksud dapat digolongkan menjadi:
1) Visual Activities, yaitu segala kegiatan yang berhubungan dengan
aktivitas siswa dalam melihat, mengamat, dan memperhatikan.
2) Oral Activities, yaitu aktivitas yang berhubungan dengan kemampuan siswa
dalam mengucapkan, melafazkan, dan berfikir.
3) Listening Aktivities, aktivitas yang berhubungan dengan kemampuan siswa
dalam berkonsentrasi menyimak pelajaran.
4) Motor Activities, yakni segala keterampilan jasmani siswa untuk
mengekspresikan bakat yang dimilikinya.
2.2 Kerangka
Berpikir
Berdasarkan gambar diatas maka akan diketahui apakah
ada pengaruh yang ditimbulkan oleh penggunaan audio-visual dalam mata pelajaran
IPA (variabel x), terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
(variabel y). Lalu denagn diketahui pengaruhnya sehingga memungkinkan kemudahan
bagi guru untuk menyusun rencana kerja yang berkaitan dengan kegiatan belajar
mengajar di kelas.
2.3 Hipotesis Penelitian
Menurut Arikunto mendefinisikan hipotesis sebagai
“suatu jawaban yang besifat sementara terhadap masalah penelitian sampai
terbukti melalui data yang akan terkumpul“. Berdasarkan pendapat diatas maka
akan peneliti rumuskan bahwa terdapat
pengarauh penggunaan audio-visual terhadap hasil belajar ipa di kelas 6
SD N 2 Talagasari
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Yang menjadi sasaran pada penelitian ini adalah siswa
SD N 2 Talagasari kelas 6 kecamatan Kawali, alasan memilih SD N 2 Talagasari
kelas 6dikarenakan faktor lokasi dan keadaan dimana penelitia merasa perlu
melakukan penelitian ini. Rencana dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
penelitian ini selama 6 bulan, mulai dari bulan Agustus dan berakhir pada bulan
Februari. Penelitian ini bertempat di SD N 2 Talagasari.
3.2 Metode Penelitian dan Desain Penelitian
Untuk menemukan Pengaruhpenggunaan audio-visual dengan
hasil belajar siswa kelas VI SD N 2
Talagasari terhadap hasil belajar Siswa Kelas 6 pada Mata Pelajaran IPA, dengan
unsur pokok yang harus ditemukan sesuai dengan butir-butir rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, maka digunakan jenis penelitian kuantitatif
dengan pendekatan determinatif yaitu denagn mencari pengaruh yang ditimbulkan
Pengaruh penggunaan audio-visual dengan hasil
belajar.
3.3 Populasi
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan subjek sebagai sumber data yang meminlki
cirri-ciri/karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Karakteristik dalam
penelitian ini adalah; Distribusi Siswa Kelas 6.
Di SD N 2 Talagasari
NO
|
KELAS
|
JUMLAH SISWA
|
1
|
6
|
20
|
3.4 Instrument Penelitian
Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam instrumen penelitian adalah:
1. Pengembangan instrumen
Dalam penelitian ini, untuk mencapai hasil yang diharapkan maka dalam
pengembangan instrumennya dengan mengemukakan kisi-kisi instrumennya.
2. Uji coba instrumen
Sebelum instrumen digunakan sebagai alat pengumpul data, maka instrumen
tersebut diujicobakan pada 20 siswa Malang yang akan dijadikan sampel. Uji coba
instrumen dimaksudkan agar instrumen yang berupa soal harus valid dan reliabilitas sebelum
disebarluaskan kepada responden.
Kevaliditasan instrumen, apabila mempunyai
validitas tinggi jika butir-butir yang membentuk instrumen tidak menyimpang
dari fungsi instrumen. Untuk mendapatkan instrumen yang valid, maka peneliti
akan menguji angket melalui analisis butir soal. Mengenai hal tersebut
Arikunto (2002:169) menyatakan bahwa “untuk menguji validitas setiap butir
soal maka skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan
skor total”. Teknik validitas melalui analisis butir soal dengan rumus korelasi
product moment dari pearson. Kriteria butir soal yang valid adalah jika rxy
r tabel dan butir instrumen yang dikatakan tidak valid jika rxy
r tabel.
Arikunto (2002:170) menjelaskan “reliabilitas menunjuk pada suatu
pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sehingga alat pengumpul data karena instrumen sudah baik. Instrumen yang sudah
dapat dipercaya, yang reliabilitas akan menghasilkan data yang dapat dipercaya
juga”. Untuk mencari reliabilitas kebiasaan belajar dan prestasi
belajar menggunakan rumus alpha.
Bila instrumen
reliabel berdasarkan uji coba, maka instrumen tersebut dapat digunakan sebagai
insrtumen pengumpulan data.
3.5 Prosedur Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan media
pembelajaran dengan menggunakan audio-visual pada mata pelajaran IPA maka
peneliti akan menggunkan teknik langsung terjun kelapangan yang berupa
observasi. Karena dengan instrument pengumpulan data semacam ini peneliti rasa
data yang akan dikumpulkan lebih akurat bila kita mengamati sendiri apa yang
akan terjadi dilapangan tersebut.
3.6 Teknik Analisias Data
Teknik analisis data yang akan dipakai untuk menjawab masalah 1 dan 3
adalah analisis prosentase dengan rumus:
Keterangan:
Me : Mean
(rata-rata)
: Epsilon (baca: jumlah)
Mengenai jenis kegiatan ekstrakurikuler dan jenis
aktivitas belajar siswa akan dianalisis dengan memaparkan dalam bentuk kalimat.
Sedangkan mengenai Pengaruhpenggunaan audio-visual terhadap aktivitas belajar
siswa kelas 6 pada mata pelajaran IPA di SD N 2 Talagasari akan digunakan rumus
regresi sebagai berikut:
Keterangan:
n : Jumlah sampel
Xi : Jumlah score variabelX
Yi : Jumlah score variabel Y
3.7 Hipotesis Statistik
Berdasarkan
uraian dari laporan penelitian yang penliti lakukan pada SD N 2 Talagasari
Kecamatan Kawali tentang pengaruh penggunaan media Audio-visual terhadap hasil
belajar siswa. Dan pengaruh yang dihasilkan sangat signifikan.
KATA PENGANTAR
Bismilahirrohmannirrohim
Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena
dengan izin dan ridho-Nya Proposal Penelitian Prasurvey ini dapat penyusun
rampungkan.
Sholawat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW. yang telah membawa kedamaian dan rahmat bagi semesta alam.
Proposal Penelitian ini disusun untuk memenuhi tugas mandiri dari mata
Kuliah Metodologi Penelitian. Dan terimakasih kami ucapkan kepada dosen
pengampu, dan teman-teman yang ikut serta dalam penysunan Proposal yang
mengambil judul atau kajian tentang Pengaruhpenggunaan audio-visual terhadap
aktivitas belajar siswa kelas 6 pada mata pelajaran IPA di SD N 2 Talagasari
Kami berharap makalah ini sedikit banyaknya memberikan manfaat khususnya bagi
penyusun sendiri umum ya bagi semuanya.
Akhirnya kepada Allah jua penyusun memohon ampun, kalau sampai terjadi
kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Besar harapan kami atas
masukan guna perbaikan isi materi dari makalah ini.
Semoga apa yang
kami susun bermanfaat.
Amien ya
Robal’alamin.
Ciamis,15 April 2012
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..
…. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..ii
BAB I :
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Maslahh………………………………………………………. 1
1.2
Identifikasi Maslah……………………………………………………………… 2
1.3 Pembatasan
Maslah…………………………………………………………….. 2
1.4 Perumusan
Masalah…………………………………………………………….. 2
1.5 Tujuan dan
Kegunaan Penelitian…………………………………………… 3
BAB II :
KERANGKA TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR
2.1 Kerangka
Teori…………………………………………………………………… 4
2.2 Kerangaka
Berfikir……………………………………………………………….. 5
2.3 Penelitian
Yang Relevan……………………………………………………… 6
2.4 Hipotesis
Penelitian…………………………………………………………….. 6
BAB III :
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan
Lokasi Penelitian…………………………………… 7
3.2 Metodologi
Penelitian…………………………………………………………. 7
3.3 Populasi
dan Teknik Pengambilan Sampel……………………………… 7
3.4 Instrumen
Penelitian ( termasuk uji coba instrumen)……………….. 9
3.5 Teknik
Pengumpulan Data…………………………………………………… 9
3.6 Teknik
Analisis Data…………………………………………………………… 9
3.7 Hipotesis
Statistik………………………………………………………………. 10
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta ; PT Rineka Cipta.
Dr. M. Sobry Sutikno. 2009. Belajar dan pembelajaran “Upaya Kreatif dalam Mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil”. Bandung; Prospect.
Prof. Dr. Azhar Arsyad, MA. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta ; Raja Grofindo Persada.
Dr. Arief S. Sadiman, M. Sc, dkk. 2006. Media Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Dr. Nana Sudjana dkk. 2007 .Teknologi Pengajaran. Bandung; Sinar Baru Algensindo.
Prof. Dr. H. Aminuddin Rasyad. 2003. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta Timur ; Uhamka Press.
M. Basyirudin Usman-Asnawir. 2002. Media pembelajaran. Jakarta; Delia Citra Utama.
# Situs Internet dengan alamat :
• http://edukasi.kompasiana.com/2010/04/11/media-audio-visual-slide-bersuara/ (11:57, Senin 30-03-2011)
Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta ; PT Rineka Cipta.
Dr. M. Sobry Sutikno. 2009. Belajar dan pembelajaran “Upaya Kreatif dalam Mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil”. Bandung; Prospect.
Prof. Dr. Azhar Arsyad, MA. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta ; Raja Grofindo Persada.
Dr. Arief S. Sadiman, M. Sc, dkk. 2006. Media Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Dr. Nana Sudjana dkk. 2007 .Teknologi Pengajaran. Bandung; Sinar Baru Algensindo.
Prof. Dr. H. Aminuddin Rasyad. 2003. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta Timur ; Uhamka Press.
M. Basyirudin Usman-Asnawir. 2002. Media pembelajaran. Jakarta; Delia Citra Utama.
# Situs Internet dengan alamat :
• http://edukasi.kompasiana.com/2010/04/11/media-audio-visual-slide-bersuara/ (11:57, Senin 30-03-2011)
0 komentar:
Posting Komentar