Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 07 Maret 2013

Usaha Telur Asin dengan Aneka Aroma “920”



USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA KEWIRAUSAHAAN (PKMK)
A.    Judul Program
Usaha Telur Asin dengan Aneka Aroma “920”
B.     Latar Belakang Masalah
Dewasa ini begitu banyak pengangguran yang melanda di Negara kita Indonesia. Adanya pengangguran ini disebabkan karena kurangnya lapangan pekerjaan yang telah tersedia yang seharusnya mempu menampuung jasa mereka dan juga karena adanya keterbatasan ekonomi pada rakyat kecil untuk bersekolah hingga ke jenjang pendidikan perguruan tinggi yang mana mampu menjamin masa depan mereka memperoleh pekerjaan dan kehidupan yang layak. Walaupun begitu, pada kenyataannya tidak semua lulusan perguruan tinggi mendapat pekerjaan dan tidak semua rakyat kecil mengalami pengangguran. Hal ini tergantunng oleh kepiawaian, kerja keras, dan kegigihan individu dalam memunculkan ide peluang usaha baru, menciptakan kreatifitas baru serta mampu melaksanakannya hingga terbentuk suatu jenis lapangan pekerjaan yang baru yang mampu memmbantu mengurangi sedikit demi sedikit pengangguran di daerah sekitarnya. Oleh karena itu kita sebagai generasi muda harus mampu membaca dan menciptakan peluang usaha sendiri dan tidak terpaku pada satu jenis pekerjaan saja. Suatu usaha baru tidaklah harus memerlukan modal yang besar, yang diperlukan adalah keuletan, kreatifitas, SDM sebagai pelaksananya serta mampu melihat dan memanfaatkan suatu komoditas yang ada di lingkungan sekitarnya.
Maka dari itu saya mengajukan proposal tentang usaha pembuatan Telur Asin dengan Aneka Aroma “920”. Hal ini dikarenakan di Kismantoro, Wonogiri masih sangat jarang ditemui produsen telur asin, apalagi yang menggunakan aneka aroma seperti aroma jahe, bawang, buah-buahan, dan lain-lain. Untuk mencukupi kebutuhan telur asin biasa tanpa aroma di wonogiri-pun harus mendatangkan dari daerah lain yakni dari Ponorogo dan Sukoharjo dan daerah lainya karena keterbatasan produksi di daerah wonogiri..Cara pembuatannya yang relatif mudah, peralatan yang digunakan cukup simpel dan hasil produksi tidak begitu mahal serta potensi usahanya yang sangat tinggi mendorong saya untuk menekuni usaha ini. Diharapkan dapat diterima konsumen di wonogiri pada khususnya sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal.
C.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah hasil produksi Telur Asin dengan aneka aroma diminati oleh masyarakat?
2. Bagaimana rasa dan kualitas dari hasil produksi Telur Asin aneka aroma “920” tersebut?
3. Bagaimana cara pemasaran produksinya?
4. Apakah dengan usaha tersebut dapat membantu perekonomian keluarga?
• Melatih mahasiswa untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan sehingga diharapkan mampu berkreasi dan mengamalkan bentuk kreasi di kehidupan sosial.
• Membantu membuka jenis lapangan pekerjaan baru yang diharapkan mampu meningkatkan taraf perekonomian individu yang terkait.


D.    Luaran yang Diharapkan
Adapun luaran yang diharapkan dari adanya program ini yaitu selain meningkatkan perekonomian/penghasilan bagi diri sendiri dan keluarga juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan cara mengurangi pengangguran, diharapkan pula usaha ini berkembang secara maksimal sehingga dapat menghasilkan laba/keuntungan yang maksimal pula.
F. Kegunaan Program
Usaha pembuatan produk Telur Asin dengan aneka aroma ini mempunyai manfaat untuk menciptakan lapangan kerja baru bagi individu-individu di wilayah tersebut sehingga mengurangi jumlah angka pengangguran. Selain itu dapat meningkatkan jumlah pendapatan di masyarakat. Usaha ini juga mampu mengurangi angka kemiskinan serta dapat mengoptimalkan produk (telur) yang semula hanya diolah secara tradional bisa lebih bermanfaat dan berdaya guna.
E.     GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya pun relatif murah. Telur dapat dimanfaatkan sebagai lauk, bahan pencampur berbagai makanan, tepung telur, obat, dan lain sebagainya. Telur terdiri dari protein 13 %, lemak 12 %, serta vitamin, dan mineral. Nilai tertinggi telur terdapat pada bagian kuningnya. Bagian ini mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan serta mineral seperti: besi, fosfor, kalsium, dan vitamin B kompleks. Sebagian protein (50%) dan semua lemak terdapat pada kuning telur. Adapun putih telur yang jumlahnya sekitar (60 %) dari seluruh bulatan telur hanya mengandung 5 jenis protein dan sedikit karbohidrat. Telur mempunyai kelemahan yaitu memiliki sifat mudah rusak, baik kerusakan alami, kimiawi maupun kerusakan akibat serangan mikroorganisme melalui pori-pori telur. Oleh sebab itu usaha pengawetan sangat penting untuk mempertahankan kualitas telur. Telur akan lebih bermanfaat bila direbus setengah matang dari pada direbus matang atau dimakan mentah. Telur yang digoreng kering juga kurang baik, karena protein telur mengalami denaturasi/rusak, berarti mutu protein akan menurun. Kualitas telur itu sendiri ditentukan oleh :
1) kualitas bagian dalam (kekentalan putih dan kuning telur, posisi kuning telur, dan ada tidaknya noda atau bintik darah pada putih atau kuning telur).
2) kualitas bagian luar (bentuk dan warna kulit, permukaan telur, keutuhan, dan kebersihan kulit telur). Umumnya telur akan mengalami kerusakan setelah disimpan lebih dari 2 minggu di ruang terbuka. Kerusakkan tersebut meliputi kerusakan yang nampak dari luar dan kerusakan yang baru dapat diketahui setelah telur itu pecah.
Kerusakan pertama berupa kerusakan alami (pecah, retak). Kerusakan lain adalah akibat udara dalam isi telur keluar sehingga derajat keasaman naik. Sebab lain adalah karena keluarnya uap air dari dalam telur yang membuat berat telur turun serta putih telur encer sehingga kesegaran telur merosot. Kerusakan telur dapat pula disebabkan oleh masuknya mikroba ke dalam telur, yang terjadi ketika telur masih berada dalam tubuh induknya. Kerusakan telur terutama disebabkan oleh kotoran yang menempel pada kulit telur. Cara mengatasi dengan pencucian telur sebenarnya hanya akan mempercepat kerusakan. Jadi pada umumnya telur yang kotor akan lebih awet daripada yang telah dicuci. Penurunan mutu telur sangat dipengaruhi oleh suhu penyimpanan dan kelembaban ruangpenyimpanan. Prinsip pengawetan telur adalah untuk Mencegah masuknya bakteri pembusuk ke dalam telur dan juga untuk mencegah keluarnya air dari dalam telur.
Beberapa proses pengawetan telur utuh yang diawetkan bersama kulitnya antara lain :
1) proses pendinginan;
2) proses pembungkusan kering;
3) proses pelapisan dengan minyak;
4) proses pencelupan dalam berbagai cairan.
Untuk menjaga kesegaran dan mutu isi telur, diperlukan teknik penanganan yang tepat, agar nilai gizi telur tetap baik serta tidak berubah rasa, bau, warna, dan isinya. Telur asin adalah telur utuh yang diawetkan dengan adonan yang dibubuhi garam. Ada 3 cara pembuatan telur asin yaitu :
1) Telur asin dengan adonan garam berbentuk padat atau kering;
2) Telur asin dengan adonan garam ditambah ekstrak daun teh;
3) Telur asin dengan adonan garam, dan kemudian direndam dalam ekstrak atau cairan teh.
Keuntungan dari telur yang diasinkan adalah telur yang diasinkan bersifat stabil, dapat disimpan tanpa mengalami proses perusakan dan dengan pengasinan rasa amis telur akan berkurang tidak berbau busuk, serta rasanya lebih enak.
Cara Menyimpan Telur Asin
Secara umum, telur asin (baik yang masih mentah maupun yang sudah direbus) mempunyai daya awet yang tinggi, sehingga dapat disimpan dalam suhu kamar. Walaupun demikian, akan lebih baik jika penyimpanan telur asin dilakukan pada suhu 12-15 derajat C dan kelembaban udara 70-80%. Telur dapat disimpan di dalam lemari es. Untuk mencegah kerusakan, memperlambat hilangnya kelembaban, dan mencegah terserapnya bau tajam dari makanan, saat menyimpan di lemari es sebaiknya telur asin dibungkus dengan wadah karton. Lalu hadapkan bagian tumpul ke atas.
PROSES PRODUKSI
Adapun tahap-tahap pengolahan telur asin beraroma adalah sebagai berikut :
1) Syarat telur itik yang baik untuk di buat menjadi telur asin.
- Telur itik tidak cacat atau retak
- Telur masih segar (1-4 hari)
- Bentuk telur oval
- Besar telur rata
- Warna kulit hijau muda
- Telur itik umbaran (bukan kletekan atau yang diternakkan di kandang)
2) Bahan-bahan (untuk sekali proses produksi)
- Telur itik 300 butir
- Garam yodium 3 kg
- Serbuk batu bata 3kg (± 15 keping batu bata )
- Abu sekam 3kg
- Bawang putih 3 rumpun (± ¼ kg untuk aroma bawang)
- Jahe 1ons (untuk yang aroma jahe)
- Sunlight 1 bungkus
- Ampelas halus 1 lembar
- Kayu bakar 1 pikul
- Air secukupnya
3) Alat-alat yang diperlukan
- Ember plastik 2 buah
- Panci atau kuali tanah
- Pisau
- Pawon batu
- Blender
- Stempel+tinta untuk merek
4) Proses Pembuatan
a. Telur itik direndam di air selama 5 menit, kemudian digosok dengan ampelas halus secara perlahan gunanya agar permukaan telur pori-porinya terbuka. Setelah itu cuci dengan air sabun, kemudian dicuci kembali baru ditiriskan.
b. Buat adonannya terlebih dahulu.
Cara-caranya:
1. Bahan adonan (serbuk batu bata) dicampur dengan garam sesuai takaran yang telah ditentukan. Takaran ini bisa disesuaikan dengan selera si pembuat atau juga bisa sesuai denan pengalaman yang sudah pernah dilakukan sebelumnya.
2. Untuk yang beraneka aroma, semua bahan (jahe/cabe/bawang) diblender hingga halus, lalu ditambahkan ke campuran adonan tadi.
3. Aduk semua bahan hingga menjadi adonan yang tercampur merata.
4. Kemudian tambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk menjadi adonan yang kental agar dapat melekat pada kulit telur. Untuk mendapatkan tingkat kekentalan yang tepat, adonan dapat dicoba untuk ditempelkan pada kulit telur. Apabila adonan tersebut dapat melekat dengan baik dan mudah, bararti tingkat kekentalannya telah tepat. Dalam pembuatan setiap adonan, kadar air yang dibutuhkan disesuaikan dengan tingkat kekeringan media. Makin tinggi tingkat kekeringannya, maka makin banyak pula air yang diperlukan. Kebutuhan air dinyatakan cukup apabila adonan sudah dapat menempel pada kulit telur. Adonan yang mendapat air dalam jumlah yang kurang ataupun berlebihan, akan mengakibatkan adonan tidak dapat menempel pada kulit telur.
c. Tempel-tempelkan adonan ke telur, Setelah adonan menempel pada kulit telur, guling-gulingkan telur pada abu sekam. Ini bertujuan supaya adonan semakin menempel pada kulit telur.
d. Peram dalam wadah selama 10-15 hari (setelah 15 hari telur akan mengandung minyak). Semakin lama disimpan kadar garam dalam telur akan semakin tinggi sehingga telur akan semakin awet tetapi rasanya akan semakin asin. Usahakan agar telur tidak pecah, simpan di tempat yang bersih dan terbuka. Dengan cara pemeraman ini, sebagian sebagian kecil (5%-10%) dari garam akan terserap kedalam telur. Oleh karena itu, bila adonan pembalut akan dipergunakan lagi, maka perlu ditambahkan garam pada adonan tersebut sebanyak 5%-10% dari total berat garam semua.
e. Setelah diras pemeraman cukup waktunya (+/- 10-15 hari ). segera bongkar adonan pembalut pada telur. Agar tidak merusak telur pada saat pengbongkaran, adonan pembalut sebaiknya tambahkan sedikit air hingga adonan yang kering menjadi sedikit basah dan gembur. Dengan demikian, adonan dapat dibongkar dengan lebih mudah dan aman. Setelah itu, pisahkan telur yang baik dan telur yang kurang baik atau kulitnya retak atau memperlihatkan tanda-tanda kebusukan.
f. Telur yang telah diperam selama 15 hari dicuci bersih dengan air sabun, kemudian ditiriskan sebentar, lalu di masak dalam panci dengan kadar air dalam panci secukupnya/ukuran telunjuk ke telur yang paling atas. Telur dalam panci direbus dengan api kecil dan jangan ditutup, jika airnya telah panas maka api sedikit demi sedikit dibesarkan hingga mendidih. Lama rebusan kurang lebih 45menit agar telur asin tahan hinnga 10 hari (tidak bau). Telur yang sudah masak kemudian ditiriskan kembali.
g. setelah semua proses berakhir, telur asin siap untuk dikonsumsi atau dijual kepada konsumen.
Catatan:
1) Proses penambahan jahe, bawang , cabe, atau bahan-bahan lain hanya untuk menambah aroma telur asin saat dimakan saja, sedangkan rasa masih tetap sama dengan yang tidak dikasih tambahan bahan ini.
2) Asin tidaknya telur asin dan keawetannya, sangat tergantung pada kadar
garam yang diberikan. Semakin tinggi kadar garam, akan semakin awet telur yang diasinkan, tetapi rasanya akan semakin asin.
3) Telur asin yang baik, akan terlihat jika sudah dibelah. Tandanya, kuningnya berada di tengah, minyaknya hanya di bagian pinggir atau masir, rasa dan aromanya enak.
4) Telur asin matang tahan selama 2-3 minggu, sedangkan pembubuhan
larutan teh dalam adonan pengasin dapat meningkatkan ketahanan telur asin
sampai 6 minggu.
Aspek pasar dan persaingan
Tingginya minat masyarakat terhadap produk telur asin terbukti dengan meningkatnya konsumsi telur asin belakangan ini. Hal ini dikarenakan masyarakat yang merupakan calon konsumen menyukai lauk-pauk yang gurih, murah, dan bergizi. Telur asin telah ada sejak lama, namun dikembangkan kembali dengan variasi produk dengan menambahkan aneka aroma, menjadikan prospek usaha ini tergolong cerah. Bentuk pasar yang dipilih adalah pasar persaingan sempurna yang langsung kepada konsumen dari berbagai dari berbagai daerah dan tingkat ekonomi.
Segmentasi dan target pemasaran
Target utama dari pemasaran produk ini adalah rumah/warung makan serta konsumen lain yang berasal dari berbagai tingkat ekonomi. Dengan kebijakan harga yang tidak terlalu mahal diharapkan produk ini mampu menarik perhatian konsumen dari berbagai kalangan.
Manajemen Pemasaran
Analisis yang digunakan dalam manajemen pemasaran produk ini, mengacu pada bauran pemasaran (marketing mix) atau 4P agar target pemasaran yang di inginkan dapat tercapai, yaitu:
1. Kebijakan produk (product)
a. Mutu
Telur asin aneka aroma ”920” dibuat dengan cara alami namun bermutu tinggi, lebih tahan lama, dan rasa lebih nikmat karena sudah ditambahkan berbagai bahan beraroma tajam didalamnya. Pengendalian terhadap kualitas mutu dilakukan setiap melakukan kegiatan produksi yakni dengan memperhatikan bahan baku adonan sebelum proses produksi supaya mutunya lebih terjaga lagi.
b. Merek
Pemberian nama merek dilakukan agar konsumen mudah mengingat produk yang dihasilkan. Merek “920” ini dibuat secara tidak sengaja, dan hanya asal sebut saja karena keceplosan dalam bicara. Walaupun pemberian namanya hanya asal, tetapi nilai jual dari merek tersebut lumayan bagus, karena simpel dan mudah diingat oleh konsumen.
c. Tampilan
Tampilan telur yang besarnya sama rata dan juga bersih bila dilihat bisa menarik pembeli akan bentuk tersebut.yang menganalogikan kesan higienis dari produk itu hingga bisa lebih meyakinkan konsumen untuk membeli.
2. Kebijakan harga (price)
Kebijakan harga dari produk keripik “920” ini adalah sebesar Rp. 2.500 tiap butir. Hal ini sudah mempertimbangkan biaya produksi dan laba yang diinginkan.
3. Pemasaran
Pemasaran produk ini akan dilakukan di daerah Wonogiri dan sekitarnya. Pendistribusian produk ini akan dilakukan dengan 3 jalur yaitu: dijual langsung kepada konsumen, melalui pengecer, dan distributor.
4. Promosi
Promosi telur asin beraroma “920” akan dilakukan dengan beberapa media, antara lain;
a. Leaflet
Leaflet dibagikan kepada calon yang berada di sekitar tempat produksi. Isi leaflet akan menjelaskan keunggulan dari telur asin beraroma ”920” sehingga diharapkan calon konsumen akan tertarik.
b. Kemasan/stempel pada kuit telur
Stempel akan dibuat semenarik mungkin dan berisi kalimat iklan yang menarik sehingga dapat pula berfungsi sebagai media promosi.
c. Manusia
Manusia merupakan media yang efektif untuk mengenalkan suatu produk. Dengan perantara orang baik melalui cerita ataupun ajakan, diharapkan konsumen akan lebih tertarik dan membeli telur asin beraroma “920”.

0 komentar:

biologi © 2008. This blog is wearing Sederhana, a free XML Blogger Template adopted from Oh My Grid - WP theme by Thomas Arie
Converted to Blogger by Gre [Template-Godown]