PENUNTUN PRAKTIKUM
Ekologi Hewan
Oleh:
Dr. Dadi, M.Si.
Dr. Eming Sudiana, M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
BIOLOGI
FKIP
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2012
PRAKTIKUM I
PRAKTIKUM I
- JUDUL PRAKTIKUM
Freferensi hewan terhadap suhu
- TUJUAN
Mengetahui pengaruh faktor lingkungan (suhu) terhadap
organisme
- PENDAHULUAN
Faktor lingkungan diketahui mempengaruhi organisme dalam
berbagai cara. Di bawah kondisi lingkungan yang berbeda, faktor-faktor
lingkungan dapat menghasilkan pengaruh yang berbeda pula terhadap makhluk hidup
di lingkungan yang tersebut.
Setiap hewan memiliki kisaran toleransi faktor abiotik yang
berbeda-beda pula. Dalam kisaran kondisi yang ditolerirnya hewan memiliki
freferensi terhadap kisaran kondisi yang paling cocok baginya. Apabila sejenis
hewan mobile dihadapkan pada suatu
variasi faktor lingkungan berupa suhu, maka hewan tersebut akan bergerak menuju
zona dengan kondisi suhu yang paling cocok. Dengan demikian individu hewan yang
bersangkutan akan lebih banyak ditemukan pada zona preferensinya itu
- ALAT DAN BAHAN
- bak kaca disertai dengan thermometer di setiap zonanya
- lampu spiritus
- spiritus
- kaki bak kaca
- ikan seribu
- es batu
- air
- styroform
- cutter
- plastik mika warna gelap
- CARA KERJA
Langkah pertama yang harus dilakukan kelompok adalah
melakukan setting alat agar bak kaca berada pada tempat dan kondisi yang
memungkinkan untuk perlakuan selanjutnya. Pastikan bak sudah terbagi menjadi 3
zona dengan masing-masing zona memiliki alat pengukur suhu yang mudah dibaca
dari lubang bidik. Bak kaca harus berada pada ketinggian yang sesuai dengan
ketinggian titik api dari lampu spiritus untuk menghidari pemanasan air yang
terlalu cepat. Tempat pengamatan juga harus terbebas dari segala kondisi yang
membuat ikan terganggu dari segala macam stimulus seperti getaran, kegaduhan,
gerakan bayangan, dan sebagainya.
Langkah kedua ialah mengisi bak kaca dengan air hingga
ketinggian mencapai 4 cm. Pada zona satu, bagian bawah bak ditempatkan lampu
spritus, zona 2 tanpa perlakuan dan zona 3 ditambah dengan menempatkan kantung
berisi es batu.
Setelah semua persiapan selesai barulah lampu spiritus
dinyalakan kemudian memasukkan 15 ekor ikan seribu ke bagian tengah bak.
Pengamatan dilakukan dengan selang waktu 2 menit sejak
menit pertama selama 30 menit. Pengamatan pada masing-masing zona meliputi
perilaku ikan (tenang, gelisah, bergerak aktif, dsb), jumlah ikan, dan suhu air.
- BAHAN DISKUSI
1. Jika memperhatikan hasil pengamatan saudara, apakah
terdapat pola yang dapat diidentifikasi menurut ruang dan waktu pengamatan?
Jika ada atau tidak ada, argumen
teoritis apa yang menunjang hasil pengamatan Saudara?
2. Berkaitan dengan perilaku, waktu, dan hasil
pengamatan, adakah hal-hal menarik yang ditemukan pada percobaan Saudara?
3. Kesimpulan apa yang dapat Saudara tarik dari percobaan
ini?
4. Berikan saran-saran untuk memperbaiki kegiatan praktikum
ini!
- JURNAL HASIL PENGAMATAN
(Jurnal harus diserahkan
segera setelah praktikum selesai dilaksanakan)
Tabel rekapitulasi data hasil pengamatan
Interval ke-
|
Zona
|
Suhu (0C)
|
Jumlah ikan
|
Perilaku
|
1
|
I
|
|
|
|
II
|
|
|
|
|
III
|
|
|
|
|
2
|
I
|
|
|
|
II
|
|
|
|
|
III
|
|
|
|
|
...
|
|
|
|
|
15
|
I
|
|
|
|
II
|
|
|
|
|
III
|
|
|
|
PRAKTIKUM II
- JUDUL PRAKTIKUM
Pola distribusi intrapopulasi organisme
- TUJUAN
Mengetahui pola penyebaran organisme dalam populasi hewan
dikaitkan dengan kondisi lingkungan yang menjadi habitatnya.
- PENDAHULUAN
Keberadaan organisme pada suatu habitat berkaitan erat
dengan kondisi dan sumber daya lingkungan serta interaksi biologisnya.
Individu-individu dalam suatu populasi umumnya memiliki persyaratan ekologis
yang hamir serupa. Akibatnya individu-individu tersebut akan memanfaatkan
kondisi dan sumber daya lingkungan yang juga hampir serupa sehingga terjadilah keselingkupan. Sehubungan dengan hal tersebut terjadi
penjarakan di antara individu melalui beroperasinya mekanisme perilaku.
Mekanisme yang paling sederhana ialah dengan menjaga jarak tertentu dan tidak
mentorerir individu lain untuk tidak terlalu dekat atau menghindari individu
lain. Namun terjadi kecenderungan lain di mana individu-individu menjadi berkelompok
karena daya tarik di antara sesamanya.
Menurut Odum (1983) secara umum terdapat tiga pola umum
distribusi individu dalam populasi yaitu pola acak, berkelompok atau teratur.
-
pola
acak, jika dalam satu situs probabilitas suatu individu dalam area tidak
menentu
-
pola
berkelompok, jika individu-individu dalam suatu populasi menempati situs secara
berkelompok
-
pola
teratur/merata, jika terjadi penjarakan yang kurang lebih merata antara
individu yang satu dengan lainnya menempati suatu situs/area
(a)
(b) (c)
Gambar 1. Pola distribusi umum:
(a) acak, (b) berkelompok,
dan (c) merata.
D. ALAT DAN BAHAN
1. kuadrat ukuran 40x40 cm2
- cangkul
- kantung plastik
- plastik meja ukuran 50x50 cm2
- thermometer tanah
- thermomter lingkungan
- hygrometer sling
- neraca o-Hauss
- labu erlenmeyer
- batang pengaduk
- gelas ukur
- aquades
- pH Indikator
- spiritus
- lampu spiritus
- porselen bakar/tahan api
- kalkulator scientifik
- CARA KERJA
- Pencuplikan cacing tanah
a. Setiap kelompok mengambil lokasi pengamatan yang berbeda.
Pada setiap lokasi pengamatan, tentukan lima titik sampel secara acak. Berikan
catatan ringkas mengenai gambaran kondisi fisik dan vegetasi lingkungan dari
lokasi tempat saudara melakukan pengamatan.
b. Setiap titik tersebut selanjutnya diambil sampel dengan
luasan yang dibatasi oleh kuadrat dan dengan
kedalaman 20 cm. Setiap hasil galian harus ditampung dalam plastik untuk
kemudian dicacah jumlah cacing tanah sambil menutupi kembali galian dengan
tanah asal.
- Pengukuran suhu tanah
Suhu tanah diukur untuk setiap titik pengamatan dengan
cara menancapkan thermometer di tengah kedalaman tanah sebelum digali.
- Pengukuran pH tanah
Dilakukan dengan mengambil 5 gr sampel tanah dan
menyimpannya dalam wadah kemudian encerkan dengan aquades sebanyak 12.5 ml.
Saring hasil pengenceran tersebut dengan kertas saring dan tempatkan dalam
lempeng porselen. Selanjutnya uji pH menggunakan pH indikator.
- Pengukuran kandungan air
Pengukuran kandungan air dalam tanah dilakukan dengan
mengambil tanah sampel sebesar ibu jari tangan kemudian timbang dan catat.
Hasil penimbangan tersebut kemudian dijemur di terik matahari hingga
menunjukkan tanda-tanda kering sempurna. Timbang kembali hasil penjemuran dan
catat.
Kandungan air dalam tanah ialah selisih berat antara
sebelum (a) dan setelah (b) tanah dijemur dibagi berat sebelum dijemur kemudian
hasilnya dikalikan dengan 100%.
- Pengukuran kandungan serasah
Serasah di ambil pada permukaan tanah di dalam kuadrat
dimasukkan ke dalam kantong dan ditimbang.
- Pengukuran kandungan bahan organik tanah
Bahan yang akan diukur ialah hasil pengeringan pada
langkah pengukuran kandungan air. Catat berat kering tanah tersebut sebagai
berat awal (a), kemudian tanah tersebut dibakar dalam oven selama 6 jam atau
bakar menggunakan spiritus hingga tanah berwarna merah bata dan kandungan
organik tanah bebas terbakar. Timbang hasil pembakaran tersebut kemudian catat
sebagai berat akhir (b).
Kandungan bahan organik diperoleh dengan menghitung
menggunakan rumus seperti pada pengukuran kadar air.
- BAHAN DISKUSI
1. Dari hasil perhitungan pada percobaan ini, memiliki pola
distribusi manakah hewan yang anda amati tersebut?
2. Berikan gambaran kondisi lingkungan tempat Saudara
mengambil sample, kemudian beri alasan mengapa menentukan lokasi tersebut
sebagai tempat pengambilan sampel!
3. Dari data yang berhasil Saudara amati, hubungkan data
lingkungan dengan distribusi hewan yang diamati. Berikan deskripsi logis dan
teoritis dari fakta yang ditemukan tersebut!
4. Kesimpulan apa yang dapat Saudara tarik dari percobaan
ini?
5. Berikan saran-saran untuk memperbaiki kegiatan praktikum
ini!
- JURNAL HASIL PENGAMATAN
(Jurnal harus diserahkan
segera setelah praktikum selesai dilaksanakan)
Buatlah tabel rekapitulasi data hasil pengamatan seperti
pada Praktikum I di atas
- PENGOLAHAN DATA
1. Faktor lingkungan
Pengolahan data pendukung yang meliputi data faktor
biotik dan abiotik akan lebih baik jika ditampilkan dalam bentuk grafik dan
atau tabel.
2. Distribusi hewan
Pola sebaran hewan yang telah kita cuplik diuji dengan menggunakan
analisis Chi-square (Elliot, 1971) dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
= rata-rata cuplikan
c2 = chi-square
S2 = varians
n = jumlah cuplikan
Nilai Chi-square diuji pada tingkat kepercayaan 95%.
Bandingkan harga c2hitung dengan c2daftar dan
selanjutnya kriteria uji ialah sebagai berikut:
§ Jika c2hitung > c2daftar batas atas maka berarti pola
sebaran cacing tanah berkelompok
§ Jika c2hitung < c2daftar batas bawah maka berarti pola
sebaran cacing tanah tersebar merata
§ Jika c2hitung berada di antara batas
atas dan batas bawah maka berarti pola sebaran cacing tanah tersebar secara acak.
PRAKTIKUM III
- JUDUL PRAKTIKUM
Gerak taksis pada cacing tanah (Stimulus – Respons)
- TUJUAN
Mempelajari perilaku naluriah hewan cacing dalam
merespons rangsang dari lingkungan
- PENDAHULUAN
Hewan sebagai komponen biotik dari ekosistem mempunyai
karakteristik yang khas. Melalui kemampuan bergeraknya, sebagian besar hewan
mampu berpindah tempat dengan bebas sesuai dengan kemauannya dan sesuai dengan
kebutuhannya, misalnya gerak menjauhi predator, mendekati mangsa, mencari
pasangan atau memilih kondisi yang cocok untuk tempat hidup, dan sebagainya.
Taksis merupakan bentuk perilaku adaptif hewan yang
paling sederhana dan alamiah. Taksis pada dasarnya merupakan gerakan yang
dilakukan organisme menuju atau menjauhi rangsang. Gerak tersebut mengakibatkan
posisi organisme mengalami perubahan atau perpindahan.
- ALAT DAN BAHAN
1. toples bekas kue astor 4 buah
2. gelas kimia 500 ml
3. gelas kimia 50 ml
4. gelas ukur 25 ml
5. kabel listrik
6. batu baterai
7. gunting kertas
8. kertas karton hitam
9. kertas alumunium foil
10. kertas saring
11. hati ayam
12. aquades
13. cacing tanah yang masih bugar
14. tanah
15. humus
- CARA KERJA
Hal pertama yang harus dikerjakan untuk praktikum ini
ialah membuat sediaan feromon dan ekstrak hati ayam. Feromon dibuat dengan
memberikan kejutan listrik (dari batu baterai) kepada minimal lima ekor cacing.
Untuk sediaan ini pemberian kejutan listrik dilakukan di atas lembaran
alumunium foil ukuran 10x10 cm2. Feromon yang telah dikeluarkan
dengan kejutan listrik selanjutnya diencerkan dengan 15 ml air yang kemudian
dicampurkan dengan tanah. Sediaan ekstrak hati ayam dibuat dengan menumbuk hati
ayam, mengencerkannya dan menyaringnya menggunakan kertas saring. Ekstrak ini
juga kemudian dicampurkan ke dalam tanah sebagai sediaan yang berbeda.
Pekerjaan lain yang harus dilakukan ialah mempersiapkan
empat wadah toples yang akan diisi dengan berbagai jenis zat perangsang. Ke
dalam wadah toples tersebut dilakukan pengisian tanah yang terbagi menjadi dua
belah area tanah yang disekat dengan kertas karton hitam berlapis alumunium
foil. Kertas tersebut dilubangi sebesar diameter cacing yang akan ditanamkan ke
dalam setiap wadah.
Semua belahan pertama toples diisi dengan tanah lembab
sedangkan belahan lainnya diisi dengan beragam zat perangsang, ialah:
Belahan kedua pada toples I : tanah yang dicampur dengan feromon
Belahan kedua pada toples II : tanah yang dicampur dengan ekstrak hati
ayam
Belahan kedua pada toples III: tanah humus
Belahan kedua pada toples IV: tanah lembab
Perlakuan terhadap cacing
Setelah semua sediaan dimasukkan ke dalam toples maka
langkah selanjutnya memilih empat puluh ekor cacing yang masih bergerak aktif
dan bugar dan membaginya menjadi empat kelompok maing-masing sepuluh ekor, yang
akan mengisi setiap toples yang telah dipersiapkan. Masing-masing toples yang
telah berisi sediaan tanah dengan berbagai perlakuan diberi cacing dalam waktu
yang bersamaan.
Biarkan perlakuan tersebut selama empat jam, kemudian
periksa masing-masing belahan dari setiap perlakuan tersebut. Banyaknya cacing
pada tanah yang berisi rangsang tertentu menunjukkan kekuatan rangsang untuk
dapat menarik respons cacing.
- BAHAN DISKUSI
1. Dari
perbandingan banyaknya cacing yang berkumpul pada akhir pengamatan, apakah zat
perangsang yang Saudara manipulasi sebagai penarik rangsang hewan cacing
dianggap mampu membuat cacing mendekati arah rangsang tersebut? Berikan alasan!
2. Dengan
membandingkan banyaknya anggota populasi cacing pada akhir pengamatan per
perlakuan, menurut Saudara zat perangsang manakah yang paling memiliki daya
tarik paling kuat bagi cacing-cacing tersebut untuk didekati? Berikan alasan!
3. Adakah hal-hal menarik yang terjadi selama percobaan
berlangsung? Jika ada, gambarkan dan berikan deskripsi
yang jelas!
4. Kesimpulan apa yang dapat Saudara tarik dari percobaan
ini?
5. Berikan saran-saran untuk memperbaiki kegiatan praktikum
ini!
- JURNAL HASIL PENGAMATAN
(Jurnal harus diserahkan
segera setelah praktikum selesai dilaksanakan)
Buatlah tabel rekapitulasi data hasil pengamatan untuk
memudahkan Saudara menganalisis dan menarik kesimpulan praktikum
PRAKTIKUM IV
- JUDUL PRAKTIKUM
Estimasi populasi hewan
- TUJUAN
Mencoba mengestimasi (menduga) jumlah anggota populasi dari
suatu spesies pada habitatnya.
- PENDAHULUAN
Hewan selalu memiliki dinamika populasi yang menarik
untuk dipelajari. Satu dari beberapa hal yang dianggap kunci untuk dapat
memetakan dinamika populasi tersebut ialah dengan mengetahui besaran
populasinya. Pada kenyataannya, untuk dapat menghitung jumlah anggota populasi
dari suatu spesies tidaklah semudah yang diperkirakan. Artinya, kita tidak akan
mudah memperkirakan jumlah tawon dalam satu sarang, atau kita juga akan
mengalami kesulitan untuk dapat menghitung jumlah ikan jenis tertentu pada satu
kolam.
Kendala penghitungan jumlah anggota populasi pada suatu
habitat dapat didekati dengan metode pendugaan. Metode capture and recapture dari Lincoln-Peterson ialah yang paling umum
digunakan. Metode ini dikenal juga sebagai Metode
TBTLTL (Tangkap Beri Tanda Lepaskan dan Tangkap Lagi). Namun penggunaan
metode ini harus memenuhi beberapa syarat, ialah:
1. semua individu dalam populasi harus mempunyai kesempatan
yang sama untuk tertangkap sehingga distribusinya harus acak;
2. tidak ada perubahan rasio antara individu bertanda dengan
yang tidak bertanda. Dalam selang waktu antara penangkapan pertama dengan
penangkapan kedua tidak ada penambahan individu melalui migrasi masuk atau
kelahiran baru. Jikapun demikian maka harus diasumsikan bahwa adanya kelahiran
dan migrasi masuk harus seimbang dengan kematian dan migrasi keluar;
3. individu bertanda memiliki distribusi yang tersebar
merata dalam populasi sehingga antara individu bertanda dan tidak bertanda
mempunyai kesempatan yang sama untuk tertangkap pada penangkapan kedua;
4. penangkapan dan pemberian tanda tidak menyebabkan
terjadinya perubahan perilaku dan daya tahan tubuh individu yang diberi tanda.
Jika terjadi demikian maka akan mempengaruhi pendugaan.
5. metode/cara, alat, dan lokasi/titik penangkapan pertama
dan kedua harus sama. Waktu penangkapan juga harus sama, jadi jika penangkapan
pertama pagi hari mulai pukul 08.00 maka penangkapan kedua juga harus dilakukan
pada waktu yang sama.
- ALAT DAN BAHAN
1. hewan yang akan diestimasi jumlah anggota populasinya
2. alat dan bahan pemberi tanda (berbeda-beda tergantung
spesies yang akan ditangkap)
3. tally counter.
- CARA KERJA
Langkah pertama yang harus dilakukan ialah menentukan
spesies dan habitat yang akan diestimasi. Perhatikan beberapa asumsi di atas.
Dengan perlengkapan untuk menangkap dan dan memberi tanda selanjutnya lakukan
penangkapan terhadap hewan dimaksud. Semua hewan yang tertangkap diberi tanda,
selanjutnya lepaskan kembali hewan-hewan tersebut ke habitat seperti semula.
Melewati selang waktu satu atau dua minggu lakukan
penangkapan kedua. Penangkapan kedua ini harus memperhatikan waktu, lokasi, dan
cara penangkapan pertama. Artinya, usahakan ketiga hal tersebut sama (pukul
berapa, lokasinya dimana saja dan dengan cara apa hewan tsb ditangkap).
Kemudian hitunglah berapa jumlah individu yang bertanda dan tidak bertanda pada
penangkapan kedua ini, selanjutnya masukkan data yang diperoleh ke rumus di
bawah ini.
atau sama dengan
Keterangan:
N = estimasi jumlah anggota
populasi spesies
M = jumlah anggota populasi
tangkap pertama (yang
ditandai)
n = jumlah anggota populasi
tangkap kedua (yang ditandai
dan tidak ditandai)
R = jumlah anggota populasi
tangkap kedua (hanya yang
ditandai)
Perhitungan statistik selalu mewaspadai adanya faktor
kesalahan yang terjadi baik pada saat menentukan luas habitat, ketika proses
penentuan sampel dan waktu/cara pengambilan sampel. Dalam konteks ini maka
perhitungan estimasi di atas harus memperhitungkan margin of error-nya sehingga pendugaan akan memiliki angka yang
diperkirakan mendekati kenyataan. Margin
of error dihitung dengan mencari standard
of error (SE) melalui rumus di bawah ini.
Margin of error dihitung dengan
rumus
Keterangan: jika t terletak pada degree of
freedom tak hingga dengan alpha
5% maka diketahui nilai t = 1,96.
- BAHAN DISKUSI
1. Berdasarkan percobaan yang telah Saudara lakukan,
mengapa hewan tersebut dapat diduga jumlah anggota populasinya menggunakan
metode TBTLTL?
2. Menurut Saudara, seberapa tepat penggunaan metode ini
mampu memperkirakan jumlah populasi yang sebenarnya? Jelaskan
alasan Saudara!
3. Kesimpulan apa yang dapat Saudara tarik dari percobaan ini?
4. Berikan saran-saran untuk memperbaiki kegiatan praktikum
ini!
- JURNAL HASIL PENGAMATAN
(Jurnal harus diserahkan
segera setelah praktikum selesai dilaksanakan)
Buatlah tabel rekapitulasi data hasil pengamatan untuk
memudahkan Saudara menganalisis dan menarik kesimpulan praktikum
PANDUAN
PELAPORAN HASIL PRAKTIKUM
- Pelaporan praktikum wajib disusun mengikuti aturan yang ditetapkan dalam panduan ini;
- Setelah praktikum selesai setiap kelompok wajib menyerahkan jurnal praktikum;
- Laporan hasil praktikum harus sudah diterima dosen pembimbing praktikum (melalui email) paling lambat 14 (empat belas) hari dari tanggal praktikum dilaksanakan. Keterlambatan penyerahan laporan akan mendapatkan pengurangan nilai laporan 5 poin per hari dari nilai laporan yang diperoleh;
- Sistematika laporan ialah sebagai berikut:
Cover (judul,
tanggal praktikum, identitas anggota kelompok, identitas prodi)
Daftar isi
A. Judul praktikum
B. Tujuan
C. Alat dan bahan
D.
Cara
kerja (diuraikan menggunakan penomoran
menurut urutan langkah yang dikerjakan)
E. Hasil pengamatan
F. Diskusi (memecahkan
permasalahan yang ada pada bahan diskusi)
G. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
- Ketentuan lain:
-
Laporan
harus diketik dengan font Arial 11 atau Times New Roman 12 dengan tulisan
spasi ganda di atas format kertas ukuran A4;
-
Laporan
dikirimkan melalui alamat email yang akan ditentukan kemudian.
DAFTAR KEBUTUHAN ALAT dan BAHAN
PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN
1.
PRAKTIKUM I
No
|
Nama alat/bahan
|
Spesifikasi
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1
|
Air
|
-
|
Secukupnya
|
|
2
|
Es batu
|
-
|
1 kg
|
|
3
|
Ikan seribu
|
-
|
200 ekor
|
Dibawa oleh mahasiswa
|
4
|
Kardus bekas
|
Ukuran besar (Mis bekas televisi)
|
3 buah
|
|
5
|
Kawat kasa dan tripod
|
-
|
5 pasang
|
|
6
|
Kotak kaca
|
Modifikasi praktikum ekwan
|
5 unit
|
|
7
|
Lakban
|
-
|
1 buah
|
|
8
|
Pembakar spirtus
|
Ukuran sedang
|
5 unit
|
|
9
|
Spritus
|
-
|
2 liter
|
|
10
|
Statif
|
-
|
10 buah
|
|
11
|
Stopwatch
|
-
|
5 buah
|
|
12
|
Styrofoam
|
Standar
|
8 buah
|
|
13
|
Tally counter
|
-
|
5 buah
|
|
14
|
Thermometer air
|
-
|
15 buah
|
|
2.
PRAKTIKUM II
No
|
Nama alat/bahan
|
Spesifikasi
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1
|
Aquadest
|
-
|
2 liter
|
|
2
|
Batang pengaduk
|
|
5 buah
|
|
3
|
Cangkul
|
-
|
5 buah
|
Dibawa oleh mahasiswa
|
4
|
Formalin
|
4%
|
0,5 liter
|
|
5
|
Gelas kimia
|
Ukuran 25 ml
|
5 buah
|
|
6
|
Kalkulator
|
Scientific
|
5 buah
|
Dibawa oleh mahasiswa
|
7
|
Kantung plastik bening
|
Ukuran 0,5 kg
|
200 lembar
|
|
8
|
Kertas buram
|
|
0,5 rim
|
|
9
|
Kertas saring
|
Diameter 10 cm
|
25 lembar
|
|
10
|
Korek api
|
|
1 bungkus
|
|
11
|
Kuadrat
|
Ukuran 20 x 20 cm
|
5 buah
|
|
12
|
Lembaran seng
|
Ukuran 20 x 20 cm
|
5 buah
|
|
13
|
Lempeng porselen
|
|
5 buah
|
|
14
|
Lumpang porselen
|
|
5 buah
|
|
15
|
Neraca
|
o-Hauss
|
2 buah
|
|
16
|
Neraca
|
o-Hauss
|
2 buah
|
|
17
|
pH indikator
|
Kertas batang
|
25 lembar
|
|
18
|
Pipit tetes
|
Ukuran sedang
|
5 buah
|
|
19
|
Plastik meja
|
Ukuran 50 x 50 cm
|
5 buah
|
|
20
|
Sling hygrometer
|
|
5 buah
|
|
21
|
Spiritus
|
|
2 liter
|
|
22
|
Thermometer lingkungan
|
|
5 buah
|
|
23
|
Thermometer tanah
|
|
5 buah
|
|
3.
PRAKTIKUM III
No
|
Nama alat/bahan
|
Spesifikasi
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1
|
Aquadest
|
|
2 liter
|
|
2
|
Batu batere
|
Ukuran besar
|
3 buah
|
|
3
|
Cacing tanah
|
Yang masih segar dan sehat
|
100 ekor
|
Dibawa oleh mahasiswa
|
4
|
Corong kaca
|
Ukuran sedang
|
5 buah
|
|
5
|
Cutter
|
Ukuran kecil
|
5 buah
|
|
6
|
Gelas kimia
|
Ukuran 50 ml
|
5 buah
|
|
7
|
Gelas ukur
|
Ukuran 50 ml
|
5 buah
|
|
8
|
Gunting kertas
|
Ukuran sedang
|
5 buah
|
|
9
|
Hati ayam
|
|
200 gram
|
|
10
|
Humus
|
|
|
Dibawa oleh mahasiswa
|
11
|
Kabel listrik
|
Jenis serabut
|
1 m
|
|
12
|
Kayu penjepit
|
|
5 buah
|
|
13
|
Kertas karton
|
Warna hitam
|
2 lembar
|
Dibawa oleh mahasiswa
|
14
|
Kertas saring
|
Diameter 10 x 10 cm
|
15 lembar
|
|
15
|
Kertas timah
|
Ukuran 15 x 15 cm
|
5 lembar
|
|
16
|
Lampu spritus
|
Ukuran kecil
|
5 buah
|
|
17
|
Tanah
|
|
|
Dibawa oleh mahasiswa
|
18
|
Toples plastik
|
Bekas wadah kue Astor
|
15 buah
|
Dibawa oleh mahasiswa
|
0 komentar:
Posting Komentar