Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 08 Maret 2013

prospek penetasan telur



Prospek Penetasan Telur
  • Permintaan Dod Tinggi Dan Belum Terpenuhi (Kualitas Dan Kuantitas)
  • Perputaran Modal Cepat 28 hari
  • Modal Tidak Terlalu Besar
  • Fluktuasi Harga Rendah
  • Resiko Relatif Rendah
  • Keuntungan Besar
Pemilihan Telur
  • Berasal Dari Hasil Perkawinan Induk Jantan Dan Betina Dengan Imbangan Sex Ratio (1:6-8 Ekor)
  • Berat Telur 60-65 Gram
  • Berasal Dari Induk Yang Berumur Lebih Dari 9 Bulan
  • Lama Penyimpanan Telur Tidak Lebih Dari 5 Hari
  • Kerabang Telur Tidak Terlalu Tebal Atau Tipis
  • Pakan Seimbang
  • Bentuk Oval
  • Telur Bersih
Perlakuan Telur
  • Pembersihan Dari Kotoran Yang Menempel Jangan Sampai Lapisan Telur Hilang
Untuk Menghilangkan/Meminimalkan Kuman Dapat Dilakukan :
  • Pembilasan/pengelapan Dengan Air Hangat
Persiapan Alat
  • Fumigasi Dengan Desinfektan
  • Kaliberasi Alat
  • Menyalakan Mesin 3 Jam Sebelum Telur Masuk
  • Pengaturan Suhu 37-38 Oc Dan Kelembaban 65-70%
  • Sediakan Bola Lampu/Lampu Minyak/Genset/Ups
Proses Penetasan
Hari ke-1
  • Masukkan telur ke dalam mesin tetas dengan posisi miring atau tegak (bagian tumpul di atas). Telur bisa langsung begitu saja dimasukkan ke dalam mesin atau melalui proses prewarming terlebih dahulu yaitu dibilas secra merata dengan air hangat.
  • Ventilasi ditutup rapat
  • Kontrol suhu (38°C)
Hari ke-2
  • Ventilasi dibiarkan tertutup sampai hari ke-3
  • Kontrol suhu (38°C)
Hari ke-3
  • Pembalikan telur harian bisa dimulai pada hari ini atau masuk hari hari ke-4. Disarankan pembalikan telur minimal 3x dalam sehari-semalam (jika memungkinkan dipakai rentang waktu setiap 8 jam. Misalkan pagi pukul 05.00, siang pukul 13.00, dan malam pukul 21.00.
  • Bersamaan dengan itu bisa dilakukan peneropongan telur kalau sudah memungkinkan karena ketelitian seseorang berbeda-beda. Telur yang berembrio ditandakan dengan bintik hitam seperti mata yang ikut bergoyang ketika telur digerakkan dan disekitarnya ada serabut-serabut kecil. Kalau telur tidak menandakan tersebut dikeluarkan saja dam masih layak untuk dikonsumsi. Peneropongan telur dilaukan ditempat yang gelap argar bayangan telur nampak lebih jelas.
  • Kontrol suhu (38°C) dan lakukan penambahan air pada bak jika jumlah air dalam bak tersebut berkurang.
Peneropongan
  • Telur kosong
  • Keadaan di dalam telur tampak jernih, tanpa ada serabut-serabut urat, rongga udara tidak terdapat perubahan dan tidak tampak adanya kehidupan. Kuning telur. Telur dikeluarkan dari mesin tetas dan masih baik untuk dikonsumsi.
  • Telur mati
  • Telur mati ditandai dengan bintik hitam atau pelangi warna merah dan tidak menunjukkan adanya pergerakan dari kehidupan. Telur yang sudah yakin mati dapat langsung dikeluarkan dari mesin tetas, akan tetapi telur yang masih meragukan statusnya dibiarkan dulu dengan diberi tanda khusus.
  • Telur hidup
  • Ditandai dengan adanya serabut urat, rongga udara meluas dan tampak adanya kehidupan di dalam telur.
Hari ke-4
  • • Pembalikan telur harian sesuai jadwal hari ke-3
  • • Lubang ventilasi mulai dibuka ¼ bagian
  • • Kontrol suhu (38°C)
Hari ke-5
  • Pembalikan telur harian
  • Ventilasi dibuka ½ bagian
  • Kontrol suhu (38°C)
Hari ke-6
  • Pembalikan telur harian
  • Ventilasi dibuka ¾ bagian
  • Kontrol suhu (38°C) dan lakukan penambahan air pada bak jika jumlah air dalam bak tersebut berkurang.
Hari ke-7
  • • Pembalikan telur harian
  • • Lakukan peneropongan telur untuk mengetahui perkembangan embrio (hidup atau mati). Embrio mati mati ditandakan dengan bercak darah atau lapisan darah pada salah satu sisi kerabang telur sedang embrio yang berkembang serabut yang menyerupai sarang laba-laba semakin jelas
  • • Ventilasi dibuka seluruhnya
Hari ke-8 sampai ke-13
  • • Pembalikan telur harian
  • • Kontrol suhu (38°C) dan lakukan penambahan air pada bak jika jumlah air dalam bak tersebut berkurang.
Hari ke-14
  • • Pembalikan telur harian
  • • Lakukan peneropongan telur untuk mengetahui embrio yang tetap hidup atau sudah mati. Telr fertile membentuk gambaran mulai gelap dengan rongga udara yang terlihat jelas
Hari ke 15 sampai ke-20
  • Pembalikan telur harian
  • Kontrol suhu dinaikkan sedikit (38,5-39°C) dan lakukan penambahan air pada bak jika jumlah air dalam bak tersebut berkurang.
Hari ke-21
  • Pembalikan telur harian
  • Lakukan peneropongan telur untuk mengetahui embrio yang tetap hidup dan mati. Embrio mati ditandakan dengan bocornya lapisan rongga udara sehingga telur terlihat hitam semua
  • Kontrol suhu (38,5-39°C) dan tambahkan air ke dalam bak
Hari ke-22 sampai ke-25
  • Pembalikan telur harian
  • Kontrol suhu (38,5-39°C) dan tambahkan air ke dalam bak
Hari ke-26 sampai ke-27
  • • Pembalikan telur dihentikan
  • • Kontrol kelembaban, lakukan penyemprotan jika diperlukan (dengan semburan yang paling halus)
  • • Biasanya ada telur yang sudah mulai menetas di malam hari
Hari ke-28
  • Telur-telur sudah banyak yang menetas
  • Keluarkan cangkang telur dari rak agar space atau ruangan lebih longgar
  • Keluarkan anak itik yang baru menetas setelah bulunya setengah kering atau kering seluruhnya
Proses menetas biasanya berlangsung hingga hari ke-29
  • Dan setelah semuanya selesai mesin tetas bisa dibersihkan dan difumigasi kembali untuk persiapan proses penetasan berikutnya.
Catatan tambahan : hendaklah melakukan pendinginan telur minimal 2 kali sehari karena kalau melihat prilaku unggas yang mengerami telurnya maka dia akan meninggalkan telur untuk berenang beberapa saat kemudian masuk ke tempat pengeraman kembali dan begitu seterusnya dan kalau diperhatikan hal tersebut kadang dilakukan setiap hari. Supriyadi.
PANDUAN PRAKTIS CARA MEMBUAT MESIN TETAS SEDERHANA DENGAN KONTROL PANAS OTOMATIS

Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan mesin tetas adalah kotak atau box mesin penetas jangan ada yang bocor atau tidak tertutup rapat. Apabila terjadi kebocoran maka suhu dalam ruang mesin penetas tidak akan tercapai karena udara panas akan keluar melalui lubang tersebut.

Bahan yang digunakan untuk membuat kotak mesin tetas sederhana ini adalah multiplek/triplek atau dapat juga menggunakan papan kayu atau bahan lain yang sesuai dengan desain pembuatan mesin tetas. Alat penetas telur ini dapat dengan mudah kita buat sendiri dengan biaya yang relatif murah.

Bahan dan Alat

Bahan untuk membuat mesin penetas telur berkapasitas 100 butir dengan sumber panas dari listrik adalah sebagai berikut:
- Multiplek / triplek 9 mm
- Engsel
- Kawat ram Ø 0.5 cm
- Seng
- Thermostaat
- Kabel listrik
- Fiting lampu
- Steker listrik
- Lampu bohlam
- Thermometer
- Baki/nampan air
- Paku triplek dan lem kayu

Sedangkan peralatan yang digunakan: gergaji kayu, gergaji besi, meteran, alat tulis, bor, obeng, tang, pahat kayu dan palu.

Cara Membuat

Potong multiplek/triplek dengan ukuran seperti pada (gambar 1) dan rangkaikan sehingga terbentuk kotak / bok dengan ukuran 60 x 30 x 30 cm.


Buat lubang dengan ukuran 10 x 5 cm pada bagian atas kotak mesin tetas untuk ventilasi udara dan berilah penutup yang dapat dibuka dan ditutup, seperti (gambar 1).


Buat lubang pada bagian bawah kotak dengan ukuran 10 x 20 dan tutuplah dengan selembar pelat seng (gambar 1). Kegunaan pelat seng ini adalah sebagai elemen pemanas darurat jika terjadi pemadaman listrik. Jika terjadi pemadaman listrik maka taruhlah di bawah pelat seng tersebut lampu minyak.

Buat rak untuk tempat meletakkan telur di dalam mesin tetas, seperti (gambar 3). Bahan rak tempat telur dapat dibuat dari kawat lurus seperti pada gambar, dapat pula dipakai kawat ram atau Anda dapat berkreasi lain dengan memanfaatkan bahan yang ada di sekitar kita, yang penting rak dapat digunakan untuk meletakkan telur di dalam ruang mesin penetas.


BAGIAN DARI MESIN TETAS

Regulator / Thermostat

Gambar 7 Thermostat


Adalah alat yang berfungsi untuk mengatur temperature dalam mesin tetas secara otomatis. Apabila alat ini terkena panas maka kapsul akan mengembang sehingga akan menekan sakelar (mikroswitch) dan aliran listrik akan terputus, sebaliknya apabila suhu turun maka kapsul akan mengempis dan akan menyalakan kembali lampu pijar sebagai sumber panas. Untuk menseting thermostat agar dapat memutus dan menyambung kembali aliran listrik yang menuju ke lampu pijar tidaklah sulit, untuk mengaturnya dengan cara memajukan atau memundurkan putaran baut penyangga kapsul. Lihat Gambar 7

Cara Menseting Thermostat

Lihat Gambar 7 untuk melihat bagian-bagian dari thermostat. Misalnya kita mau menseting agar ruang mesin penetas tepat pada suhu 40o C lampu pijar padam, maka caranya adalah
  • Jika sebelum suhu 40o C lampu pijar sudah padam, maka putarlah baut penyangga kapsul thermostat kanan atau searah jarum jam (kapsul menjauhi sakelar/mikroswitch).
  • Jika suhu sudah lebih dari 40o lampu pijar baru padam, maka putarlah baut penyangga kapsul thermostat ke kiri atau berlawanan dengan arah jarum jam (kapsul mendekati sakelar/mikroswitch).

Cara Merangkai Thermostat


Baki/Nampan Air

Kegunanya untuk memenuhi standar kelembaban mesin tetas. Isi air dalam baki dengan ketinggian 2-3 cm / dibawah permukaan bibir baki. Apabila akan menambah air dalam baki, gunakan air hangat supaya perubahan suhu dalam mesin tidak turun secara drastis.

Rak Telur

Berfungsi sebagai tempat telur yang akan ditetaskan, rak telur diisi sesuai dengan kapasitasnya.

Ventilasi

Diperlukan untuk kebutuhan oksigen telur tetas dalam mesin. Ventilasi haruslah dapat diatur sesuai kebutuhan. Apabila ventilasi tidak ada maka udara yang ada didalam mesin tetas akan meracuni bibit telur dan dapat menyebabkan bibit telur tersebut mati.

Thermometer

Berfungsi sebagai indikator suhu yang diperlukan oleh mesin tetas.

ALAT PENDUKUNG PENETASAN

Alat Candling / Teropong Telur
Digunakan untuk melihat apakah telur yang dimasukkan kedalam mesin penetas itu dibuahi / fertile atau tidak. Alat candling dapat dibuat dari lampu senter yang bagian depannya dibuat seperti corong dari kertas karton yang berwarna hitam. Atau dapat pula dibuat dari pipa paralon diameter 2-3 inci dipotong sepanjang 15 cm didalamnya diberi lampi pijar. Kedua sisi pipa ditutup, salah satu sisinya diberi lubang lagi selebar ukuran telur.

Untuk keperluan peralatan Thermostat dan Thermometer, kami menyediakan paket pembuatan mesin tetas sederhana semi otomatis. Silahkan lihat
DISINI

Jika ada yang belum jelas mengenai pembuatan mesin tetas sederhana ini silahkan tulis pertanyaan di kolom komentar dibawah ini.

Semoga bermanfaat...



















Usaha penetasan telur itik atau bebek merupakan kegiatan yang sudah dilakukan peternak sejak bertahun-tahun. Akan tetapi pola penetasan petani masih menggunakan cara alami dengan memanfaatkan ayam atau entok sebagai sarana penetasan. Metode penetasan telur itik yang lebih modern menggunakan Mesin Tetas telur itik atau bebek dengan berbagai macam model. Peluang usaha di bidang penetasan telur itik cukup terbuka. Itik atau bebek merupakan hewan unggas yang sudah cukup populer di masyarakat kita. Tidak hanya telur asin saja yang dapat dibuat dari telur itik, ada banyak aneka makanan yang dibuat dengan bahan dasar telur itik. Selain telur itik yang dimanfaatkan sebagai aneka makanan, daging itik juga cukup banyak digemari oleh masyarakat. Diantara makanan dari daging itik adalah bebek goreng, bebek bakar, rica-rica bebek kremes dan lain sebagainya. Dengandemikian peluang usaha dari unggas  ini cukup  terbuka lebar bagi pengusaha yang berminat menggelutinya. Tidak hanya dari sektor pengolahan hasil ternakan itik saja tetapi juga dari bisnis-bisnis lainnya, diantaranya penyediaan bibit itik yang berkualitas. Penyediaan bibit itik dapat dilakukan dengan cara konvensional melalui pengeraman  indukan ayam dan penetasan telur itik dengan mesin tetas telur. Untuk skala besar dan tujuan bisnis tentu tidak mungkin kita menggunakan ayam sebagai alat penetas telur. Maka peluang Usaha Penetasan Telur Itik dengan menggunakan Mesin Penetas merupakan alternatif yang akan dibahas.

Usaha bisnis penetasan telur itik sebenarnya cukup memiliki potensi mendatangkan keuntungan. Selain manajemen produksi yang baik diperlukan pula
manajemen penetasan berdasarkan kualitas hasil tetasan yang baik.Peluang bisnis penetasan telur itik ini dapat dilakukan pada skala rumah tangga dan kelompok usaha kecil dan menengah (UKM). Karena proses dan perlengkapan yang cukup sederhana. Selain itu harga mesin penetas telur itik juga cukup terjangkau ada yang berharga murah dan ada yang berharga cukup mahal, tinggal menyesuaikan dengan kebutuhan saja. Mengenai ragam mesin  penetas telur dapat dilihat pada tulisan ini. Gambaran potensi peluang usaha ini dapat dilihat dari harga DOD ( Day Old Duck) betina biasanya dihargai sampai lima kali harga telur. Sedangkan untuk DOD jantan dihargai sama atau maksimal dua kali harga telur yang belum menetas. Tingkat daya tetas menggunakan mesin tetas memang lebih rendah jika dibandingkan dengan cara alami dengan indukan ayam. Pengeraman dengan ayam daya tetas bisa mencapai 90 s/d 100%, sedangkan dengan mesin tetas daya tetas berkisar 75% sampai dengan 90%, tergantung berbagai macam faktor. Jumlah telur itik yang menetas juga masih perlu diseleksi jenis kelamin jantan dan betinanya. Sulit memprediksikan jenis kelamin telur yang menetas kadang lebih banyak betina , kadang lebih banyak jantan dan kadang sama. Untuk lebih mudahnya karena peluang jantan dan betina sama maka diasumsikan DOD yang dihasilkan pada model penetasan telur itik dengan mesin penetas ini adalah Jantan : Betina 50:50. Peluang 50:50 ini tidak ada perbedaan antara penetasan telur dengan cara alami dengan penetasan telur dengan mesin penetas, peluangnya sama saja.





Persiapan Usaha Penetasan Telur Itik
1. Persiapan Tempat
Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan usaha penetasan telur itik mengunakan mesin penetas adalah faktor tempat. Tempat untuk penempatan mesin tetas diusahakan tidak terkena matahari secara langsung dan tidak terkena angin secara langsung. Hal ini untuk menghindari perubahan suhu yang cukup ekstrim, yang berkakibat kurang baiknya daya tetas telur. Pastikan tempat dan mesin tetas dalam kondisi yang higienis dan steril dari kuman dan bakteri. Kuman dan bakteri akan mengganggu daya tetas telur. Biasanya sebelum telur-telur itik dimasukkan ke dalam mesin penetas, lingkungan dan mesin tetas disemprot terlebih dahulu menggunakan disinfectan. Penyemprotan mengunakan disinfectan  pada tempat dan mesin penetas membuat bakteri dan kuman-kuman mati, sehingga aman bagi kelangsungan hidup embrio itik dalam telur.
2. Persiapan mesin Tetas
Selain faktor tempat , Kualitas mesin penetas memiliki peranan yang cukup penting dalam kesuksesan usaha penetasan telur itik ini. Mesin penetas diupayakan memiliki lingkungan dan kondisi yang mirip dengan induk ayam/entok, suhu, kelembaban dan lain-lain. Pastikan mesin tetas yang dipilih berkualitas bagus, rapat tetapi cukup memiliki ventilasi udara yang baik. Pastikan juga mesin tetas beroperasi dengan baik, misalnya suhu ruangan bisa mencapai sudu ideal 37-38 derajat C, dan memiliki termostat sebagai pengatur suhu. Meski pada rentang suhu 36 s/d 42 derajat C telur bisa menetas tetapi suhu optimal diupayakan pada 38-39 derajat C. Biasanya pada mesin penetas telur yang dibeli sudah dilengkapi dengan termometer ruang, untuk memonitor suhu dalam ruangan mesin penetas.
Kelembaban udara yang diukur dengan Hygrometer didalam ruang mesin penetas (incubator)  haruslah dijaga pada kisaran 55-60% untuk 18 hari pertama di incubator dan lebih tinggi setelah itu. Mesin Penetas yang baik dan berharga mahal  biasanya dilengkapi dengan Hygrometer ini, namun jika tidak tersedia bisa dibeli sendiri.
3. Pemilihan Telur sebagai Bibit
Dalam manajemen Usaha Penetasan telur itik pemilihan telur sangat menentukan daya tetas telur itik. Telur itik dipilih dari indukan yang tidak terkalu muda dan tidak terlalu tua, dengan rasio Jantan:Betina 1:5 sampai dengan 1:8. Cangkang telur dipilih yang tidak terlalu tebal karena akan sulit untuk pecah saat akan menetas. Cangkang yang terlalu tipis juga tidak layak untuk dipilih. Pilih telur yang oval tetapi jangan terlalu lonjong atau bulat.
Proses Penetasan Telur Itik
1. Pemasukan Telur
Pemasukan Telur ke dalam mesin tetas hendaknya dilakukan pada saat mesin tetas benar-benar siap untuk dipergunakan, antara lain suhu sudah sesuai dengan standard, kelembapan udara juga demikian. Sebelum dimasukkan kedalam mesin penetas telur dicuci dengan air hangat suam-suam kuku, agar kotoran dan bakteri yang menempel pada telur hilang. Selain itu telur yang bersih memudahkan kita mengamati perkembangan anakan itik dalam telur. Selama 3 hari pertama telur kita diamkan dalam mesin penetas dan tidak usah dibuka. Letakkan bagian yang runcing di bagian bawah, bagian yang mengandung rongga udara di posisi atas, jika di dalam  mesin penetas tidak terdapat tatakan telur, bisa dibuat sekat-sekat dengan kayu atau bilah bambu agar telur tidak menggelinding dan mudah diatur dalam mesin penetas. Jika telur mudah bergerak dan menggelinding bebas di dalam mesin penetas, akan sulit dikontrol telur yang sudah dibalik atau belum.
2. Pengeraman Telur
Setelah 3 hari biasanya sudah bisa kita lihat telur-telur yang memiliki benih atau tidak. Telur yang tidak memiliki benih itik biasanya karena tidak dibuahi oleh itik jantan. Telur yang tidak dibuahi tidak akan menetas sehingga perlu kita afkir untuk dikonsumsi dan masih bisa dijual atau dijadikan makanan. Telur yang Memasuki hari keempat sampai hari ke 25 , telur itik sudah harus kita bolak-balik sehari 2 sampai 6 kali, frekuansi pemutaran telur akan berpengaruh pada daya tetas telur. Semakin sering akan semakin baik. Pada hari keempat tersebut telur perlu diangin-anginkan dengan cara membuka tutup mesin penetas selama kurang lebih 10 sampai dengan 15 menit. Proses mengangin-anginkan telur ini perlu dilakukan seriap 3 sampai 4 hari sekali sampai hari ke 25. Dalam masa pengeraman ini yang perlu diperhatikan selain suhu dijaga supaya tetap konstan adalah kelembapan udara. Jika kelembapan dirasa kurang bisa ditambahkan dengan menyemprotkan air hangat ke telur-telur. Untuk memudahkan mengontrol telur sudah dibalik atau belum, beri tanda dengan spidol pada tiap-tiap sisi telur, misalnya sisi bawah diberi tanda A sisi atas diberi tanda B.
3. Masa Menetas
Telur itik akan mulai pecah sedikit demi sedikit, pada hari ke 26 sudah mulai terdengar suara dan cangkang yang terbuka pada bagian paruhnya. Pada hari ke 28 telur dalam mesin penetas yang normal sudah akan menetas semuanya.  Perlu dicermati, jika ada telur yang susa pecah, perlu dibantu mengelupas dengan tangan tetapi harus hati-hati. Biasanya karena cangkang terlalu tebal. Anakan itik yang sudah menetas perlu segera dipindahkan ke tempat lain yang suhunya hampir sama dengan suhu ruang penetasan. Bersihkan ruang mesin  penetas dari cangkang dan kotoran-kotoran lainnya agar tidak menggangu telur yang belum menetas.
4. Seleksi DOD
Anakan itik yang berusia 1 sampai 4 hari lebih mudah dibedakan jenis kelaminnya dibandingkan dengan anakan itik berusia satu minggu. Warna itik betina lebih terang dan bersih, sedangkan itik jantan lebih gelap. Jika diperhatikan suara anak itik betina lebih melengking. Cara lain adalah dengan melihat melalui anus dengan cara menekannya, meski cara ini cukup membuat itik tersiksa tapi cukup efektif. Itik jantan terlihat memiliki alat kelamin yang menonjol. Untuk membedakan anakan itik jantan dan betina bisa dilihat dari warna paruhnya. Itik Jantan cenderung lebih berwarna gelap sedang itik betina berwarna terang.
Analisa Bisnis
Meskipun ini adalah hitung-hitungan kasar tetapi bisa dipergunakan untuk menganalisa gambaran usaha penetasan telur itik ini. Diasumsikan kita akan menetaskan telur itik sejumlah 100 butir. Telur itik akan menetas dalam waktu 28 hari.
Biaya Yang dikeluarkan:
  • 100 butir telur                  @Rp 1000 = Rp 100.000
  • Listrik 28 Hari                                         = Ro 15.000
  • Operasional                                               = Rp 15.000
  • Total Pengeluaran                                   = Rp 130.000
Hasil Yang diperoleh:
DOD Menetas diasumsikan 75% atau 75 ekor anakan itik (DOD) dari 75 ekor tersebut 38 Betina dan 37 Jantan.
  • 38 ekor DOD Betina                     @Rp 5000 = Rp 190.000
  • 37 ekor DOD Jantan                     @Rp 1500 = Rp 55.500
  • Total hasil                                                                = Rp 245.500
Keuntungan yang diperoleh dari 100 butir telur itik selama sebulan Rp 245.500 – 130.000 = Rp 115.500. Jika jumlah telur yang dierami 1000 butir keuntungan yang bisa diperoleh juga 10 kali lipat dari itu yaitu Rp 1.115.500. Selamat Mencoba.(Galeriukm)





Usaha Penetasan Telur Itik Yang Menjanjikan

By Safik Nurman on May 13, 2012  From pesonaunggas.com


Usaha penetasan telur itik untuk menghasilkan anak itik atau DOD (Day Old Duck) merupakan kegiatan yang sudah dilakukan peternak sejak dulu kala. Hanya saja pola penetasan para peternak masih menggunakan cara alami dengan memanfaatkan ayam atau entok sebagai induk untuk mengerami telur. Metode penetasan telur itik yang lebih modern adalah menggunakan Mesin Tetas telur. Peluang usaha di bidang penetasan telur itik cukup bagus dan menjanjikan, seiring dengan semakin bertambahnya jumlah peternak itik yang otomatis kebutuhan akan anak itik (DOD) juga meningkat.

Usaha bisnis penetasan telur itik sebenarnya cukup memiliki potensi mendatangkan keuntungan. Selain manajemen produksi yang baik diperlukan pula manajemen penetasan berdasarkan kualitas hasil tetasan yang baik. Peluang bisnis penetasan telur itik ini dapat dilakukan pada skala rumah tangga dan kelompok usaha kecil dan menengah (UKM). Karena proses dan perlengkapan yang cukup sederhana. Selain itu harga mesin penetas telur itik juga cukup terjangkau ada yang berharga murah dan ada yang berharga cukup mahal, tinggal menyesuaikan dengan kebutuhan saja. Mengenai ragam mesin penetas telur dapat dilihat pada tulisan ini. Gambaran potensi peluang usaha ini dapat dilihat dari harga DOD (Day Old Duck) betina biasanya dihargai sampai lima kali harga telur. Sedangkan untuk DOD jantan dihargai sama atau maksimal dua kali harga telur yang belum menetas.

Tingkat daya tetas menggunakan mesin tetas berkisar 80% sampai dengan 90%, bergantung berbagai faktor. Jumlah telur itik yang menetas juga masih perlu diseleksi jenis kelamin jantan dan betinanya. Sulit memprediksikan jenis kelamin telur yang menetas kadang lebih banyak betina , kadang lebih banyak jantan dan kadang sama. Untuk lebih mudahnya karena peluang jantan dan betina sama maka diasumsikan DOD yang dihasilkan pada model penetasan telur itik dengan mesin penetas ini adalah Jantan : Betina 50:50. Peluang 50:50 ini tidak ada perbedaan antara penetasan telur dengan cara alami dengan penetasan telur dengan mesin penetas, peluangnya sama saja.

Persiapan Usaha Penetasan Telur Itik

1. Persiapan Tempat

Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan usaha penetasan telur itik mengunakan mesin penetas adalah faktor tempat. Tempat untuk penempatan mesin tetas diusahakan tidak terkena matahari secara langsung dan tidak terkena angin secara langsung. Hal ini untuk menghindari perubahan suhu yang cukup ekstrim, yang berakibat menurunnya daya tetas telur.

Pastikan tempat dan mesin tetas dalam kondisi yang higienis dan steril dari kuman dan bakteri. Kuman dan bakteri akan mengganggu daya tetas telur. Biasanya sebelum telur-telur itik dimasukkan ke dalam mesin penetas, lingkungan dan mesin tetas disemprot terlebih dahulu menggunakan disinfectan. Penyemprotan mengunakan disinfectan pada tempat dan mesin penetas membuat bakteri dan kuman-kuman mati, sehingga aman bagi kelangsungan hidup embrio itik dalam telur.

2. Persiapan mesin Tetas

Selain faktor tempat, kualitas mesin penetas memiliki peranan yang cukup penting dalam kesuksesan usaha penetasan telur itik ini. Mesin penetas diupayakan memiliki spesifikasi menyerupai kondisi yang mirip dengan induk ayam/entok, suhu, kelembaban dan lain-lain. Pastikan mesin tetas yang dipilih berkualitas bagus, rapat tetapi cukup memiliki ventilasi udara yang baik. Pastikan juga mesin tetas beroperasi dengan baik, misalnya suhu ruangan bisa mencapai suhu ideal 37-38 derajat C, dan memiliki termostat sebagai pengatur suhu. Meski pada rentang suhu 36 s/d 42 derajat C telur bisa menetas tetapi suhu optimal diupayakan pada 38-39 derajat C. Biasanya pada mesin penetas telur yang dibeli sudah dilengkapi dengan termometer ruang, untuk memonitor suhu dalam ruangan mesin penetas. Lihat informasi seputar mesin tetas DISINI

3. Pemilihan Telur Untuk Bibit

Dalam manajemen Usaha Penetasan telur itik pemilihan telur sangat menentukan daya tetas telur itik. Telur itik dipilih dari indukan yang tidak terkalu muda dan tidak terlalu tua, dengan rasio Jantan:Betina 1:5 sampai dengan 1:8. Cangkang telur dipilih yang tidak terlalu tebal karena akan sulit untuk pecah saat akan menetas. Cangkang yang terlalu tipis juga tidak layak untuk dipilih. Pilih telur yang oval tetapi jangan terlalu lonjong atau bulat.

4. Proses Penetasan Telur Itik

Proses penetasan telur itik dapat dilihat DISINI

5. Seleksi DOD

Anakan itik yang berusia 1 sampai 4 hari lebih mudah dibedakan jenis kelaminnya dibandingkan dengan anakan itik berusia satu minggu. Warna itik betina lebih terang dan bersih, sedangkan itik jantan lebih gelap. Jika diperhatikan suara anak itik betina lebih melengking. Cara lain adalah dengan melihat melalui anus dengan cara menekannya, meski cara ini cukup membuat itik tersiksa tapi cukup efektif. Itik jantan terlihat memiliki alat kelamin yang menonjol. Untuk membedakan anakan itik jantan dan betina bisa dilihat dari warna paruhnya. Itik Jantan cenderung lebih berwarna gelap sedang itik betina berwarna terang.

6. Packing DOD

Dalam hal prosedur packing DOC dan pendistribusian yang baik, harus dilengkapi data-data yang sesuai dengan yang tertera di box DOC. Data tersebut meliputi strain, jumlah, tanggal menetas, garansi bebas penyakit pulorum dan petugas penentuan grade DOC. Pada box DOC sesuai standar kebutuhan seperti ventilasi, kepadatan dan keselamatannya. Selain itu, alat transportasi pengiriman DOC dilengkapi dengan peralatan ventilasi untuk menjaga kenyamanan anak ayam selama dalam pengiriman dan pengiriman DOC segera setelah packing selesai.

Sumber literatur : www.suaramedia.com






PemilihanTelurTetas
Telur
tetas merupakan telur fertil yang akan ditetaskan baik menggunakan
penetasan alami maupun menggunakan mesin tetas. Pengelolaan telur
tetas membutuhkan ketelatenan dan ketekunan sehingga menghasilkan
daya tetas yang tinggi. Telur tetas ini sudah dibuahi oleh pejantan
dan telur tetas ini harus berasal dari induk itik yang bermutu baik.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih telur tetas yaitu:
Berat telur harus berada pada kisaran normal, yaitu tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
Berat telur itik berkisar antara 50-60 gram per butir,
Umur telur tetas tidak boleh lebih dari 5 hari dan telur sebaiknya disimpan pada suhu 15-17°C,
Kulit atau cangkang telur bebas dari kotoran, baik berupa feses maupun sisa-sisa pakan yang masih menempel,
Indeks telur normal, yaitu berkisar antara 70-80%.
Tatalaksana Penetasan
Pemilihan
telur tetas yang tepat, maka akan menghasilkan daya tetas yang
baik. Setelah memilih telur tetas dengan tepat, maka langkah
selanjutnya yaitu melakukan tatalaksana penetasan sesuai dengan
kondisi aslinya. Kondisi mesin tetas disesuaikan dengan kondisi induk.

Langkah
pertama yang dilakukan sebelum memasukkan telur tetas kedalam mesin
tetas adalah membersihkan mesin tetas menggunakan desinfektan. Hal
ini dilakukan untuk menghapushamakan bakteri maupun mikroba yang
dapat mengganggu daya tetas dari telur yang ditetaskan. Suhu didalam
mesin tetas diatur pada suhu 39-40°C. Kemudian telur tetas
diletakkan pada rak mesin tetas dengan bagian tumpul diatas.
Mesin
tetas dibagi menjadi dua bagian yaitu inkubator dan hatchery. Anak
itik menetas setelah 28 hari. Jika pada ayam selama 21 hari dengan
pengaturan 18 hari di inkubator dan 3 hari di hatchery. Telur
diputar dua kali sehari. Pemutaran telur ditujukan untuk mendinginkan
telur, seperti pada induk yang sesekali meninggalkan telurnya.
Pemeriksaan telur (candling) dilakukan minimal 2 kali untuk mengetahui
telur yang fertil dan infertil.

Suhu Udara Di Dalam Penetasan
Embrio
akan berkembang bila suhu udara di sekitar telur minimal 70°F
(21,11°C) namun perkembangan ini sangat lambat. Di bawah suhu udara
ini praktis embrio tidak mengalami perkembangan, sehingga penyimpanan
telur tetas sebaiknya sama atau dibawah suhu tersebut. Berdasarkan
hal tersebut, harus diatur suhu lingkungannya pada mesin tetas
sesuai dengan kebutuhan proses penetasan.

Suhu embrio harus
sesuai dengan kondisi pada proses penetasan alami menggunakan induk.
Suhu yang baik untuk pertumbuhan embrio adalah berkisar diantara 35
– 37°C. Hal yang dilakukan supaya embrio dapat berkembang dengan baik
maka suhu didalam ruang penetasan diatur dengan kisaran suhu 95 –
104°F, untuk menjamin embrio mendapatkan suhu yang ideal untuk
perkembangan yang normal.

Kelembaban Relatif Penetasan
Kelembaban
relatif didalam penetasan merupakan hal yang penting untuk menjaga
kandungan air di dalam telur. Kelembaban relatif ditujukan untuk
menjaga air didalam telur menguap terlalu banyak melalui pori-pori
telur. Kelembaban yang baik di dalam penetasan adalah berkisar antara
60% untuk menetaskan telur ayam atau 5 – 10% lebih tinggi untuk
menetaskan telur itik atau saat akan menetas kelembaban dinaikkan
menjadi 70% untuk menetaskan telur itik.

Pengaturan Sirkulasi Udara
Kandungan CO2 dalam penetasan jangan lebih dari 0,5%. Kandungan CO2
sampai 2% akan sangat menurunkan daya tetas dan bila mencapai 5%
akan menyebabkan anak ayam atau anak itik tidak menetas. Untuk
menghindarkan terjadinya hal tersebut (CO2 lebih dari
0,5%), hendaknya penetasan diusahakan jauh dari jalan raya atau jauh
dari jalan yang ramai dengan kendaraan bermotor.

































.
Penetas telur ini pernah saya buat sekitar 18 tahun yg lalu. Dengan modal sepasang ayam kampung (1 jago dan 1 betina), dalam jangka waktu 2 bulan jumlah ayam menjadi 40 ekor. Jumlah akan semakin berlipat bila anak ayam betina sudah dapat bertelur juga (usia 6-7 bln). Bisa dibayangkan, dalam jangka waktu 6 bulan jumlahnya bisa menjadi ratusan (dengan asumsi menghasilkan minimal 20 telur/ bulan). Rata2 ayam kampung menghasilkan 8-14 butir per musim bertelur.
Triknya adalah telur2nya kita tetaskan sendiri, sehingga sang induk, setelah istirahat seminggu, kita kawinkan kembali, akan bertelur lagi. Sedikit banyaknya ayam yg dihasilkan tergantung dari jumlah telur yg dihasilkan sang induk.
Harus diingat bahwa telur yang tidak dibuahi oleh sang jago tidak akan menghasilkan apa2. Walaupun betinanya adalah petelur, tapi bertelurnya karena hasil rangsangan makanannya. Entah kalau anda adalah ahli rekayasa genetik, itu lain soal.
Hal lainnya yang perlu diperhatikan adalah ketekunan dan keikhlasan anda membolak balikkan telur 4, 6, atau 8 jam sekali selama 21 hari. Bila tidak sanggup, lebih baik jangan dilakukan.
Bahan inkubator:
- Triplex 6mm uk P: 40 cm L:30 T: 35 cm (ukuran tidak mutlak, atau menurut selera).
- Fitting lampu, bohlam 40w [atau menggunakan beberapa untai lampu natal (20 lampu di seri/untai, karena bohlammya 12v)]. Yang penting dapat memanaskan box hingga 37°C .
- Elektrik minifan ex komputer, trafo 9-12vct 0.5A, 2 bh diode in4001. Gunanya untuk meratakan sirkulasi panas didalam box. Bila dg 12v terlalu kencang, pakailah yg 9v.
- Busa/spon, atau bahan yg mencegah panas keluar dari box
- Termometer ruangan. Harganya sekitar Rp 15.000 an (dahulu, entah sekarang)
- Sterofoam (tempat telur) tebal 10mm. Lubangi ¼ dari diameter telur, yang penting telur dpt berdiri tegak. Banyaknya lubang terserah anda, tapi minimal tersedia 15 lubang.
- wadah air. Bisa kaleng atau ex botol plastik air mineral atau mangkuk kecil. Agar udara selalu lembab.
- Solder (untuk membentuk lubang tempat telur berdiri). Atau kalau rajin boleh pakai cutter.
- Lem aibon. Gunanya untuk merekatkan busa/spon kedinding dalam box.
- Bila mulai bertelur, jangan diambil dulu. Biarkan sampai si betina terbiasa dengan tempat eramannya. Setelah terdapat beberapa telur ambillah, tapi sisakan satu atau dua butir, agar si betina tidak bingung. Khusus untuk betina yang baru pertama kali bertelur, telur perdananya (disebut juga sebagai telur ayam dara, cirinya masih terdapat darah) lebih baik untuk dikonsumsi saja (atau dijual lebih mahal dari yang lain, karena (katanya) banyak khasiatnya. Entah untuk panglaris, tolak bala, atau pengobatan). Bila sudah tidak lagi bertelur barulah ambil semuanya.
- Sebelum telur dimasukkan kedalam inkubator bersihkan terlebih dahulu dari kotoran2 dengan menggunakan lap yang dibasahi air hangat.
- Pastikan suhu inkubator stabil pada 36°-38°C (usahakan di 37°) berapapun banyaknya telur yang ada. Jika lebih maka bukalah (dengan menggeser) ventilasi yang ada diatas box sampai suhu kembali stabil.
- Balikkan telur 180 derajat setiap 6 atau 8 atau 12 jam sekali. Lakukan hingga mendekati menetas (antara 19 s/d 21 hari).
- Air yang ada didalam fungsinya untuk melembabkan. Pastikan selalu terisi.
- Cek kondisi telur dengan meneropongnya diatas lampu senter/bohlam 5w. Bila sampai 7 hari telur tidak ada titik hitam yang bergerak, maka telur ini gagal. Singkirkan saja. Titik hitam ini adalah embrionya. Makin lama makin membesar, bergerak kesana kemari. Bila anda tertarik dengan apa yang terjadi pada proses sebuah kelahiran, maka ini adalah cara mudah untuk mengetahui tahapan2 bagaimana sebuah makhluk tercipta. Luar biasa!! Oleh sebab itu ingatlah selalu asal manusia itu darimana (dari setetes air, lalu menjadi segumpal darah, lalu tumbuh tulang belulang, hingga akhirnya menjadi sempurna). Jangan mentang2 sudah berhasil/sukses/berkuasa lalu menjadi lupa diri.
- Bila ada yang menetas, pindahkan ke kandang yang terpisah, agar telur yang ada tidak menjadi mainannya (alias dipatuki). Adakalanya anak ayam kesulitan memecahkan kulit telurnya (mungkin sungsang kalau diibaratkan manusia), maka tugas andalah membantu memecahkan cangkangnya sedikit demi sedikit (jangan sekaligus supaya anak ayam tidak shock).
-Anak ayam yang sudah menetas dan terpisah dikandang tersendiri secara naluri akan berperilaku seperti ayam pada umumnya, yaitu mematuk-matuk. Maka sediakanlah makanannya; bisa diwadah atau disebar disekitarnya. Jangan lupa juga untuk disediakan wadah air minum. Pada saat ini adalah baik bila dibuatkan kandang khusus anak ayam.
- Bila PLN mati, maka gunakanlah lampu minyak (lampu teplok), tempatkan sedemikian rupa sehingga panasnya (bukan asapnya!) dapat mengalir kedalam box.
.
Bahan Membuat Kandang Ayam Dewasa:
Beberapa batang kayu reng 3×4.
Beberapa batang bambu, dibelah menjadi beberapa bilah (minimal 8 bilah).
Paku.
.
Rangka dibuat dari kayu reng. Ukuran kandangnya relatif, tetapi biasanya disesuaikan dengan besar dan tinggi sang jago, juga keleluasaan sewaktu sang jago berusaha mengawini sang betina (misal P:60 L:50 T:50). Sedangkan dinding dan lantainya merupakan belahan dari batang bambu. Untuk dinding (kiri-kanan-belakang) dan lantai jarak antar bambu kira2 seukuran ibujari. Sedangkan dinding depan seukuran tiga jari atau kepala sang jago dapat keluar bebas. Wadah makanan sebaiknya taruh diluar, agar tidak dapat dikais-kais. Lantai dapat dibuat rata atau landai kedepan.
Ruang khusus bertelur.
Pintu masuk untuk bertelur usahakan hanya muat untuk si betina keluar masuk saja. Tempat bertelurnya bisa rata atau lebih tinggi dari lantai. Lapisi bagian bawah ruang bersalin telurnya dengan jerami atau tumpukan koran bekas atau sobekan2 kain. Tutup tempat bertelur dari penglihatan si jago. Anda bisa pula mengintip bagaimana proses keluarnya telur dari dalam tubuh si betina. Sama seperti proses keluarnya anak manusia dari ibunya. Saya sebagai laki2 tidak dapat membayangkan bagaimana rasanya. Pasti sakit luar biasa dan amat sangat melelahkan! Oleh sebab itu hargailah, hormatilah dan lindungilah kaum hawa, karena dari merekalah umat manusia terlahir. Tidak akan ada Nabi, atau Raja, atau Presiden, atau Ulama, atau para cerdik pandai, bila tidak ada wanita.
Untuk atap bisa menggunakan seng atau terpal plastik.
Bersihkan kandang tiap pagi dan sore dari kotoran2nya dengan semprotan air. Bila anda mempunyai kolam ikan, maka tempatkan kandang diatasnya. Kotoran ayam bisa menjadi pakan ikan. Kalau tidak ada maka tempatkan kandang diatas saluran air/got yang mengalir. Sebab kalau tidak mengalir maka akan timbul bau, akibatnya tetangga pasti banyak yang protes. Belum lagi penyakit yang lainnya. Kalau tidak, bisa juga kotoran ayam dimasukkan/dialirkan kedalam septic tank.
Kandang Bayi
Ukuran kandang tidak mutlak. Semakin banyak bayi ayam tentunya semakin besar kandangnya. Beri lampu pijar didalam 10-15W. Bila terlalu besar wattnya dikhawatirkan bayi terlalu kepanasan. Lubang didepan berukuran 2cm diselingi 1cm; asalkan hanya kepala si bayi saja yang dapat keluar sudah cukup.
Foto Inkubator: (update 26-7-09)
Foto-foto diatas belum dicoba untuk menetaskan, karena baru dibuat.  Bila induk sudah bisa dipisahkan dari anaknya (yang semata wayang) dan bersedia dikawinkan kembali, paling tidak baru satu bulan lagi dapat dipost. Harap maklum dan mohon sabar.
- Ukuran juga tidak mutlak. Patokannya adalah tinggi lampu+fitting+5 cm+tinggi telur: untuk bagian telur. Untuk bagian wadah air sekitar 7-10 cm juga cukup, dan tidak harus berada dibawah telur. Bisa saja ditaruh dibagian samping telur.
- Lampu dipakai dua buah tujuannya sekadar untuk memudahkan mengatur suhu; misalnya kombinasi 25w-25w, atau 25w-15w, atau 40w-15w, dst. Saklar untuk menghidupkan/mematikan salah satu lampu bila suhu meningkat. Bila tidak menginginkan memakai lampu minyak (sebagai backup bila PLN padam) bisa saja bagian itu dihilangkan. Atau dipakai sebagai tambahan wadah telur.
- Pintu2 diberi kaca/mika agar mudah melihat apa yang terjadi didalam. Bila tidak ada kaca/mika boleh saja memakai plastik yang agak tebal.
- Sebagai pengganti engsel pintu dipergunakan potongan ban bekas (biasanya juga ada di toko material, +/- Rp 2.000,-. Murah meriah dibandingkan engsel yang Rp 15rb).
- Lubang corong lampu minyak, bila tidak dipakai, tutup saja agar panas tidak keluar. Atau disekat dibagian dalam, yang bisa dilepas tentunya, bila lampu minyak akan dipergunakan. Lampu minyak pergunakan yang berukuran sedang (karena di pasar ada 3 ukuran).
- Termometer bisa digeletakan atau digantung, terserah anda. Yang penting mudah dilihat dan dipantau.
Selamat berkreasi.
.
(Update 21/08/09) hari ke 1:
Inkub ini tanpa tempat untuk menaruh lampu minyak. Telur yang dapat dimasukkan hingga 40 butir. Jarak ujung lampu dengan ujung telur sekitar 10 cm, agar telur yang berada tepat dibawah lampu tidak mendapatkan panas yang berlebih. Lampu ada 3 buah; tengah 25w,  samping 15w dan 10w. Semua lampu dicat warna coklat supaya tidak terlalu terang. Maklum mata seusia saya tidaklah sesehat sewaktu muda. Fan ditempatkan ditengah. Bila malam, apalagi hujan, maka digunakan kombinasi 25w+15w, ventilasi terbuka 1/4. Bila siang dengan kombinasi 25w+10w,  ventilasi dibuka penuh. Ukuran lubang vent 5X8 cm, lebih besar lebih baik. Bila ventilasi sudah terbuka penuh suhu masih belum juga turun maka mau tidak mau pintu depan dibuka. Seberapa lebar dibukanya tidak dapat ditentukan, tergantung suhu tempat tinggal/daerah tsb. Tetap harus berexperimen untuk mendapatkan suhu yang tetap/konstan.
<(18/12/10). Dengan dimensi box diatas ternyata cukup menggunakan 3 buah lampu 5W, dengan suhu 37,8° C. Jadi tidak perlu lagi kombinasi dengan watt yang lain>
Sebenarnya anak yang semata wayang si betina masih kecil, 1,5 bulan. Mungkin karena salah membeli pakannya, si betina tiba-tiba ingin bertelur (bisa diketahui bila dia gelisah, ber koook kok kok kok kok berkepanjangan -bukan berkokok seperti jago- itulah tanda si betina mau bertelur. Karena tempat ‘bersalinnya’ ada di kandang jago maka terpaksa dipindahkan. Dan akhirnya keterusan! Sampai dengan hari ini baru bertelur 5 butir; yang pertama sebenarnya tidak dibuahi tapi tetap saja saya masukkan, yang lainnya hasil perkawinan. Informasi lebih lanjut menyusul.
(28/08/09) hari ke 7:
Telur yang tidak dibuahi tidak terdapat tanda2 kehidupan akhirnya dibuang. Sedangkan yang lainnya (dari 11, 4 butir pertama) sudah ada bintik hitam yang bergerak-gerak. Semakin lama semakin besar dan mulai tampak urat2 disekeliling cangkang. Air ditambah setiap 2-3 hari sekali.
(2/09/09) hari ke 12:
Kemarin sempat mati lampu dari malam hingga tadi subuh, akibatnya telur tidak sempat dibalik. Dan karena boxnya tidak dirancang untuk menggunakan lampu teplok maka selama 8 jam suhu drop ke 30°C.  Dari pagi hingga sore telur2 tidak saya teropong, tunggu hingga malam agar lebih jelas. Dan, syukur alhamdulillah, dari 16 telur, 12 telur masih hidup, sisanya belum kelihatan bintik hitamnya karena belum mencapai 6 hari. Tiap telur ditandai berdasarkan tanggal, cukup dengan pinsil saja. Telur2 yang sudah 12 hari bintik hitamnya sudah 1/2 menutupi cangkang, jadi agak sukar menentukan apakah hidup atau mati kalau tidak diamati dengan seksama.
(4/09/09) hari ke 14:
Sampai hari ini jumlah telur sudah 18 butir; 16 di inkub, 2 masih di kandang jaga2 siapa tahu betinanya sudah mau mengeram. Ternyata belum. Sungguh, ini dari satu induk!
(8/09/09) hari ke 18:
Alhamdulillah, akhirnya si betina mulai mengeram juga setelah bertelur dengan total 22 butir. Yang pertama disingkirkan karena tidak dibuahi, yang 19 di inkub, dan yang 2 didalam kandang.
Sengaja disisakan agar: pertama mengetahui kapan betina berhenti bertelur/mulai mengeram, dan kedua agar si betina dapat beristirahat. Saya berencana mengistirahatkannya kurang lebih 10-14 hari. Sesudah itu telur2 yang ada akan saya pindahkan kedalam inkub. Dengan demikian diharapkan betina dapat mulai lagi ‘berproduksi’, tentu setelah dimandikan.
Karena sudah masuk hari ke 18, maka 4 telur awal (foto terdepan) sudah tidak lagi di bolak balik. Posisi telur yang agak bulat lonjong diatas (bila diteropong ada putih kosong, itulah yang diatas) . Karena berdasarkan pengalaman, mulai dipatok oleh anak ayam dari dalam disekitar ujung yang lonjong. Mudah2 an dua-tiga hari kedepan sudah mulai menetas. Lampu sudah mulai diganti dengan kombinasi 25+5 untuk siang, dan 25+10 bila malam. Hal ini disebabkan karena telur sudah ada isinya, yang karena hidup pasti mengeluarkan panas.
Mohon maaf atas ketidak jelasan foto2nya, karena saya menggunakan camera Moto E398 (yang diupgrade menjadi Rokr E1) jadul.
Ternyata siang hari, si betina masih bertelur satu, jadi totalnya ada 22 butir. Maka di inkub ada 20 butir, sisanya dikandang untuk dierami. Sungguh saya sangat beruntung mempunyai ayam betina yang ‘subur’. Namun biasanya produksi telur akan menurun seiring bertambahnya usia.
(11/09/09) hari ke 21:
Hari ini sudah 5 ekor yang berhasil menetas, ada satu lagi yang mulai pecah. Sebenarnya kemarin (H 20) ada dua yang mulai pecah, namun proses menetasnya dari pagi hingga sore baru tuntas. Bayangkan saja, makhluk sekecil itu selama berjam-jam mematuki cangkang, dari satu titik hingga sekelilingnya, lalu dengan sekuat tenaga keluar. Makan waktu satu hari! Ada lagi yang dari pagi, baru malamnya keluar. Itupun karena dibantu dipecahkan cangkangnya sedikit demi sedikit oleh ‘bidan’ (yaitu saya sendiri). Yang lama adalah ‘mendobrak’ kulit arinya. Tipis tapi liat! Kalau manusia mungkin disebut plasenta (?). Sungguh sangat melelahkan karena harus bolak balik mengecek sudah sampai dimana pecahnya.
Karena inkub banyak lubangnya, takut kejeblos walaupun sudah dialasi kain, maka begitu sudah keluar langsung dipindahkan ke kandang bayi, yang sebelumnya sudah dialasi lembaran kardus dan kain perca. Lampu memakai 25w. Bila semua telur sudah memetas maka tuntas sudah artikel ini, sebagai bukti bahwa penetas telur ini benar adanya, bukan karangan, atau sekadar hasil adopsi artikel orang lain atau hasil terjemahan.
Selanjutnya akan dibuat halaman baru penetas telur dengan pengatur suhu otomatis. Komponen elektroniknya murah dan mudah, sesuai dengan motto: sederhana yang penting berguna.
Semoga bermanfaat dan selamat berkreasi.
.
(23/09/09)
Semua telur sudah menetas. Dari 22 butir, 4 mengalami cacat kaki. Sedih juga melihatnya. Tapi apa daya, tidak bisa berbuat apa2.
(25/10/09)
Inilah anak2 ayam setelah berumur 1 bulanan. Dari 22 ekor, ada 5 jago. Lumayan. . .
.
14/01/10
Pemanas darurat bila PLN mati:
Bila listrik PLN mati maka gunakanlah lampu teplok/minyak. Bila minyak tanah susah, solar bisa saja dipakai. Atau mungkin minyak goreng bekas? Tapi bila takut kebakaran maka mau tak mau menggunakan lampu dashboard/panel motor, atau lampu sein motor. Keduanya 12v5w. Harganya Rp 1000 – 2000/bh. Accu motor 5A sekitar Rp 150rb, mobil 40A Rp 500rb. Lampu panel ini berukuran kecil, berwarna warni, putih, hijau, oranye dan merah. Ada juga yang paling kecil, tapi jangan dibeli.
saya uji dengan lampu panel, pada box ukuran 25x25x20 cm (PxLxT), diperlukan 11 lampu agar suhu tetap di 37°. Lampu2 tsb disambung secara paralel mengelilingi box. Karena soket lampunya mahal (4rb/bh) terpaksa saya solder dengan kawat tembaga. Maka 11x5w= 55w. Dengan accu 5A (= 60w) hanya sanggup bertahan 1 jam saja. Bila (punya) dengan accu 40A (= 480w) tentu lebih lama, sekitar 8 jam. Hanya, itu tadi, harga accunya! Bila menggunakan lampu minyak bisa bertahan sekitar 5 jam (hanya 0.5 l minyak, seharga 4500). Bila boxnya lebih besar, maka lampunya juga harus lebih banyak. Diperlukan experimen. Mana yang anda pilih, silakan hitung2an.
.
(28/03/10) Powersupply untuk fan:
.
(26/04/10) Inkub kardus: Murah meriah.
Ukuran kardus terserah. Bagian sisi2 (kiri-kanan-blkg) pertebal, bisa dg potongan kardus atau foam/busa.  Bagian bawah bisa dg tumpukan kain2 perca-koran2-foam/busa-potongan kardus. Lubangi sisi kanan-kiri sedikit diatas telur 2-3 lubang sebesar kelingking sebagai lubang udara.  Buat jendela dg ditutup plastik bening- diatas atau didepan- untuk memonitor suhu.
Perhatikan jarak lampu dg telur jgn terlalu dekat, minimal sekitar 10 cm. Kalau bisa tetap pasang fan ex PS komputer dibelakang agar panasnya merata. Bila perlu, buat lubang ventilasi yang bisa buka-tutup agar suhu bisa dikontrol. Jangan pula lupa untuk menyediakan wadah air (potongan botol plastik mineral, dsb) agar telur tidak kering. Wadah air ini tentu saja diisi dengan air biasa, bukan teh atau kopi. He he he. . .  (intermezzo).
Posisi telur tergeletak. Agar mudah dikenali, buat tanda/garis memanjang di ½ bagian telur dg pinsil. Bila posisi telur ingin berdiri, terpaksa pakai foam tebal/triplex dilubangi seperti contoh inkub kayu diatas.
.
Model thermometer lainnya:
.
(16/11/10) Lamp Dimmer.
Alat yang berfungsi mengatur terang redupnya lampu. Berarti sama juga dengan mengatur watt sehingga tidak perlu lagi kombinasi lampu2. Misal lampu 100w ingin dijadikan 40w-60w maka dengan hanya memutar potensiometer dapat dilakukan.
.
(18/12/10) Mengenai lampu sebagai pemanas.
Setelah dilakukan ujicoba ternyata dengan ukuran inkub di (21/08/09) banyaknya lampu pijar cukup 3X5W = 15W untuk mencapai suhu 37.5°C. Ini diuji pada malam hari dimana voltase pada 170-180 volt. Harga lampu 5W @Rp 1.250-1500. Murah meriah!
.
(2/01/11) Contoh inkub dengan lampu minyak.
.
Update (7/7/11)
Dimensi P: 60 L: 60 T: 20.   Kayu triplex 8mm.   Kapasitas: 100 butir.
Jumlah lampu 6 buah @5W (hadap bawah. Kalau hadap samping jika putus mendadak suka korslet!) suhu maxnya 41°C (dengan/tanpa fan). Penempatan lampu agak didepan agar panas seimbang. Jika lampu menyebar maka panas didepan lebih rendah daripada dibelakang; depan 35°C belakang 41°C.
Jika hanya 5 buah lampu maka suhu pas pada 37°C. Jika dilapisi bagian dalam inkub pasti lebih baik lagi.
(12/07/11)
Gambar diatas adalah posisi lampu2 yang saya pakai. Semuanya menggunakan lampu 5W (dan tetap harus menggunakan fan agar panas bisa tersebar rata). Salah satunya menggunakan dimmer agar pengaturan suhu menjadi lebih mudah. Dimmer dirakit sendiri; kalau beli jadi voltnya drop bila masuk sore (ketika banyak pemakaian diseluruh kampung) sehingga lampu lebih redup ketimbang siang. Maklumlah, PLN kita super canggih. . . .
.




0 komentar:

biologi © 2008. This blog is wearing Sederhana, a free XML Blogger Template adopted from Oh My Grid - WP theme by Thomas Arie
Converted to Blogger by Gre [Template-Godown]