Laporan Praktikum
Ekologi
Hewan
2 Juni 2013
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
GALUH
2012
DAFTAR ISI
Contents
PRAKTIKUM I
A. JUDUL PRAKTIKUM
Freferensi
hewan terhadap suhu
B. TUJUAN
Mengetahui
pengaruh faktor lingkungan (suhu) terhadap organisme
C. ALAT DAN BAHAN
1. bak kaca disertai dengan thermometer di setiap zonanya
2. lampu spiritus
3. spiritus
4. kaki bak kaca
5. ikan seribu
6. es batu
7. air
8. styroform
9. cutter
10. plastik mika warna gelap
D. CARA KERJA
Langkah pertama yang harus dilakukan kelompok adalah
melakukan setting alat agar bak kaca berada pada tempat dan kondisi yang
memungkinkan untuk perlakuan selanjutnya. Pastikan bak sudah terbagi menjadi 3
zona dengan masing-masing zona memiliki alat pengukur suhu yang mudah dibaca
dari lubang bidik. Bak kaca harus berada pada ketinggian yang sesuai dengan
ketinggian titik api dari lampu spiritus untuk menghidari pemanasan air yang
terlalu cepat. Tempat pengamatan juga harus terbebas dari segala kondisi yang
membuat ikan terganggu dari segala macam stimulus seperti getaran, kegaduhan,
gerakan bayangan, dan sebagainya.
Langkah kedua ialah mengisi bak kaca dengan air hingga
ketinggian mencapai 4 cm. Pada zona satu, bagian bawah bak ditempatkan lampu
spritus, zona 2 tanpa perlakuan dan zona 3 ditambah dengan menempatkan kantung
berisi es batu.
Setelah semua persiapan selesai barulah lampu spiritus
dinyalakan kemudian memasukkan 15 ekor ikan seribu ke bagian tengah bak.
Pengamatan dilakukan dengan selang waktu 2 menit sejak
menit pertama selama 30 menit. Pengamatan pada masing-masing zona meliputi
perilaku ikan (tenang, gelisah,
bergerak aktif, dsb), jumlah ikan, dan suhu air.
E. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Pengamatan Preferensi Hewan
Terhadap Suhu
Interval ke-
|
Zona Pengamatan
|
Suhu oC
|
Jumlah Ikan
|
Perilaku ikan
|
1
|
I
|
27
|
6
|
Tenang
|
II
|
25
|
4
|
Tenang
|
|
III
|
24
|
5
|
Tenang
|
|
2
|
I
|
27
|
6
|
Tenang
|
II
|
25
|
6
|
Tenang
|
|
III
|
24
|
3
|
Agak
lincah
|
|
3
|
I
|
27
|
6
|
Tenang
|
II
|
25
|
6
|
Tenang
|
|
III
|
24
|
3
|
Bergerak
|
|
4
|
I
|
28
|
5
|
Tenang
|
II
|
25
|
7
|
Tenang
|
|
III
|
24
|
3
|
Tenang
|
|
5
|
I
|
28
|
9
|
Tenang
|
II
|
25
|
5
|
Tenang
|
|
III
|
24
|
1
|
Bergerak
|
|
6
|
I
|
28
|
7
|
Tenang
|
II
|
25
|
4
|
Tenang
|
|
III
|
24
|
4
|
Bergerak
|
|
7
|
I
|
28
|
10
|
Tenang
|
II
|
25
|
3
|
Tenang
|
|
III
|
24
|
2
|
Tenang
|
|
8
|
I
|
28
|
9
|
Tenang
|
II
|
25
|
6
|
Tenang
|
|
III
|
24
|
0
|
-
|
|
9
|
I
|
28
|
10
|
Tenang
|
II
|
25
|
3
|
Tenang
|
|
III
|
24
|
2
|
Tenang
|
|
10
|
I
|
28
|
8
|
Bergerak
|
II
|
25
|
5
|
Tenang
|
|
III
|
24
|
2
|
Tenang
|
|
11
|
I
|
28
|
9
|
Tenang
|
II
|
25
|
2
|
Tenang
|
|
III
|
24
|
4
|
Tenang
|
|
12
|
I
|
29
|
8
|
Bergerak
|
II
|
26
|
2
|
Bergerak
|
|
III
|
26
|
5
|
Tenang
|
|
13
|
I
|
29
|
7
|
Tenang
|
II
|
26
|
4
|
Bergerak
|
|
III
|
26
|
4
|
Bergerak
|
|
14
|
I
|
29
|
6
|
Tenang
|
II
|
26
|
3
|
Bergerak
|
|
III
|
26
|
6
|
Bergerak
|
|
15
|
I
|
29
|
6
|
Tenang
|
II
|
27
|
3
|
Tenang
|
|
III
|
26
|
6
|
Bergerak
|
F. DISKUSI
1. Jika
memperhatikan hasil pengamatan saudara, apakah terdapat pola yang dapat
diidentifikasi menurut ruang dan waktu
pengamatan? Jika ada atau tidak, berikan argumen teoritis yang menunjang?
Jawab:
Ada. Semakin lama waktu pengamatan maka
semakin terlihat preferensi ikan terhadap suhu. Hal ini karena terdapat
perlakuan berbeda pada setiap ruangnya. Pada ruang 1 semakin lama waktu pengamatan
maka suhu airnya semakin naik yang akhirnya menimbulkan ikan yang sengaja
disimpan di ruang 2 (tanpa perlakuan) bergerak menuju ruang 1 tersebut.
Sebaliknya pada ruang 3 semakin lama waktu pengamatan semakin dingin suhu air
sehingga ikan bergerak agresif pada ruang ini. Akibat dari perubahan suhu di
ruang 1 dan ruang 3, akhirnya terjadilah perputaran suhu yang mengakibatkan
suhu diruang 3 menjadi naik sama dengan suhu di ruang 2.
2. Berkaitan
dengan perilaku, waktu dan hasil pengamatan adakah hal-hal menarik yang
ditemukan pada percobaan saudara?
Jawab:
Ada,
pada saat pertama kali ikan dimasukan, ikan menyebar merata disetiap ruang,
tetapi setelah es batu diamsuka di ruang 3 dan api dinyalakan pada ruang 1
terjadi perubahan gerakan ikan. Yakni ikan pada ruang 3 (es batu) bergerak
agresif lalu akhirnya berpindah dari ruang 3 ke ruang 2 dan 1 yang lebih
hangat. Sedangkan pada ruang 1, ikan bergerak tenang. Dan setelah selang waktu
25 menit terjadi perputaran suhu di semua ruang yang diakibatkan perubahan suhu
pad ruang 1 dan 3.
3. Kesimpulan
apa yang saudara tarik dari percobaan ini?
Jawab:
Menurut
hasil pengamatan yang telah dilakukan, Umumnya ikan lebih agresif jika mendiami
air dengan suhu yang dingin hal ini dikarenakan ikan lebih banyak mendiami air
dengan suhu yang hangat.
4. Berikan
saran untuk kegiatan praktikum ini?
Jawab:
Disarankan
kepada mahasiswa agar bisa lebih tertib dan disiplin dalam kegiatan praktikum
ini.
G. KESIMPULAN
Menurut hasil pengamatan
yang telah dilakukan, Umumnya ikan lebih agresif jika mendiami air dengan suhu
yang dingin hal ini dikarenakan ikan lebih banyak mendiami air dengan suhu yang
hangat.
DAFTAR PUSTAKA
Penuntun praktikum
Ekologi Hewan.
PRAKTIKUM II
A. JUDUL PRAKTIKUM
Pola distribusi intrapopulasi organisme
B. TUJUAN
Mengetahui pola penyebaran organisme dalam populasi hewan
dikaitkan dengan kondisi lingkungan yang menjadi habitatnya.
C. ALAT DAN BAHAN
1. kuadrat ukuran 40x40 cm2
2. cangkul
3. kantung plastik
4. plastik meja ukuran 50x50 cm2
5. thermometer tanah
6. thermomter lingkungan
7. hygrometer sling
8. neraca o-Hauss
9. labu erlenmeyer
10. batang pengaduk
11. gelas ukur
12. aquades
13. pH Indikator
14. spiritus
15. lampu spiritus
16. porselen bakar/tahan api
17. kalkulator scientifik
D. CARA KERJA
1. Pencuplikan cacing tanah
a. Setiap kelompok mengambil lokasi pengamatan yang berbeda.
Pada setiap lokasi pengamatan, tentukan lima titik sampel secara acak. Berikan
catatan ringkas mengenai gambaran kondisi fisik dan vegetasi lingkungan dari
lokasi tempat saudara melakukan pengamatan.
b. Setiap titik tersebut selanjutnya diambil sampel dengan
luasan yang dibatasi oleh kuadrat dan
dengan kedalaman 20 cm. Setiap hasil galian harus ditampung dalam plastik untuk
kemudian dicacah jumlah cacing tanah sambil menutupi kembali galian dengan
tanah asal.
2. Pengukuran suhu tanah
Suhu tanah diukur
untuk setiap titik pengamatan dengan cara menancapkan thermometer di tengah
kedalaman tanah sebelum digali.
3. Pengukuran pH tanah
Dilakukan dengan
mengambil 5 gr sampel tanah dan menyimpannya dalam wadah kemudian encerkan
dengan aquades sebanyak 12.5 ml. Saring hasil pengenceran tersebut dengan
kertas saring dan tempatkan dalam lempeng porselen. Selanjutnya uji pH
menggunakan pH indikator.
4. Pengukuran kandungan air
Pengukuran
kandungan air dalam tanah dilakukan dengan mengambil tanah sampel sebesar ibu
jari tangan kemudian timbang dan catat. Hasil penimbangan tersebut kemudian
dijemur di terik matahari hingga menunjukkan tanda-tanda kering sempurna.
Timbang kembali hasil penjemuran dan catat.
Kandungan air dalam tanah ialah selisih berat antara
sebelum (a) dan setelah (b) tanah dijemur dibagi berat sebelum dijemur kemudian
hasilnya dikalikan dengan 100%.
5. Pengukuran kandungan serasah
Serasah di ambil
pada permukaan tanah di dalam kuadrat dimasukkan ke dalam kantong dan
ditimbang.
6. Pengukuran kandungan bahan organik tanah
Bahan yang akan
diukur ialah hasil pengeringan pada langkah pengukuran kandungan air. Catat
berat kering tanah tersebut sebagai berat awal (a), kemudian tanah tersebut
dibakar dalam oven selama 6 jam atau bakar menggunakan spiritus hingga tanah
berwarna merah bata dan kandungan organik tanah bebas terbakar. Timbang hasil
pembakaran tersebut kemudian catat sebagai berat akhir (b).
Kandungan bahan
organik diperoleh dengan menghitung menggunakan rumus seperti pada pengukuran
kadar air.
E. HASIL PENGAMATAN
Spot
|
Udara
|
Tanah
|
Hewan
|
|||||||
Kelembaban (mmHg)
|
Kelembaban
(mmHg)
|
Ph
|
Berat Tanah (gr)
|
Kadar Air (%)
|
Bahan Organik (%)
|
Jenis
|
Jumlah
|
|||
Sebelum
|
Sesudah dijemur
|
Sesudah dibakar
|
||||||||
1
|
85 mmHg
|
16.5 mmHg
|
6.4
|
7.7
|
5.5
|
5
|
28%
|
10%
|
semut
|
11
|
cacing
|
5
|
|||||||||
Kutu tanah
|
2
|
|||||||||
Kaki seribu
|
2
|
|||||||||
Belalang
|
1
|
|||||||||
2
|
78mmHg
|
25mmHg
|
6.1
|
9
|
6.4
|
6
|
29%
|
6.2%
|
Kuul
|
1
|
Belalang
|
5
|
|||||||||
Jangkrik
|
1
|
|||||||||
Laba-laba
|
4
|
|||||||||
Cacing
|
1
|
|||||||||
Tataman
|
2
|
|||||||||
3
|
71
|
23mmHg
|
6.5
|
10
|
7.5
|
6,75
|
25%
|
10%
|
Cacing
|
1
|
Semut
|
23
|
|||||||||
belalang
|
2
|
|||||||||
Jangkrik
|
1
|
|||||||||
Rayap
|
26
|
|||||||||
4
|
78
|
60
|
5
|
6.65
|
4.4
|
4
|
34%
|
9%
|
jangkrik
|
1
|
semut
|
15
|
|||||||||
Rayap
|
16
|
|||||||||
Cacing
|
2
|
|||||||||
5
|
78
|
52
|
5.7
|
7.17
|
5
|
4.55
|
30%
|
9%
|
jangkrik
|
2
|
Semut
|
21
|
|||||||||
cacing
|
2
|
Keterangan:
Ø Kelembaban
dan pH Tanah di ukur dengan soil tester
Ø Kelembaban
Udara di ukur dengan hygrometer sling
Ø Kadar
Air:
Spot I:
Spot
II:
Spot
III:
Spot
IV:
Spot
V:
Ø Kandungan
Bahan Organik
Spot I:
Spot
II:
Spot
III:
Spot
IV:
Spot
V:
F. DISKUSI
1. Dari
hasil perhitungan pada percobaan ini, memiliki pola distribusi manakah hewan
yang anda amati tersebut?
Jawab:
Pola
distribusi teratur/merata, karena terjadi penjarakan yang kurang lebih merata
antara individu-individu yang satu dengan lainnya menempati suatu area/tempat.
Contohnya
di semua spot merata terdapat spesies cacing. Di spot 2, 3, 4, dan 5 terdapat
spesies jangkrik. Di spot 1, 2, dan 3 terdapat spesies belalang.
2. Berikan
gambaran kondisi lingkungan tempat Saudara mengambil sample, kemudian beri
alasan mengapa menentukan lokasi tersebut
sebagai tempat pengambilan sampel!
Jawab:
Kondisi
lingkungan tempat pengambilan sampel semua spot yaitu di dekat rimbunan pohon
bambu, rumput yang hijau, suhu udara yang lembab dan tanah yang gembur.
Dipilihnya lokasi pengambilan sampel tersebut karena awalnya kelompok kami
menduga akan terdapat banyak spesies/individu yang hidup di lokasi tersebut,
seperti cacing dan serangga, karena hewan-hewan tersebut banyak hidup di tempat
yang teduh oleh rimbunan pohon, tanahnya gembur dan suhu udaranya lembab.
3. Dari
data yang berhasil Saudara amati, hubungkan data lingkungan dengan distribusi
hewan yang diamati, berikan deskripsi logis dan teoritis dari fakta yang
ditemukan tersebut!
Jawab:
Secara
teori hewan tanah seperti cacing atau serangga tanah, banyak hidup menempati
daerah tanah yang lembab dan gembur. Hal tersebut terbukti dari hasil
pengamatan yang telah kami lakukan ternyata banyak individu yang menempati
spot-spot yang dibuat pada tanah yang lembab karena terbukti pada:
·
Spot 1 : pH 6,4 ; kelembaban tanah 16,5 dan kelembaban udara 85 mmHg
terdapat hewan semut, cacing, kutu tanah, kaki seribu dan belalang.
·
Spot 2 : pH 6,1
; kelembaban tanah 25 dan kelembaban udara 78 mmHg terdapat hewan kuul,
belalang, jangkrik, laba- laba, cacing dan tataman.
·
Spot 3 : pH 6,5 ; kelembaban tanah 23 dan kelembaban
udara 71 mmHg terdapat hewan cacing, semut, belalang, jangkrik dan rayap.
·
Spot 4 : pH 5 ; kelembaban tanah 52 dan kelembaban
udara 78 mmHg terdapat hewan jangkrik, semut, rayap dan cacing.
·
Spot 5 : pH 5,7 ; kelembaban tanah 52 dan kelembaban
udara 78 mmHg terdapat hewan jangkrik, semut dan cacing.
4. Kesimpulan
apa yang dapat saudara tarik dari percobaan ini?
Jawab:
Jika
kelembaban tanah semakin rendah, kelembaban udara semakin rendah dan pH nya
semakin besar maka semakin banyak spesies yang hidup. Misalnya cacing dan jangkrik.
5. Berikan
saran- saran untuk memperbaiki kegiatan praktikum ini!
Jawab:
Kegiatan
ini seharusnya menempati tempat yang kondisi geografis lingkungan yang berbeda-
beda sehingga spesies yang diamati lebih beragam.
G. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan diatas dapat di simpulkan jika
kelembaban tanah semakin rendah, kelembaban udara semakin rendah dan pH nya
semakin besar maka semakin banyak spesies yang hidup. Misalnya cacing dan
jangkrik.
DAFTAR PUSTAKA
Penuntun praktikum
Ekologi Hewan.
PRAKTIKUM III
A. JUDUL PRAKTIKUM
Gerak taksis pada cacing tanah (Stimulus – Respons)
B. TUJUAN
Mempelajari perilaku naluriah hewan cacing dalam
merespons rangsang dari lingkungan
C. ALAT DAN BAHAN
1. toples bekas kue astor 4 buah
2. gelas kimia 500 ml
3. gelas kimia 50 ml
4. gelas ukur 25 ml
5. kabel listrik
6. batu baterai
7. gunting kertas
8. kertas karton hitam
9. kertas alumunium foil
10. kertas saring
11. hati ayam
12. aquades
13. cacing tanah yang masih bugar
14. tanah
15. humus
D. CARA KERJA
Hal pertama yang harus dikerjakan untuk praktikum ini
ialah membuat sediaan feromon dan ekstrak hati ayam. Feromon dibuat dengan
memberikan kejutan listrik (dari batu baterai) kepada minimal lima ekor cacing.
Untuk sediaan ini pemberian kejutan listrik dilakukan di atas lembaran
alumunium foil ukuran 10x10 cm2. Feromon yang telah dikeluarkan
dengan kejutan listrik selanjutnya diencerkan dengan 15 ml air yang kemudian
dicampurkan dengan tanah. Sediaan ekstrak hati ayam dibuat dengan menumbuk hati
ayam, mengencerkannya dan menyaringnya menggunakan kertas saring. Ekstrak ini
juga kemudian dicampurkan ke dalam tanah sebagai sediaan yang berbeda.
Pekerjaan lain yang harus dilakukan ialah mempersiapkan
empat wadah toples yang akan diisi dengan berbagai jenis zat perangsang. Ke
dalam wadah toples tersebut dilakukan pengisian tanah yang terbagi menjadi dua
belah area tanah yang disekat dengan kertas karton hitam berlapis alumunium
foil. Kertas tersebut dilubangi sebesar diameter cacing yang akan ditanamkan ke
dalam setiap wadah.
Semua belahan pertama toples diisi dengan tanah lembab
sedangkan belahan lainnya diisi dengan beragam zat perangsang, ialah:
Belahan kedua pada toples I : tanah
yang dicampur dengan feromon
Belahan kedua pada toples II : tanah
yang dicampur dengan ekstrak hati ayam
Belahan kedua pada toples III: tanah humus
Belahan kedua pada toples IV: tanah lembab
Perlakuan terhadap cacing
Setelah semua sediaan dimasukkan ke dalam toples maka
langkah selanjutnya memilih empat puluh ekor cacing yang masih bergerak aktif
dan bugar dan membaginya menjadi empat kelompok maing-masing sepuluh ekor, yang
akan mengisi setiap toples yang telah dipersiapkan. Masing-masing toples yang
telah berisi sediaan tanah dengan berbagai perlakuan diberi cacing dalam waktu
yang bersamaan.
Biarkan perlakuan tersebut selama empat jam, kemudian
periksa masing-masing belahan dari setiap perlakuan tersebut. Banyaknya cacing
pada tanah yang berisi rangsang tertentu menunjukkan kekuatan rangsang untuk
dapat menarik respons cacing.
E. HASIL PENGAMATAN
Tabel Rekapitulasi Data Hasil
Pengamatan gerak taksis pada cacing tanah
(STIMULUS – RESPON)
No
|
Perlakuan
|
Jumlah
|
|
1
|
Toples
I
|
Tanah
lembab
|
4
|
Tanah
lembab + feromon
|
6
|
||
2
|
Toples
II
|
Tanah
lembab
|
9
|
Tanah
lembab +ekstrak hati ayam
|
1
|
||
3
|
Toples
III
|
Tanah
lembab
|
7
|
Tanah
humus
|
3
|
||
4
|
Toples
IV
|
Tanah
lembab
|
3
|
Tanah
lembab
|
7
|
F. DISKUSI
1.
Dari
perbandingan banyaknya cacing yang berkumpul pada akhir pengamatan, apakah zat
perangsang yang saudara manipulasi sebgaia penarik rangsang hewan cacing
dianggap mampu membuat cacing mendekati arah rangsangan tersebut? Berikan
alasan!
Jawab:
Zat perangsang mampu membuat cacing bergerak menuju
rangsang untuk mendapatkan makanan atau bahkan mendapatkan kondisi lingkungan
yang cocok untuk tempat hidupnya.
2.
Dengan
membandingkan banyaknya anggota populasi cacing pada akhir pengamatan
perlakuan, menurut saudara zat perangasang manakah yang paling kuat bagi cacing
tersebut untuk didekati? Berikan alasannya!
Jawab:
Zat perangsang dengan feromon seharusnya lebih mampu mempengaruhi
gerak taksis cacing tanah. Hal ini dikarenakan feromon yang digunakan sebagai
zat perangsang diambil dari feromon cacing tersebut sehingga tanah yang
dicampur zat feromon tersebut mampu menciptakan tanah yang digunakan sebagai
media menjadi tanah dengan kondisi yang cocok dengan habitat asalnya.
3.
Adakah
hal menarik yang terjadi selama percobaan berlangsung? Berikan argumen dengan
deskripsi yang jelas?
Jawab : ada, yakni cacing yang
awalnya diletakkan di tengah toples akhirnya bergerak kearah tanah yang
dicampuri feromon cacing tersebut.
4.
Kesimpulan
apa yang bisa ditarik dari percobaan ini?
Jawab: dari hasil pengamatan
yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa zat perangsang mampu mempengaruhi
gerak taksis pada cacing tanah.
G. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang
kami lakukan dapat disimpulkan bahwa zat perangsang mampu mempengaruhi gerak
taksis pada cacing tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Penuntun praktikum
Ekologi Hewan.
PRAKTIKUM IV
A. JUDUL PRAKTIKUM
Estimasi populasi hewan
B. TUJUAN
Mencoba mengestimasi (menduga) jumlah anggota populasi
dari suatu spesies pada habitatnya.
C. ALAT DAN BAHAN
1. hewan yang akan diestimasi jumlah anggota populasinya
2. alat dan bahan pemberi tanda (berbeda-beda tergantung
spesies yang akan ditangkap)
3. tally counter.
D. CARA KERJA
Langkah pertama yang harus dilakukan ialah menentukan
spesies dan habitat yang akan diestimasi. Perhatikan beberapa asumsi di atas.
Dengan perlengkapan untuk menangkap dan dan memberi tanda selanjutnya lakukan
penangkapan terhadap hewan dimaksud. Semua hewan yang tertangkap diberi tanda,
selanjutnya lepaskan kembali hewan-hewan tersebut ke habitat seperti semula.
Melewati selang waktu satu atau dua minggu lakukan
penangkapan kedua. Penangkapan kedua ini harus memperhatikan waktu, lokasi, dan
cara penangkapan pertama. Artinya, usahakan ketiga hal tersebut sama (pukul
berapa, lokasinya dimana saja dan dengan cara apa hewan tsb ditangkap).
Kemudian hitunglah berapa jumlah individu yang bertanda dan tidak bertanda pada
penangkapan kedua ini, selanjutnya masukkan data yang diperoleh ke rumus di
bawah ini.
atau sama dengan
Keterangan:
N = estimasi
jumlah anggota populasi spesies
M = jumlah anggota
populasi tangkap pertama (yang
ditandai)
n = jumlah anggota
populasi tangkap kedua (yang ditandai
dan tidak ditandai)
R = jumlah anggota
populasi tangkap kedua (hanya yang
ditandai)
Perhitungan statistik selalu mewaspadai adanya faktor
kesalahan yang terjadi baik pada saat menentukan luas habitat, ketika proses
penentuan sampel dan waktu/cara pengambilan sampel. Dalam konteks ini maka
perhitungan estimasi di atas harus memperhitungkan margin of error-nya sehingga pendugaan akan memiliki angka yang
diperkirakan mendekati kenyataan. Margin
of error dihitung dengan mencari standard
of error (SE) melalui rumus di bawah ini.
Margin
of error dihitung dengan rumus
Keterangan: jika t terletak pada degree of
freedom tak hingga dengan alpha
5% maka diketahui nilai t = 1,96.
E. HASIL PENGAMATAN
Tabel Rekapitulasi Estimasi Ikan
Spot
|
Jumlah ikan
|
||
Penangkapan pertama (ekor)
|
Penangkapan kedua (ekor)
|
||
Ikan yang ditandai
|
Ikan yang tidak ditandai
|
||
1
|
53
|
3
|
48
|
2
|
48
|
9
|
37
|
3
|
56
|
0
|
39
|
Rumus:
atau sama dengan
Keterangan:
N = estimasi
jumlah anggota populasi spesies
M = jumlah anggota
populasi tangkap pertama (yang
ditandai)
n = jumlah anggota
populasi tangkap kedua (yang ditandai
dan tidak ditandai)
R = jumlah anggota
populasi tangkap kedua (hanya yang
ditandai)
Spot
I:
Spot
II:
Spot
III:
F. DISKUSI
1. Berdasarkan
percobaan yang telah saudara lakukan, mengapa hewan tersebut dapat diduga
jumlah anggota populasinya menggunakan metode TBTLTL?
Jawab:
Karena
dengan metode TBTLTL semua individu (ikan) dalam populasi mempunyai kesempatan
yang sama untuk tertangkap dengan distribusi acak dan karena sudah diberi tanda
maka ikan yang tertangkap bisa diketahui jumlahnya sebab ikan yang sudah di
tangkap kemudian di lepaskan lagi.
2. Menurut
saudara, seberapa tepat penggunaan metode ini mampu memperkirakan jumlah populasi
yang sebenarnya? Jelaskan alasan saudara?
Jawab:
Kurang
tepat. Karena metode ini hanya metode menduga, dan tidak dapat semua individu
dapat tertangkap, sehingga jumlah populasi yang sebenarnya belum diketahui
secara pasti.
3. Kesimpulan
apa yang dapat saudara tarik dari percobaan ini?
Jawab:
dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa dengan
melalukan percobaan ini kita bisa mengetahui jumlah populasi suatu hewan tanpa
dihitung satu persatu.
4. Berikan
saran- saran untuk memperbaiki kegiatan praktikum ini!
Jawab:
disarankan
mencari metode lain yang lebih akurat.
G. KESIMPULAN
Dari percobaan
ini dapat disimpulkan bahwa dengan melalukan percobaan ini kita bisa mengetahui
jumlah populasi suatu hewan tanpa dihitung satu persatu.
DAFTAR PUSTAKA
Penuntun praktikum
Ekologi Hewan.
PRAKTIKUM V
A. JUDUL PRAKTIKUM
Menghitung Volume Curah Hujan
B. TUJUAN
Mencoba menghitung (menduga) volume curah hujan dalam
waktu 2 minggu.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Botol Sirup Indofood
2. Corong
3. Lakban
4. Penggaris
5. Gelas Ukur
D. CARA KERJA
Langkah pertama yang harus dilakukan ialah menyimpan
corong diatas mulut botol kemudian direkatkan dengan lakban. Tempatkan Botol
pada tempat yang terbuka, jangan sampai ada menghalangi jatuhnya air hujan.
Selama 2 Minggu, dalam setiap hujan hitung volume air
hujan yang di dapat di dalam botol, hitung juga tinggi serta lamanya hujan
(waktu).
Kemudian hitung curah hujan dengan rumus:
E. HASIL PENGAMATAN
Tabel rekapitulasi curah hujan selama 2 mingggu
Hari/tgl
|
Volume (ml)
|
Luas Permukaan Corong
(
r2
) r =14 (m2)
|
Minggu / 13 Juni 2012
|
350
|
0,6
|
Senin/14 Juni 2012
|
105
|
0,6
|
Sabtu/ 19 juni 2012
|
450
|
0,6
|
Hujan
I:
Hujan
II:
Hujan
III:
Hujanrata-rata:
F. DISKUSI
Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah
dalam waktu tertentu. Besarnya
curah hujan yang dihasilkan setiap harinya tidak dapat dipastikan, kadang naik
dan bisa juga turun. Ini semua tergantung pada evaporasi yang
terjadi,kelembaban suatu daerah, tiupan angin,letak daerah tersebut dan
faktor-faktor lainnya. Semakin
banyak panas yang diterima maka semakin tinggi evaporasi yang dihasilakan dan
begitu juga sebaliknya. Ini semua dipengaruhi oleh besar kecilnya
pengaruh penyinaran matahari yang diterima,sehingga ikut mempengaruhi jumlah
penguapan yang dihasilkan. Berarti
hubungan antara curah hujan dan evaporasi berbanding terbalik dimana jika
evaporasinya besar maka
curah hujannya kecil begitu juga sebaliknya sehingga terbukti bahwa dalam waktu
satu minggu terjadi defisit air, yaitu nilai evaporasinya lebih tinggi
dibanding curah hujan.
G. KESIMPULAN
Besarnya curah hujan yang
dihasilkan setiap harinya tidak dapat dipastikan, kadang naik dan bisa juga
turun. Ini semua tergantung pada evaporasi yang terjadi,kelembaban suatu
daerah, tiupan angin, letak
daerah tersebut dan faktor-faktor lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://echievitanovita.blogspot.com/2011/12/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
0 komentar:
Posting Komentar