Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 08 Maret 2013

makalah lingkungan hidup




I PENDAHULUAN


1.1         Latar Belakang

Dewasa ini pandangan dan kepedulian masyarakat terhadap  hutan sangatlah rendah sehingga kelestarian hutan tidak terjaga. Kerusakan hutan di akibatkan oleh ulah tangan manausia yang tidak mempedulikan akan akibat yang akan terjadi di masa yang akan datang. Sehingga tanpa disadari timbulah bencana banjir, tanah longsor, dan bencana lain yang dampaknya terhadap manusia itu sendiri.

Hutan berperan sebagai penyerap karbon (carbon sink), akan tetapi kelestarian hutan tidak dapat dijaga dengan baik, pada kenyataannya kini banyak hutan yang di ubah menjadi tempat pemukiman, industri, bahkan dengan sengaja hutan dibakar. Banyaknya hutan homogen seperti, hutan karet, kelapa sawit,  hutan pinus. Yang memiliki daya serap air yang minim dan penguapan yang tinggi.

Selain peran hutan secara umum, memang sangat langka hutan yang memiliki peran sosial dan budaya. Selain kelestarian hutan yang masih sangat dijaga oleh sekelompok masyarakat tetapi hutan tersebut juga dianggap memiliki nilai spiritual. Seperti hutan Gunung Padang yang masih alami yang letaknya jauh dari pemukiman tetapi masih memiliki budaya yang masih kental.


1.2         Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini diantaranya:
·         Untuk lebih mengetahui peran hutan.
·         Pembelajaran dalam  melakukan penelitian.
·         Memenuhi tugas mata kuliah biologi.
·         Mengetahui peran hutan sebagai sosial dan budaya.



1.3         Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya:
·         Peran hutan.
·         Filosofi hutan Gunung Padang.
·         Letak hutan Gunung Padang.
·         Pengaruh hutan Gunung Padang terhadap masyarakat.
·         Manfaat hutan Gunung Padang.


1.4         Manfaat
Dengan tugas yang diberikan kepada mahasiswa melalui metode observasi menjadikan mahasiswa lebih aktif  dalam mengerjakan tugas dan pendekatan terhadap masyarakat akan lebih dekat karena melibatkan mahasiswa secara langsung dan membawa nama almamater, sehingga tidak hanya mahasiswa yang dikenal masyarakat melainkan juga almamater tersebut. Membuka pemahaman lebih jauh betapa bermanfaatnya hutan begi kehidupan. Mengetahui peran hutan yang masih memiliki nilai sosial dan budaya di daerah tertentu.


1.5    Metode Observasi
Metode yang dilakukan merupakan metode observasi secara langsung ke lapanga (tempat observasi) dan data yang dihasilkan dapat di buktikan secara konkret. Selain penelitian secara langsung, juga melakukan metode wawancara secara langsung dimana narasumber ataupun orang yang diwawancara diantaranya:
-          Tokoh masyarakat
-          Tokoh agama
-          Pemuda
-          Pedagang
-          Petani
-          Kunci hutan gunung Padang 




2        PEMBAHASAN


2.1              Letak Hutan Gunung Padang
Gunung padang terletak di perbatasan Desa Salebu dan Desa Malabar, Kecamatan Majenang Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah. Hutan gunung padang merupaka wilayah yang dikelola oleh PERHUTANI, dimana tumbuhan yang tumbuh lebih dominan yaitu pohon pinus walaupun ada sebagian kecil terdapat tumbuhan lain, yang terletah di bagian puncak hutan gunung padang tersebut yang luasnya sekitar 5 ha.

Jumlah keseluruhan hutan gunung padang mencapai kurang lebih 30 ha. Dengan perincian 25 ha dikelola oleh PERHUTANI, dan 5 ha yang berada di kawasan puncak gunung padang dikelola oleh masyarakat setempat. Orang yang mau berkunjung ke Gunung Padang sebaiknya pada musim kemarau, karena ketika musim hujan jalan menuju areal tersebut susah dilalui.


2.2              Biografi Kunci Hutan Gunung Padang
Kunci hutan gunung padang di pegang oleh Bpk. Harsoyo, beliau berumur 67 tahun, dan memegang sebagai kunci selama 12 tahun sampai sekarang. Beliau keturunan dari :
1.      Bpk. Suranta (ayah)
2.      Bpk. Martasuwita (kakek).
Beliau merupakan penduduk setempat yang mulanya tinggal di kaki hutan gunung padang, beliau merupakan kunci ke 37. Dak Pemegang kunci Gunung Padang harus keturunan asli, dan tidak bisa dipegang oleh orang lain.









2.3              Filosofi Hutan Gnung Padang
Gunung Padang sebelumnya bernama Gunung Cendana yaitu pada masa penjajahan Jepang, dimana pendudukpun masih bertempat tinggal di kaki gunung padang. Bukti peninggalan penjajahan Jepang yaitu dengan adanya “gua Jepang”, karena gunung cendana di kuasai oleh Jepang sehingga diganti nama menjadi Gunung Padang. Selain adanya gua Jepang, ada pula peninggalan benda kuno yang berbentuk balok-balok batu yang berukuran panjang kurang lebih 5 m, lebar 3m dan tinggi 2,5 m yang membentuk tumpukan.

Sampai sekarang masih dipertanyakan apakah itu sebuah candi atau bukan?. Di gunung padang juga terdapat dua bagian tempat keramat, di puncak gunung dan di bagian bawah atau kaki gunung, yaitu makam dari tokoh masyarakat setempat pada zaman dahulu, yang bernama Mbah Buyut, Syeh kuncung, atau Ajar Sakti. Ketiga nama tersebut merupakan nama dari satu orang. Sebelum naik ke atas puncak ataupun masuk kearea pemakaman, orang yang mau kesana harus izin kepada kunci gunung padang. Dan ada sebuah pemandian bagi orang-orang yang mau masuk (peziarah), yang bertujuan untuk menghilangkan hadas.

Tapi sayang Gunung Padang tida bisa direnofasi menjadi sebuah wisata religi, yang mempunyai potensi untuk menjadikan pemasukan daerah setempat. Bahkan tidak hanya wisata religi, karena terdapat sebuah curug dan tempat wisata lain yang ada di gunun padang. Kendalanya adalah konon leluhur zaman dulu yang berda di gunung padang tidak ingin daerah tersebut mengalami pembangunan, bahkan lewat media masa sekalipun, hanya ingin dijunjung oleh anak, cucu, dan orang yang berhati bersih.

Maka dari itu kelestarian hutan Gunung Padangpun masih terjaga, bahkan dimulai dari jalan yang menuju Gunung Padangpun belum mengalami perubahan sampai sekarang.Gunung Padang bisa dikatakan areal ziarah bagi orang-orang yang percaya, tetapi hakikatnya itu hanyalah sebuah wasilah (perantara). Karena makam yang berada di gunun padang tersebut merupakan makam sebuah wali, yang menyebarkan agama islam di daerah tersebut.



2.4              Peran dan Pengaruh Hutan Gunung Padang
Gunung padang berperan penting dalam kehidupan masyarakat setempat  walaupun terletak jauh dari pemukiman penduduk, karena dipercaya dengan adanya makam yang berada di gunung padang bisa memberikan keberkahan, kenyamanan,  dan keselamatan kepada bermasyarakat setempat. Tetapi bukan berarti musyrik dan tidak percaya dengan keagungan Tuhan, melainkan mendo’akan leluhur yang berada di gunung padang hanyalah perantara.

Hakikatnya semua orang yang berziarah ataupun datang memanjatkan do’a hanya kepada Yang Maha Kuasa. Tetapi tidak bisa dipungkiri tidak sedikit orang yang datang kesana hanya untuk meminta ke kayaan, jodoh, dan lain sebaigainya. Ketika orang yang mempunyai niat baik (lurus) peziarah haruz datang terlebih dahulu kepada kunci Gunung Padang. Seorang kuncipun tidak mau bertanggungjawab ketika ada hal-hal lain diluar logika ketika orang yang datang kesana berniat hanya untuk mencari kekayaan lewat jalan yang salah.

Pemuda setempatpun tidak berani berbuat hal-hal diluar batas norma, ataupun menjadikan tempat kumpul-kumpul para pemuda walaupun daerahnya yang nyaman. Konon ketika melakukan hal-hal di luar batas norma akan ada fenomena diluar logika kita. Karena orang yang datang ketempat tersebut harus memiliki niat yang lurus. Selain peziarah para penduduk setempat juga bisa mengambil kayu bakar ataupun sayuran yang bisa di ambil hasil dari hutan Gunung padang tersebut.

Bahkan ada mata air yang tidak pernah berhenti baik musim kemarau ataupun musim hujan, yang sangan berfungsi bagi penduduk setempat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, terutama air berih. Dengan adanya mata air sehingga dibuat menjadi sebuah bak besar yang bisa menyuplai masyarakat setempat dan bisa memperkokoh rasa solidaritar di dalam masyarakat.Tetapi pengaruh yang ditimbulkan adanya kepercayaan masyarakat walaupun belum begitu menyebar luas adanya isu bahwa gunung padang merupakan daeran pesugihan, secara tidak langsung akan menimbulkan citra daerah tersebut tercoreng.   






2.5              Nilai Sosial dan Budaya
2.5.1         Nilai Sosial
Dalam sebuah masyarakat pasti ada nilai sosial yang terkandng samahalnya masyarakat di daerah Gunung Padang, yang memiliki nilai sosial tinggi terlihat dari rasa gotong royong yang terjalin dalam masyarakat. Rasa kepedulian yang tinggi antar sesama, masyarakat setempat bersama-sama menjaga kelestarian hutan gunung padang.

2.5.2        Nilai Budaya
Hutan gunung padang tidak hanya terjaga kelestariannya, tetapi mempunyai nilai budaya yang sangat kuat. Setiap pergantian tahun baru jawa tepatnya tanggal 4 sura’ selalu diadakan sukuran, yang dulunya bertempat di puncak gunung padang kini di pindah di rumah kunci. Karena dipercaya bisa memberikan keberkahan dan keselamatan bagi masyarakat setempat. Hari yang dilarang untuk memasuki kawasan hutan gunung padang khususnya daerah pemakaman yaitu hari sabtu dan selasa.
Selain hari tersebut pengunjung bisa datang tetapi lewat seorang juru kunci Gunung Padang. Terkecuali kepada orang-orang yang mempunyai niat jelek ( sesat) juru kunci tidak mau bertanggung jawab, dan hakikatnya tidak diperbolehkan. Dan ada hal-hal yang lain yang perlu diperhatiakan oleh setiap orang yang datang, diantaranya:
a.       Tidak boleh memakai tutup kepala
b.      tidak boleh memakai alas kaki,
c.       tidak boleh berkata yang tidak baik,
d.      tidak boleh memiliki perasaan (merasa) sombong,
e.       tidak boleh mengambil  gambar.
f.       ketika buang air kecil tidak boleh berdiri dan harus berhadap keselatan, dan tanahnya digali terlebih dahulu.

Sebelum memasuki area pemakaman ataupun orang yang mau berziarah harus membersihkan hadas, bertempat dibawah makam kemudian berwudu baru bisa masuk ke area pemakaman. Dan ketika orang yang tidak percaya akan larangan-larangan itu juru kuncipun tidak bertanggung jawab ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Bahkan mengambil gambarpun tidak bisa sehingga penyusun tidak bisa menyantumkan gambar (foto) dalam makalah ini.Konon fenomena yang pernah terjadi di gunung padang ketika orang yang tidak yakin dengan adanya larangan ataupun kewajiban ketika berada didalam kawasan gunung padang, pernah adanya penampakan seorang anak tidak berbaju, kera berukuran kerbau, dan banyak hal lain yag terjadi diluar batas nalar manusia.

2.6              Manfaat
Hutan merupakan sumber kehidupan banyak manfaat yang dapat diambil dari hasil hutan itu sendiri, baik bagi masyarakat setempat maupun kehidupan luas. Bukti nyata yang dapat diambil ataupun dirasakan oleh kita, hutan merupakan penyuplai terbesar O2(oksigen) bagi kehidupan. Manfaat khusus bagi masyarakat setempat dimana dapat merasakan hasil hutan tersebut baik dari segi ekonomi, dan budaya. Masyarakat bisa mengambil kayu bakar, sayuran, bahkan pohon tahunan. Karena wilayah tersebut tidak semua dikelola oleh PERHUTANI, jika ada kemauan untuk menanam apapun masyarakat bisa menikmati hasilnya.

Sangat terasa dengan adanya mata air asli dari gunung padang, masyarakat tidak risau lagi akan air bersih untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, dan terjalinnya kehidupan bermasyarakat yang haemonis.Dengan adanya makam keramat yang terdapat di gunung padang tersebut menjadikan nilai budaya yang lebih kental dan tidak bertolak belakang dengan aturan agama, yang hakikatnya ketika berziarah itu hanya sebuah perantara, bukan menyekutukan Tuhan.

Nilai budaya dan adat yang dipercayai oleh masyarakat setempat, yang bisa memberikan keberkahan dan keselamatan. Itulah yang menjadi landasan alasan masyarakat setempat untuk mempertahankan nilai budayaa tersebut, karena sampai saat ini  mereka merasakan keberkahan dan keselamatan dalam kehidupan.












3        PENUTUP


3.1              SARAN
Sebagai manusia makhluk yang paling sempurna, sudah seharusnya kita sadar akan kehidupan disekitar, dan akan kelangsungan hidup kita. Tidak seharusnya kita merusak hutan melainkan harus menjaga kelestariannya. Dan ketika suatu hutan memiliki nilai budaya jagan sampai salah mengartikan bahwa hutanlah segala-galanya yang akan berakibat secara tidak sadar telah menyekutukan Tuhan Yang Maha Esa.



3.2              KESIMPULAN
Hutan berperan sebagai penyerap karbon (carbon sink), dan merupakan penyuplai terbesar O2(oksigen) bagi kehidupan akan tetapi kelestarian hutan tidak dapat dijaga dengan baik, pada kenyataannya kini banyak hutan yang di ubah menjadi tempat pemukiman, industri, bahkan dengan sengaja hutan dibakar. Banyaknya hutan homogen seperti, hutan karet, kelapa sawit,  hutan pinus. Yang memiliki daya serap air yang minim dan penguapan yang tinggi.

Nilai budaya dan adat yang dipercayai oleh masyarakat setempat, yang bisa memberikan keberkahan dan keselamatan. kelestarian hutan Gunung Padangpun masih terjaga, bahkan dimulai dari jalan yang menuju Gunung Padangpun belum mengalami perubahan sampai sekarang.Gunung Padang bisa dikatakan area ziarah bagi orang-orang yang percaya, tetapi hakikatnya itu hanyalah sebuah wasilah (perantara). Karena makam yang berada di gunun padang tersebut merupakan makam sebuah wali, yang menyebarkan agama islam di daerah tersebut.
                                





















DAFTAR PERTANYAAN


1.      Kenapa dinamakan Gunung Padang?
2.      Dimanakah letak Gunung Padang?
3.      Berapa luas daerah Gunung Padang?
4.      Tempat apa saja yang terdapat di Gunung Padang?
5.      Pengaruh Gunung Padang terhadap masyarakat, dari sisi positif dan negatif?
6.      Adakah nilai budaya yang terkandung di masyarakat dengan adanya Gunung Padang?
Seperti:
-          Upacara adat
-          Kebiasaan masyarakat
-          Apakah ada larangan ketika masuk daerah tersebut?
-          Pernahkah terjadi kejadian-kejadian diluar logika( kejdian yang tidak wajar) yang dialami oleh masyarakat setempat?
7.      Manfaat apa yang bisa diambil dari hutan Gunung Padang?









DAFTAR PUSTAKA


Otto Soemarwoto. 1989. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan.
Soemarwoto, Idjah. 1988. Biologi Umum I. Jakarta: PT. Gramedia.
Suwasono, Hedi. dkk. 1986. Pengantar Ekologi. Jakarta: CV. Rajawali

0 komentar:

biologi © 2008. This blog is wearing Sederhana, a free XML Blogger Template adopted from Oh My Grid - WP theme by Thomas Arie
Converted to Blogger by Gre [Template-Godown]